JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan Umum Perikanan Indonesia atau Perum Perindo menargetkan ekspor perikanan tahun 2018 naik 736,14 persen, yakni dari 83 ton pada 2017 menjadi 694 ton. Nilai ekspor tahun ini ditargetkan mencapai 6,82 juta dollar AS.
Direktur Utama Perum Perindo Risyanto Suanda, saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (5/10/2018), mengemukakan, pihaknya berupaya mendorong ekspor di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Negara tujuan ekspor utama tahun ini ialah Amerika Serikat, China, Eropa, Jepang, dan Vietnam.
Awal Oktober 2018, BUMN bidang perikanan itu mengirim empat kontainer produk olahan ikan dan hasil laut ke AS, Denmark, dan Vietnam masing-masing 18 ton dari Pelabuhan Makassar serta China 22 ton. Dari ekspor tersebut, pendapatan Perum Perindo sekitar 416.000 dollar AS atau Rp 6 miliar.
”Komitmen kami (Perum Perindo) menambah devisa dari ekspor produk perikanan,” katanya.
Hingga September 2018, Perum Perindo mencatat realisasi ekspor sebanyak 392,3 ton atau senilai 4,89 juta dollar AS. Komoditas andalan ekspor adalah ikan laut, antara lain mahi-mahi, kerapu, gurita, kakap, dan tuna. Ikan yang diekspor berupa ikan beku dan olahan.
Sekretaris Perusahaan PT Perindo Agung Pamujo mengemukakan, tahun 2019 pihaknya menargetkan ekspor 2.000 ton atau setara 22 juta dollar AS. Beberapa komoditas lain yang didorong antara lain gurita, cumi-cumi, dan sotong dengan negara tujuan ekspor antara lain Eropa dan Jepang.
Kenaikan ekspor akan disumbang dari, antara lain, sumber daya ikan yang melimpah serta kesiapan alat produksi hasil investasi Perum Perindo ataupun kerja sama dengan pihak lain, berupa kapal ikan, unit pengolahan ikan, dan gudang pendingin.
Untuk memasok ikan ke AS, Denmark, dan Vietnam dari Makassar, pihaknya bekerja sama dengan 300 nelayan. ”Kapal Perindo lebih dioperasikan untuk pengangkutan,” ujarnya.
Sementara itu, pengolahan ikan berada di Rembang, di samping bekerja sama dengan industri pengolahan di Makassar, Cirebon, dan Ternate.