OK OCE Siap ke Tingkat Nasional
JAKARTA, KOMPAS - Peluang usaha yang menjanjikan membuat program One Kecamatan One Center for Enterpreneurship (OK OCE) banyak diminati masyarakat. Berawal dari program yang dijalankan di lingkup Provinsi DKI Jakarta, kini program itu mulai melebarkan sayap di kancah nasional. Sebanyak 5 juta wirausaha baru dalam 5 tahun menjadi target gerakan ini.
Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO) yakin untuk mengembangkan program hingga ke tingkat nasional adalah OK OCE diminati oleh masyarakat seluruh Indonesia.
"Masyarakat yang sudah daftar OK OCE hingga hari ini 50.973 orang, yang tersebar di semua provinsi di Indonesia," ujar Ketua Umum PGO Faransyah Agung Jaya di Kantor PGO OK OCE, Jakarta Selatan, Kamis (6/9/2018).
Untuk pelaksanaan program OK OCE Nasional PGO berencana akan menggandeng pemerintah daerah. Faran berharap setiap kecamatan di Indonesia memiliki satu pusat pelatihan bagi wirausaha yang bergabung. Dengan begitu akses untuk pelatihan menjadi lebih mudah.
Terkait dengan perizinan usaha PGO akan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memberikan kemudahan bagi wirausaha dalam hal perizinan. "Setelah perizinan pemasaran juga akan dibantu oleh PGO melalui katalog yang ada di laman resmi OK OCE dan juga katalog daring milik Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) ," tambah Faran.
Pelatihan keuangan
Pelatihan keuangan menjadi hal yang sangat diperlukan oleh para wirausaha, hal tersebut karena tanpa pencatatan keuangan yang jelas untung dan rugi tidak dapat diketahui. Selama ini, salah satu kelemahan pengusaha adalah tidak mencatat laporan keuangan mereka, dengan begitu sulit untuk dimonitor dan dievaluasi.
Pelatih yang nantinya akan melatih para wirausaha juga akan diberi pembekalan terlebih dahulu oleh PGO sehingga dapat dipastikan bahwa pelatih memiliki kompetensi.
Para wirausaha juga akan didampingi sampai mereka melalui tahapan terakhir. Adapun tahapan yang harus dilalui oleh para wirausaha ada 7, yaitu pendaftaran, pelatihan, pendampingan, perizinan, pemasaran, pelatihan keuangan dan permodalan.
Wirausaha yang nantinya sudah mencapai 6 tahapan tersebut akan ditawari modal dari para mitra. Modal tersebut nantinya bisa dipakai oleh wirausaha OK OCE untuk mengembangkan usahanya. Mitra yang nantinya akan membantu para wirausaha OK OCE ini kemudian juga tak kalah penting, PGO harus menjaring sebanyak-banyaknya mitra untuk bergabung.
Sejauh ini baru 42 mitra yang tergabung dalam gerakan OK OCE ini. Jumlah ini diharapkan bisa terus bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah peminat OK OCE ini.
Evaluasi
Selama berjalan lebih kurang 2 tahun terakhir, program ini diterapakan di DKI, ada beberapa hal yang perlu dijadikan bahan evaluasi sebelum OK OCE goes to nasional ini dijalankan. Salah satunya adalah bagaimana mengatur agar sinergitas empat pilar OK OCE yang terdiri dari masyarakat, komunitas, pemerintah dan swasta berjalan dengan baik. Jika sudah ada sinergitas, keberlanjutan program akan menjadi lebih mudah tercapai.
Menurut dia, ada beberapa hal yang perlu dijadikan bahan evaluasi sebelum OK OCE goes to national ini dijalankan. Salah satunya, bagaimana memperbaiki sinergitas empat pilar OK OCE yakni masyarakat, komunitas, pemerintah, dan swasta. Jika ada sinergitas, keberlanjutan program lebih mudah tercapai.
Faran mengatakan bahwa setiap pilar memiliki tantangannya masing-masing untuk bisa bersinergi. Pilar masyarakat, misalnya, memiliki tantangan yakni mengubah pola pikir bahwa OK OCE memberikan modal usaha, tidak sepenuhnya benar. Masyarakat harus mengikuti tahapan-tahapan, sebelum mendapat modal.
Mengubah pola pikir masyarakat diakui sebagai tantangan oleh salah satu wirausaha OK OCE yang saat ini juga menjadi pelatih OK OCE, Esti Ginting (43). Kebanyakan wirausaha tidak beorientasi sebagai pengusaha tetapi cenderung hanya puas sebagai pedagang.
"Kadang jika sudah terlena dengan hasil atau keuntungan, mereka (para wirausaha) tidak mengurus perizinan, lupa atau tidak mau membuat laporan keuangan, dan malas menemui mentor untuk berkonsultasi. Dengan begitu, sulit untuk berkembang ke level selanjutnya," papar Esti.
Salah satu pengusaha muda yang bergabung dalam program OK OCE Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Ayra Anargya Taurashifa (14) mengatakan, salah satu yang perlu menjadi bahan evaluasi OK OCE sebelum dinasionalkan adalah promosi.
"Selama ini, saya masih kesulitan dalam hal promosi. Saya berharap, ada bantuan dari segi promosi dari PGO," papar Ayra.
Amalia Dwi (43), wirausaha binaan OK OCE Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, berpendapat, kurangnya koordinasi antardinas terkait masih menjadi kendala.
"Misalnya saat ada kegiatan dari dinas, harapannya pakai produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Lalu saat ada bazar, informasi ke pengusaha juga kurang," tambah dia. (Kristi Dwi Utami)