Peletakan Batu Pertama MRT Fase II Diundur Januari 2019
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peletakan batu pertama pembangunan awal transportasi massal cepat (MRT) fase II dengan rute Sarinah hingga Kampung Bandan dipastikan mundur karena gagal tender. Tender proyek awal itu sepenuhnya ditawarkan PT MRT Jakarta kepada kontraktor lokal.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim mengatakan, peletakan batu pertama (ground breaking) proyek MRT fase II ini akan dilaksanakan pada Januari 2019. Jadwal itu awalnya direncanakan akhir 2018.
”Target kami, pertengahan Januari mendatang sudah bisa ground breaking dan kontraktor sudah harus membawa peralatan mereka ke lokasi untuk melakukan pekerjaan,” katanya dalam temu media di Gedung Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Selasa (30/10/2018).
Pada proyek awal ini, PT MRT Jakarta membuka tender paket kontrak CP-200 untuk pembangunan konstruksi dinding diafragma (D-Wall) gardu induk listrik seluas 2.000 meter persegi di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Lokasi Monas dipilih karena lahan pemerintah sehingga tidak perlu izin pembebasan lahan.
Sebelumnya, tender paket kontrak CP-200 dibuka pada Agustus 2018. Lima perusahaan kontraktor lokal mendaftar, tetapi hanya satu yang memasukkan dokumen, yaitu PT Trocon Indah Perkasa. Sayangnya, perusahaan itu menggagalkan tender karena kekurangan alat.
”Perusahaan yang mendaftar kemarin hanya punya sedikit peralatan yang dibutuhkan. Kalaupun ada, ternyata sudah dipakai untuk proyek lain. Akibatnya, dari perusahaan itu tidak ada yang bisa menyesuaikan timeline kami,” kata Silvia.
Selain kendala peralatan, standar tinggi yang diterapkan PT MRT Jakarta menjadi kendala bagi kontraktor lokal, terutama untuk hal perizinan.
”Kontraktor lokal ini, katanya, tidak biasa mengurus izin. Padahal, dalam pelaksanaan proyek MRT ini, perusahaan kontraktor harus mengajukan izin ke pemerintah provinsi,” tuturnya.
Meski demikian, pihaknya meyakinkan perusahaan kontraktor lokal agar tidak khawatir akan urusan perizinan. Sebagai pemilik proyek, PT MRT Jakarta juga memastikan akan membantu sebagian perizinan dan melakukan pendampingan.
Hal itu diyakinkan untuk meningkatkan partisipasi lokal. Kesempatan tersebut merupakan negosiasi PT MRT Jakarta dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) sebagai pemberi pinjaman untuk proyek MRT fase II.
”Kesempatan ini bagus untuk transfer pengetahuan dan teknologi,” ujar Silvia.
Jika berjalan sesuai dengan jadwa, pengerjaan konstruksi MRT fase II dijadwalkan selesai akhir 2024 dan bisa mulai dioperasikan di awal 2025. Jalur MRT fase II ini akan memiliki delapan stasiun yang melalui bawah tanah kawasan Ring I dan Kota Tua. (ERIKA KURNIA)