JAKARTA, KOMPAS - Ekspektasi konsumen Indonesia ketika berbelanja melalui platform e-dagang semakin bervariasi. Pelaku industri pun terus berinovasi untuk menjawab perubahan tersebut.
Industry Lead, Digital Natives dari Facebook, Arjun Sarwal, dalam paparannya pada konferensi pers Shopee 11.11 Big Sale di Jakarta, Rabu (24/10/2018), mengatakan, teknologi memudahkan konsumen untuk memperoleh pengalaman lebih ketika berbelanja daring. Ekspektasi mereka pun meningkat.
“Temuan itu diperoleh dari kajian yang dilakukan Facebook terkait tren belanja daring akhir tahun di Asia Tenggara dan Indonesia,” kata Sarwal.
Terjadi beberapa perubahan preferensi perilaku masyarakat, terutama pengalaman dan kepraktisan berbelanja, serta menemukan referensi produk. Sebanyak 80 persen konsumen menyatakan, pengalaman berbelanja yang menyenangkan sangat penting baik dari pelayanan atau pun kualitas produk.
Sebanyak 62 persen konsumen kebutuhan sehari-hari berharap agar brand menawarkan pengalaman belanja sekali klik di masa depan. Sedangkan 51 persen konsumen lainnya menginginkan perusahaan mengantisipasi kebutuhan mereka dengan membuat referensi produk yang relevan.
Menurut Sarwal, hal yang membedakan konsumen Indonesia dan Asia Tenggara dari negara lainnya adalah karakter mereka sangat sosial ketika mengakses internet. Konsumen e-dagang kerap meminta rekomendasi berbelanja dari keluarga dan teman.
Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja mengatakan, pelaku usaha terus berinovasi untuk meningkatkan kualitas keterlibatan pengguna. Salah satunya dengan mengadakan penjualan tema tertentu (penjualan tematik) secara berkala dalam satu tahun. Variasi digunakan agar konsumen tak beralih ke platform pesaing.
“Kali ini, Shopee akan mengadakan Shopee 11.11 Big Sale mulai 25 Oktober,” tuturnya. Dalam kegiatan tersebut, konsumen akan ditawarkan promosi, seperti potongan harga dan permainan ketika mengakses platform.
Handhika melanjutkan, kegiatan tersebut sangat diminati para konsumen. Pada acara serupa yang telah digelar, yakni 9.9 Super Shopping Day, Shopee mencatat lebih dari 5,8 juta transaksi dalam 24 jam pada hari terakhir kampanye.
Wakil Direktur Direktorat Kerjasama Luar Negeri ASEAN Kementerian Luar Negeri Rizki Safary mengatakan, platform e-dagang telah berkontribusi dalam membangun ekonomi bangsa dan ASEAN secara keseluruhan.
“Di kawasan ASEAN, karakter ekonominya adalah sekitar 96 persen usaha berbentuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” ucapnya mewakili Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN di Kemlu Jose Antonio Morato Tavares. Kisaran kontribusi UMKM terhadap negara-negara ASEAN adalah 30-60 persen.
Saat ini, terdapat enam negara ASEAN yang menjadi pasar besar transaksi e-dagang. Beberapa negara tersebut adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Diperkirakan, tuturnya, nilai transaksi perdagangan melalui platform e-dagang akan mencapai 200 miliar dollar AS sebelum 2025. Itu karena jumlah pasar yang mencapai sekitar 600 juta orang dan peningkatan jangkauan internet.
Visual
Sarwal menyampaikan, konsumen Indonesia kini lebih memilih berinteraksi dalam format visual. “Bahkan, format tersebut juga mendekatkan mereka terhadap brand,” katanya.
Masih menggunakan kajian Facebook, sebanyak 52 persen menyatakan tertarik terhadap produk atau brand tertentu setelah melihatnya dalam Instagram Stories, salah satu fitur media sosial Instagram yang akan menghilang setelah 24 jam.
Kondisi itu juga tidak terjadi di Indonesia, tetapi juga secara global. Saat ini, terdapat 400 juta pengguna aktif Instagram Stories. Sebanyak 4,5 miliar foto dan 1 miliar video dibagikan melalui WhatsApp. Ditambah lagi, terdapat 150 juta pengguna aktif Facebook Stories.