Politisi Kanan Bolsonaro Raih Posisi Presiden Brasil
Oleh
·3 menit baca
RIO DE JANEIRO, MINGGU --- Politisi sayap kanan, Jair Bolsonaro (63), dipastikan memenangi pemilihan umum putaran kedua di Brasil yang digelar Minggu (28/10/2018). Di tengah pesta pora para pemilihnya, muncul peringatan bahwa Bolsonaro ditengarai akan mengikis demokrasi dan mengambil kesempatan untuk perubahan radikal setelah bertahun-tahun gejolak di Brasil.
Di Rio de Janeiro, ribuan pendukung Bolsonaro berkumpul di Pantai Copacabana yang ikonik. Pesta kembang api digelar di tengah sorak sorai massa. Sementara di Sao Paulo, kota terbesar di Brasil, para pengendara mobil membunyikan klakson dan orang banyak merayakannya setelah hasil perhitungan suara diperoleh. Ada juga laporan tentang terjadinya bentrokan antara pendukung dan penentangnya di Sao Paulo.
Pengadilan pemilihan tinggi di Brasil mengatakan Bolsonaro menang dengan perolehan suara lebih dari 55 persen suara, dibandingkan dengan suara yang diraih pesaingnya dari Partai Buruh, Fernando Haddad, dengan perolehan suara di bawah 45 persen. Bolsonaro melaju ke putaran kedua setelah mendapatkan 46 persen suara di putaran pertama pada 7 Oktober lalu, sementara Haddad 29 persen suara. Keduanya unggul atas 13 pesaing lain. Bolsonaro memimpin dalam aneka jajak pendapat beberapa pekan terakhir sebelum putaran kedua digelar.
Berbicara kepada pendukung dari rumahnya di Rio, Bolsonaro menceritakan bagaimana dia ditikam saat berkampanye bulan lalu dan hampir mati. “Saya tidak pernah sendirian. Saya selalu merasakan kehadiran Tuhan dan kekuatan rakyat Brasil," katanya. Bolsonaro, yang berlari pada janji untuk membersihkan Brasil dan membawa kembali "nilai-nilai tradisional," mengatakan dia akan menghormati konstitusi dan kebebasan pribadi. “Itu adalah janji, bukan pesta, bukan kata-kata seorang pria yang sia-sia. Itu janji kepada Tuhan," katanya, berdiri di samping istri dan banyak pendukung yang bersorak-sorai.
Sebagaimana diwartakan, kemuakan warga pada korupsi dan meningkatnya kejahatan menjadi alasan mereka lebih memilih Bolsonaro, mantan tentara berpangkat kapten itu. Anggota Kongres Brasil tujuh periode itu pun berjanji akan menindak kejahatan di sejumlah kota dan wilayah pertanian Brasil dengan memberikan otonomi lebih kepada polisi untuk menembak para penjahat bersenjata. Dia juga berjanji akan mempermudah undang-undang senjata sehingga memungkinkan warga Brasil membeli senjata guna memerangi kejahatan.
Kemenangan Bolsonaro memang mencerminkan kemarahan warga yang muak pada korupsi, kondisi ekonomi, dan maraknya kekerasan di Brasil. "Saya merasa dalam hati saya bahwa segala sesuatunya akan berubah," Sandra Coccato, pemilik usaha kecil berusia 68 tahun, mengatakan setelah dia memilih Bolsonaro di Sao Paulo. "Banyak orang jahat pergi, dan banyak orang baru yang baik sedang masuk. Ada cahaya di ujung terowongan."
Ucapan selamat
Usai dipastikan memenangi pemilu kali ini, Bolsonaro melalui Facebook Live mengungkapkan dirinya telah menerima ucapan selamat dari beberapa pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump. Hal itu dibenarkan pihak pemerintah AS, sebagaimana diungkapkan juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, dalam sebuah pernyataan resmi.
"Presiden Trump menelpon Presiden terpilih Bolsonaro dari Brasil malam ini untuk memberi selamat kepadanya dan rakyat Brasil pada pemilihan hari ini," kata Sanders. "Keduanya menyatakan komitmen yang kuat untuk bekerja bersama-sama meningkatkan kehidupan rakyat Amerika Serikat dan Brasil, dan sebagai pemimpin regional, di Amerika," katanya.
Sementara itu, pesaing Bolsonaro, Fernando Haddad dari Partai Buruh, tidak mengakui kemenangan Bolsonaro. Haddad dalam pidatonya berjanji untuk melawan kepemimpinan Bolsonaro. Beberapa pemberontak kelas berat Brasil juga menentang Bolsonaro, dengan alasan bahwa ia adalah risiko langsung bagi demokrasi terbesar keempat di dunia.
“Kami memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan oposisi, menempatkan kepentingan nasional, kepentingan seluruh rakyat Brasil, di atas segalanya," kata Haddad. "Brasil tidak pernah membutuhkan latihan kewarganegaraan lebih dari sekarang." Dia kemudian menambahkan, "Jangan takut. Kami di sini. Kami bersama kalian!" (AP/AFP)