Ma\'ruf: Ketua Tim Kampanye Harus Loyal dan Diterima Koalisi
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Sampai saat ini, pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma\'ruf Amin masih belum menentukan ketua tim kampanye nasional. Meski demikian, Ma\'ruf menyebutkan bahwa kriteria ketua tim kampanye harus mempunyai kapasitas dan dapat mengelola semua aspek pemenangan.
Ma\'ruf Amin mengadakan pertemuan tertutup dengan juru bicara dan tim kampanye nasional Jokowi-Ma\'ruf di Rumah Cemara, Jakarta, Sabtu (1/9/2018). Dalam pertemuan tersebut, turut hadir Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar.
Saat memberikan keterangan kepada wartawan, Ma\'ruf menyampaikan bahwa pertemuan tersebut untuk mengetahui informasi dan segala hal menyangkut tim kampanye nasional.
Ketika disinggung mengenai ketua tim kampanye nasional, Ma\'ruf menyatakan bahwa sejumlah nama masih dipersiapkan dan dimatangkan. Namun, Ma\'ruf masih enggan menyebut siapa nama-nama yang dipersiapkan menjadi ketua tim kampanye.
Meski demikian, Ma\'ruf menyatakan bahwa kriteria ketua tim kampanye harus mempunyai kapasitas dan dapat mengelola semua aspek pemenangan. Selain itu, ketua juga harus mempunyai loyalitas, tidak ada resistensi, dan semua pihak di koalisi menerima nama tersebut.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristianto mengatakan, penentuan ketua tim kampanye nasional sepenuhnya telah diserahkan kepada Jokowi dan Ma\'ruf. Hasto menyebutkan bahwa nama ketua tim kampanye paling lambat akan diumumkan pada 7 September mendatang.
Mempersiapkan landasan
Pada pertemuan di Rumah pemenangan cemara tersebut, Ma\'ruf juga menyampaikan tentang persiapan merumuskan landasan untuk menyongsong era baru di Indonesia.
"Saya bertekad akan membantu Pak Jokowi dalam menyongsong era baru Indonesia sehingga tidak ada disparitas antara yang lemah dan kuat atau miskin dan kaya. Oleh karena itu, landasan ini perlu dipersiapkan seperti pembangunan konglomerasi sesuai dengan sila kelima," ujar Ma\'ruf.
Menurut Ma\'ruf, era kepemimpinan Jokowi telah menyiapkan dan membangun banyak program yang sangat signifikan, seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
"Kami berharap dalam periode kedua jika Pak Jokowi terpilih nanti bisa menyelesaikan persolan konflik ideologi. Ketika bangsa ini sudah utuh maka tinggal membangun ekonomi, kerakyatan, karakter bangsa, penegakan hukum dan pembangunan SDM," kata Ma\'ruf.
Menjaring sejumlah nama
Dalam memperkuat dan meraih kemenangan, tim kampanye nasional Jokowi-Ma\'ruf saat ini telah menjaring sejumlah nama khususnya purnawirawan atau orang yang berlatar belakang TNI. Hal tersebut disampaikan oleh Moeldoko yang juga menjabat sebagai wakil ketua tim kampanye nasional pasangan Jokowi-Ma\'ruf.
"Inti dari ini semua yaitu untuk mencapai kemenangan Pak Jokowi dan sudah banyak tokoh militer yang terdaftar karena satu visi misi. Untuk strategi pemenangan masih kami rahasiakan karena tidak etis jika disampaikan," ungkap Moeldoko.
Salah satu nama tokoh yang kemungkinan besar juga akan merapat ke kubu Jokowi-Ma\'ruf yakni Deddy Mizwar. Merapatnya Deddy sempat mengejutkan publik karena statusnya yang pernah sebagai politisi Partai Demokrat.
Menurut Deddy, saat ini dirinya belum resmi masuk ke dalam tim kampanye Jokowi-Ma\'ruf dan masih melakukan penjajakan. Pernyataan terkait keputusan merapat ke kubu Jokowi-Ma\'ruf atau Prabowo-Sandiaga akan diungkap Deddy pada 21 September mendatang atau sehari usai Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan capres-cawapres yang akan berlaga pada Pilpres 2019.
"Tugas saya di sini yaitu untuk mendampingi Kiai Ma\'ruf dan menyampaikan segala sesuatu yang bersifat kebaikan. Saat ini saya juga masih berkomunikasi dengan Partai Demokrat. Tetapi yang jelas, kita harus mengambil sikap politik pada Pilpres 2019," tutur Deddy.