Akses ke Bandara Soekarno-Hatta Terganggu Pelebaran Jalan
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Aktivitas pelebaran ruas Jalan Raya Perancis, Kelurahan Jatimulya, Tangerang, Banten, memicu kemacetan panjang di beberapa akses ruas jalan menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Ratusan truk pengangkut tanah yang melintas untuk menuju daerah reklamasi Teluk Jakarta semakin menambah parah kemacetan.
Pengamatan Kompas, Jumat (14/9/2018), kemacetan itu juga mengular ke sejumlah akses jalan arteri lain menuju bandara. Jalan Raya Perancis dan Jalan Raya Dadap adalah dua ruas jalan arteri yang dilanda kemacetan terparah. Sejumlah jalan arteri ke bandara yang hanya berukuran lebar sekitar 5 meter membuat truk yang berpapasan harus mengurangi kecepatan.
Akibatnya, sejumlah kendaraan lain yang melintas di ruas jalan itu harus bersabar menunggu ratusan truk pengangkut tanah itu selesai berpapasan. Tak jarang pula pengendara yang lelah terjebak kemacetan memilih beristirahat bersama dengan puluhan truk yang diparkir di tepi jalan.
”Sudah hampir dua minggu tetapi belum rampung,” kata Imah (50), seorang pedagang makanan di pinggir Jalan Raya Perancis. Menurut dia, kemacetan biasanya terjadi mulai pukul 12.00 hingga pukul 22.00. Hal itu bersamaan dengan mulai ramainya truk pengangkut tanah melintas di ruas jalan itu.
Imah mengatakan, sejumlah ruas jalan arteri di wilayah itu kerap dilanda kemacetan sejak dilewati ratusan truk pengangkut tanah yang menuju Teluk Jakarta. Sebagian besar truk yang melewati jalan itu adalah tipe dump truck berkapasitas angkut 15 ton.
”Ratusan truk itu makin menambah parah macet. Kasihan saya lihat orang yang pakai mobil pribadi, pasti capek banget, dikit-dikit ngerem.” ujar Imah.
Saat ini, aktivitas pelebaran jalan terbagi di beberapa titik sepanjang 3 kilometer di sisi utara ruas Jalan Raya Perancis. Minimnya rambu lalu lintas membuat pengendara yang tidak waspada rawan terperosok ke tepi jalan yang sedang dikeruk.
”Sering ada motor yang kejeblos waktu lagi nyalip karena enggak tahu kalau sisi kiri itu lagi dikeruk,” kata Rifal (29), pedagang baju di pinggir ruas Jalan Raya Perancis. Ia juga mengatakan, material pasir yang tercecer di badan jalan beberapa kali membuat pengendara sepeda motor terpeleset.
Kondisi terakhir di lapangan menunjukkan, perbaikan jalan itu kemungkinan besar masih akan berlangsung hingga beberapa pekan ke depan. Di sejumlah titik pengerjaan, beberapa pekerja baru saja memulai menggempur bagian jalan yang tadinya merupakan pagar sebuah pabrik di Jalan Raya Perancis.
”Yang paling parah macetnya kemarin malam. Dari pagi sampai saya tutup warung, sekitar pukul 22.00, macetnya belum selesai,” ujar Imah.
Bahkan, kemacetan yang terjadi pada Kamis (13/9/2018) mengular hingga mengganggu akses keluar selepas off-ramp Tol Prof Sedyatmo di Rawa Bokor. Dwimawan Heru dari Humas Jasa Marga mengatakan, tidak menutup kemungkinan hal serupa akan terjadi lagi selama pelebaran jalan belum belum selesai.
Heru mengatakan, Jasa Marga dan pihak kepolisian akan terus berkoordinasi mengantisipasi kemacetan. Sistem buka tutup sementara dan sistem lawan arah atau contra-flow juga disiapkan jika kemacetan terjadi lagi hari ini.
Heru menolak berkomentar ketika ditanya tentang kapan pelebaran jalan itu akan selesai. ”Itu masuk wilayah arteri, jadi bukan lagi wewenang kami untuk memberi keterangan,” katanya. (PANDU WIYOGA)