NU Imbau Pendukung Masing-masing Capres Saling Menghormati
Oleh
DODY WISNU PRIBADI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Nahdlatul Ulama mengimbau kepada masing-masing pendukung calon presiden dan calon wakil presiden untuk saling menghormati serta jangan saling mengolok. Meski kontestasi dalam Pemilihan Presiden 2019 ini sudah terasa kerasnya di kalangan para pendukung masing-masing calon, hendaknya persaingan tersebut tak membuat perpecahan bangsa.
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf saat menghadiri pelantikan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur di Pondok Pesantren Denanyar, Jombang, Selasa (18/9/2018), mengakui, bahkan di kalangan warga nahdliyin sekalipun, setidaknya ada tiga kelompok dalam menyikapi Pemilihan Presiden 2019. Kelompok pertama adalah pendukung pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Kelompok kedua adalah pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan kelompok ketiga yang belum memberikan dukungan kepada calon pasangan yang ada.
Saifullah pun mengimbau agar kiai-kiai di lingkungan NU tak mengeluarkan pernyataan mengolok kelompok yang berseberangan dengan dukungannya. Meski ada tiga kelompok di lingkungan warga nahdliyin, Saifullah meminta mereka tetap menjaga persatuan serta mempertahankan suasana harmonis.
”Agar kiai pendukung tidak mengeluarkan pernyataan atau olokan yang di luar batas terhadap lawan politiknya. Mari kita hormati pilihan masing-masing,” kata Saifullah.
Menurut Saifullah, kontestasi Pemilihan Gubernur Jawa Timur bisa menjadi contoh yang baik. Saat itu Saifullah yang maju sebagai calon gubernur bersaing dengan Khofifah Indar Parawansa yang akhirnya memenangi pertarungan. Baik Saifullah maupun Khofifah merupakan tokoh NU yang juga didukung kiai-kiai besar di lingkungan organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut. Namun, seusai Pilkada Jawa Timur, suasana di provinsi tersebut tetap terjaga keharmonisannya.
Ia pun meminta, setelah PWNU Jawa Timur mendukung suksesnya Pilkada Jawa Timur, diharapkan organisasi ini juga mendukung kelancaran Pilpres 2019.
Menurut Saifullah, dalam sejumlah kesempatan, pada Pilpres 2019 ini, pernyataan yang dikeluarkan masing-masing pendukung terasa sangat keras. Kedua belah pihak memunculkan pernyataan dengan nada keras dalam menyikapi masalah yang sama.
Bahkan, terkadang yang muncul adalah olok-olok yang tak pantas. Saifullah mencontohkan saat seorang yang bergelar ustaz justru mengkritik calon wakil presiden Ma’ruf Amin yang merupakan ulama dan memimpin Majelis Ulama Indonesia. Saifullah mengatakan sudah meminta ustaz yang bersangkutan agar meminta maaf karena menilai sikapnya dianggap melampaui batas.
Saifullah, yang juga mantan Ketua Umum GP Ansor ini, juga menilai dugaan persekusi yang dialami ustaz Abdul Somad tak seharusnya terjadi. ”Saya sudah meminta agar Banser (Barisan Ansor Serbaguna) bersikap tabayun (klarifikasi) untuk meluruskan kembali hubungan ustaz Abdul Somad dengan Banser,” kata Saifullah.
Sementara itu, Ketua PWNU Jawa Timur yang baru, Kiai Marzuki Mustamar, yang menggantikan Kiai Mutawakil Alalah menyatakan akan turun ke bawah mendengar langsung keluhan warga nahdliyin. Ia mengaku akan menjadwalkan kunjungan ke semua pengurus daerah untuk membangun konsolidasi organisasi.
Dalam rencana program kerja ke depannya, Marzuki mengaku mengupayakan agar di setiap kabupaten di Jawa Timur, NU memiliki rumah sakit.