Presiden Joko Widodo meminta agar pembangunan Tol Depok-Antasari dipercepat penyelesaiannya. Dengan adanya tol ini, mobilitas orang maupun barang bisa semakin cepat.
Oleh
Dian Dewi Purnamasari/FX Laksana/Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Tol Depok-Antasari atau Desari semula direncanakan selesai dan beroperasi pada 2021. Kemarin, Presiden Joko Widodo berharap, pembangunan Desari tuntas 2019.
”Semuanya sampai 2019 saja, jangan lama-lama,” kata Presiden dalam pidato peresmian Jalan Tol Antasari-Depok seksi 1 di Gerbang Tol Cilandak Utama, Jakarta, Kamis (27/09/2018).
Presiden didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri PPN/Bappenas Bambang PS Brodjonegoro, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Total panjang tol Desari dari Antasari sampai Bojonggede adalah 21,6 kilometer. Yang diresmikan Presiden adalah tol dari Antasari atau tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) sampai Brigif sepanjang 5,8 km.
Lanjutannya, yakni Brigif-Sawangan sepanjang 6,3 km konstruksinya sudah 29,7 persen dengan pembebasan lahan sekitar 79,63 persen. Ruas ini direncanakan beroperasi Juli 2019.
Berikutnya, antara Sawangan-Bojong Gede sepanjang 9,5 km direncanakan beroperasi pada Januari 2021.
Percepatan pembangunan, menurut Presiden, bisa dicapai melalui kerjasama yang baik antara swasta dan BUMN. Hal ini pula yang terjadi pada pembangunan tol Desari seksi 1.
Pengelola ruas tol Depok-Antasari, PT Citra Waspphutowa, dimiliki oleh swasta yakni PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (62,5 persen), bersama dua BUMN yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk (25 persen) dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (12,5 persen).
Pada kesempatan tersebut, Basuki mengatakan, tol Depok-Antasari sejajar dengan tol Jagorawi. Tol Depok-Antasari direncanakan akan diteruskan sampai ke Selabenda, Kabupaten Bogor, sehingga total panjangnya menjadi 28 km.
Penambahan ruas tersebut akan dikerjakan oleh PT Citra Waspphutowa setelah dilakukan amandemen perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) dengan masa konsesi 40 tahun. Dengan demikian, masyarakat yang menuju Bogor atau sebaliknya memiliki pilihan jalan tol selain Jagorawi.
Tarif
Terkait dengan tarif ruas, lanjut Basuki, pemerintah masih menghitungnya. Di satu sisi pemerintah ingin menekan biaya logistik, sementara tol tersebut akan digunakan oleh masyarakat sekitar.
“Kami akan coba maksimal Rp 1.500 per km. Jadi untuk 5,8 km ini, bayarnya sekitar Rp 7.500 sampai Rp 9.000. Sekarang kami sosialisasikan dulu selama satu minggu,” kata Basuki.
Setelah tol Depok-Antasari (Desari) seksi I diresmikan, warga Jakarta Selatan dan Depok bisa lebih mudah mengakses tol lingkar luar (JORR). Namun, kendalanya adalah akses jalan arteri pendukung yang masih sempit di pintu keluar tol.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Dadang Wihana mengatakan, karena baru sepanjang 5,8 km yang dibuka, maka hanya wilayah Andara dan Brigif yang bisa memanfaatkan jalan tol itu.
Dishub Depok telah mengusulkan ke Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) agar saat uji coba hanya diperuntukkan bagi kendaraan kecil. Pasalnya, infrastruktur pendukung, terutama jalan setelah pintu keluar tol di Andara dan Brigif masih sempit. Jalan hanya selebar delapan meter dan maksimal dilewati dua mobil yang berpapasan. Dikhawatirkan, jika kendaraan barang diperbolehkan masuk ke tol, maka terjadi kepadatan di jalan arteri pendukung.
Secara umum, keberadaan jalan tol tersebut akan mengurangi beban kendaraan di Jalan Raya Sawangan dan Jalan Margonda. Kendaraan dari arah Sawangan, bisa langsung masuk ke jalan tol Desari sebagai alternatif menuju Jakarta. Hal ini berdampak positif bagi warga, terutama di kawasan Limo dan Cinere.
“Lalu lintas di daerah Sawangan Timur akan terkurangi, begitu pula di Margonda, karena banyak yang lewat tol. Nah, memang kendalanya nanti di exit tol Andara dan Brigif itu perlu buka-tutup jalan karena memang jalan pendukungnya masih sempit,” kata Dadang.
Menurut Dadang, pemerintah pusat telah memikirkan pelebaran jalan untuk mendukung operasional jalan tol Desari melalui pelebaran jalan di sekitar Jalan Cinere Raya, Andara, dan Brigif. Pelebaran dan pembangunan jalan di kawasan itu merupakan kewenangan dari pemerintah pusat. Pemda Depok dan Pemprov DKI hanya membantu memfasilitasi.
Sementara itu, Camat Cilandak Tomy Fudihartono menambahkan, keberadaan tol Desari seksi I mempermudah akses warga Jakarta khususnya kawasan Jagakarsa dan Depok untuk mengakses tol JORR. Selama ini, orang harus melewati Jalan Margonda ataupun Jalan Raya Pasar Minggu untuk bisa mengakses tol JORR. Kini, warga bisa melewati Jalan Brigif sebelum masuk melalui akses pintu tol Desari.