Usaha Berbasis Syariah Tingkatkan Ekosistem Ekonomi Halal Indonesia
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bisnis berbasis syariah merupakan salah satu bidang yang dapat mendorong ekosistem ekonomi halal di Indonesia ke arah yang lebih baik. Meski demikian, para pelaku harus dibina sejak awal kemunculannya agar tidak terhenti di tengah jalan. Selain itu, mereka juga harus memiliki wadah untuk menjalin koneksi dengan konsumen potensial, baik lokal maupun mancanegara.
Kepala Departemen dan Ekonomi Syariah Bank Indonesia Muhammad Anwar Bashori mengungkapkan, untuk meningkatkan kondisi ekosistem ekonomi halal Indonesia, diperlukan literasi warga terhadap perekonomian syariah. Hingga kini, kebanyakan masyarakat menganggap sistem ekonomi itu hanya mencakup bank-bank yang menganut prinsip syariah dalam transaksinya.
”Padahal, industri perekonomian syariah itu bermacam-macam, mulai dari bank syariah, pakaian muslim, hingga makanan halal,” ujar Anwar saat ditemui di Jakarta pada Kamis (4/10/2018) sore.
Anwar mengatakan, para pelaku usaha halal harus dibina sejak awal kemunculannya. Pembinaan itu dapat dilakukan oleh berbagai pihak baik pemerintah, swasta, maupun individu. Hal ini berguna agar calon pengusaha dapat memahami prinsip usaha syariah.
Pembinaan yang dilakukan pun beragam, mulai dari pengenalan tentang perekonomian syariah hingga cara pembuatan laporan keuangan yang jelas. Proses ini dapat mempersiapkan pengusaha untuk menyelesaikan permasalahan sesuai dengan prinsip ekonomi itu.
”Dengan dibina, pengusaha juga dapat meningkatkan kemampuan dan kapasitas usahanya mulai dari promosi, packaging produk, hingga strategi pemasarannya,” katanya.
Setelah usahanya berjalan, para pelaku usaha juga harus dihubungkan dengan para pemilik usaha syariah lainnya dan juga dengan konsumen potensial.
Menurut perancang busana muslim yang juga pemilik bisnis syariah Vivi Zubedi, hal ini amat penting dilakukan karena banyak pelaku usaha, tidak terbatas kepada pengusaha berbasis syariah, yang memiliki produk bagus tetapi tidak mengetahui cara mendistribusikannya.
”Saya menemukan banyak pengusaha yang belum memiliki koneksi yang bagus untuk menjual produknya. Dengan menyediakan wadah pertemuan antar pemilik bisnis, mereka dapat mempromosikan produk masing-masing dan menjualnya ke pasar yang lebih luas,” kata Vivi.
Vivi juga melanjutkan, jika dilihat dari perannya, usaha syariah di Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Usaha semacam ini dapat meningkatkan kesejahteraan pemiliknya. Oleh karena itu, adanya forum untuk saling berhubungan dan pengembangan untuk bisnis syariah harus dilakukan dengan tepat karena merupakan salah satu potensi terbesar penggerak perekonomian Indonesia.
Selain dari sisi pengusaha, masih banyak hal yang harus dikembangkan agar ekosistem ekonomi halal di Indonesia kondusif. Sisi infrastruktur seperti kawasan industri khusus barang halal harus didorong perkembangannya supaya meningkatkan jumlah produksi.
”Infrastruktur lain seperti logistik juga harus ditingkatkan. Contohnya, untuk pengangkutan daging ada beberapa tipe kontainer yang tidak boleh digunakan. Dari sisi ini akan muncul bisnis baru, yaitu pengangkutan barang secara halal,” tuturnya. (LORENZO ANUGRAH MAHARDHIKA TELLING)