JAKARTA, KOMPAS — Kawasan transit oriented development pertama di Jakarta akan dibangun di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan. PT Mass Rapid Transit (MRT) yang membangun TOD ini menggunakan desain TOD yang modern dan ramah lingkungan yang diciptakan pemenang lomba desain.
Dalam Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 44 Tahun 2017 tentang Pengembangan Kawasan TOD, fungsi sarana ini adalah menjadi tempat integrasi transportasi massal yang terpusat. Hal ini bertujuan agar memudahkan warga, khususnya perempuan hamil, lansia, dan penyandang disabilitas. Tempat ini dapat berupa taman, jalan layang, dan ruangan yang dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah menunjuk PT MRT Jakarta untuk membangun dan bertanggung jawab atas TOD. Sesuai rencana, pembangunan TOD dibangun di Jalan Sudirman dan akan bernama TOD Dukuh Atas. Lokasi TOD itu berada di Jalan Sudirman yang menghubungkan Stasiun MRT Dukuh Atas, Stasiun Commuter Line (KRL) Sudirman, Stasiun BNI 46 (Stasiun Bandara), dan Halte Transjakarta Dukuh Atas.
Direktur Utama MRT Jakarta William P Sabandar mengatakan, TOD ini diharapkan menjadi tempat yang laik bagi warga yang beraktivitas di kawasan Sudirman-Thamrin untuk mengakses berbagai transportasi di sekitar situ. Selain itu, TOD harus nyaman, ramah, dan aman bagi warga. Pemprov DKI dan PT MRT Jakarta akan menyediakan restoran, kafe, dan tempat rekreasi, yang akan dijaga 24 jam.
”Kami berharap TOD dapat menjadi tempat yang nyaman dan interaktif bagi semua warga,” kata William P Sabandar di Menara UOB, Kamis (27/9/2018) malam.
Sebelum membangun tempat itu, PT MRT bersama Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) mengadakan sayembara desain TOD yang dibuka untuk umum. Lomba tersebut disambut baik oleh warga. Ini terbukti ada 51 orang menjadi kontestan. Untuk mendapatkan yang terbaik, peserta diseleksi dewan juri dari IAI menjadi enam besar. Para finalis itu karyanya dipamerkan di Menara UOB.
Dalam sayembara ini, pemenang pertama diraih oleh Risa Promida dan timnya dengan nama konsep Regreeneration Jakarta. Konsep yang disediakan Risa yakni, modern, ramah lingkungan, dan bebas dari asap rokok. Di dalamya terdapat bangunan gaya Eropa dan Indonesia.
Sedangkan Muhammad Thamrin dan timnya menjadi pemenang kedua, diikuti oleh Sampurna dan timnya dengan konsep bernama Urban Acupuncture.
Muhammad Thamrin mengklaim desain yang dibuatnya mengedepankan inovasi yang modern tetapi ramah lingkungan. Muhammad menceritakan, TOD akan terpusat di bawah jalan layang dan akan dipenuhi dengan pohon-pohon.
Menurut rencana, di dalam desain TOD miliknya akan tersedia banyak tempat duduk layaknya kafe. Hal itu dibangun agar warga betah di dalamnya. Bukan hanya itu, Muhammad mendesain banyak eskalator agar memudahkan lansia, perempuan hamil, dan penyandang disabilitas.
”Desain yang saya buat memiliki gaya modern, elegan, dan alamiah. Desain ini bernama Taman Transit Dukuh Atas,” kata Muhammad.
Pembangunan TOD disambut baik warga, yakni Romi (23), warga Jakarta Selatan. Ia berharap pembangunan TOD mampu memberi solusi bagi warga yang kesulitan mendapatkan transportasi. Ia berharap pembangunan TOD dibarengi dengan perbaikan sistem pembayaran transportasi. Ia menginginkan sistem pembayaran dipusatkan pada satu kartu agar lebih praktis.
Romi berharap transportasi yang terintegrasi beroperasi 24 jam. Pasalnya, ia sering tidak kedapatan transportasi setelah pukul 23.00.
”Saya berharap MRT menjadi solusi yang baik dalam transportasi. Saya ingin menggunakan transportasi yang nyaman, aman, dan lancar,” kata Romi.
Kondisi saat ini di Stasiun Dukuh Atas, di dalamnya belum dipasang eskalator. Akan tetapi, ruangan-ruangannya sudah dibangun. Nantinya, warga akan naik kereta di lantai 3 basement. Adapun lantai dua digunakan untuk kantor pelayanan, restoran, dan kafe.
Setiap malam, MRT melakukan uji coba melintasi Stasiun Dukuh Atas dengan rata-rata kecepatannya 25 kilometer sampai 100 kilometer per jam. Akan tetapi, uji coba ini masih dilakukan kontraktor PT Sumitomo Indonesia. Sebab, PT MRT Jakarta dan PT Sumitomo Indonesia belum melakukan serah terima.
Lahan untuk TOD saat ini baru dipasang tangga. Tangga itu sudah bisa digunakan warga menyeberang dari Jalan Blora menuju Stasiun Sudirman ataupun Stasiun BNI 46.
Hampir selesai
William Sabandar mengatakan, persiapan operasi MRT fase 1 secara keseluruhan sudah mencapai 96,53 persen. Artinya, MRT sudah bisa beroperasi dengan maksimal.
Untuk saat ini, PT MRT saat ini masih mempersiapkan pekerjanya, yang terdiri atas orang muda. Mereka akan bertugas menjadi operation control center (OCC). Fungsi OCC mengatur jalannya MRT di sebuah stasiun. OCC juga bertugas mengatur sinyal, mesin, dan sistem tiket.
Selain mempersiapkan sumber daya manusianya, PT MRT juga mengoptimalkan kereta, sistem sinyal, dan rel. Berdasarkan target, MRT akan beroperasi pada Maret 2019.
”Kami juga masih mengajukan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, tarif MRT Rp 8.500 per kilometer,” kata William.
Keamanan diperketat
Pascavandalisme PT MRT Jakarta memperketat keamanan di depo Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Bersama dengan kontraktor, PT MRT menambah personel keamanan, mempertinggi tembok yang berseberangan dengan akses warga, memasang duri di bagian atas dinding, dan menambah kamera pemantau (CCTV). Kamera CCTV yang semula berjumlah 4 unit kini menjadi 14 unit.
PT MRT Jakarta sampai saat ini masih menunggu kabar dari tim gabungan Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Selatan, dan Polsek Cilandak. Langkah yang dilakukan pihak kepolisian, berjaga di sekitar depo dan mengidentifikasi pelaku dari CCTV gedung sekitar depo. (JOHANNES DE DEO CC)