Bank Investasi Infrastruktur Asia Sediakan Rp 14,5 Triliun
Oleh
FX LAKSANA AS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Bank Investasi Infrastruktur Asia menyediakan jatah pembiayaan bagi Indonesia sampai dengan akhir tahun ini sebesar 1 miliar dollar Amerika Serikat. Jika kurs diasumsikan Rp 14.500 per dollar Amerika Serikat, maka jatah itu lebih kurang Rp 14,5 triliun.
Presiden Bank Investasi Infrastruktur Asia atau Asia Infrastructure Invesment Bank (AIIB), Jin Liqun bersama delegasi menyampaikan hal itu dalam pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/08/2018).
Mendampingi Presiden saat itu adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika.
Kepada wartawan usai pertemuan, Basuki menyatakan, AIIB berkomitmen memberikan pembiayaan atau utang kepada Indonesia untuk pembangunan infrastruktur senilai 1 miliar dollar AS sampai dengan akhir 2018. Proyek yang bisa diajukan antara lain infrastruktur pariwisata, pelabuhan, bandar udara, irigasi, penyediaan air minum, dan jembatan panjang.
Selanjutnya keputusan untuk memanfaatkan sebagian atau semuanya terletak di tangan pemerintah Indonesia. Pemerintah bisa juga tidak memanfaatkan jatah itu sama sekali.
Kalau ingin menarik sebagian atau seluruh jatah pembiayaan, sebagaimana prosedur normal pembiayaan, pemerintah Indonesia harus mengajukan proposal. Paling lambat proposal harus diterima AIIB pada akhir tahun ini. Adapun proyek yang disetujui, bisa dilaksanakan tahun depan.
Saat ini, terdapat tiga proyek yang pembiayaannya dilakukan oleh AIIB melalui Kementerian PUPR. Proyek yang dimaksud adalah Pengembangan Operasional Dam senilai Rp 125 juta dollar AS, proyek rehabilitasi kawasan kumuh senilai 216,5 juta dollar AS, serta proyek modernisasi dan rehabilitasi irigasi strategis senilai 250 juta dollar AS. Semua proyek tersebut merupakan pembiayaan bersama antara AIIB dan Bank Dunia.
Adapun proposalnya akan diajukan Kementerian PUPR dalam waktu dekat mencakup empat proyek. Proyek itu adalah jembatan panjang di sejumlah daerah senilai 355 juta dollar AS, pengembangan jalan nasional di Kalimantan Tengah senilai 250 juta dollar AS, pembangunan sistem pasokan air ke Jatigede senilai 140,62 juta dollar AS, dan instalasi pengolahan air senilai 50 juta dollar AS.
AIIB yang diinisiasi dan berkantor pusat di China secara resmi beroperasi per 16 Januari 2016. Indonesia adalah salah satu pendiri sekaligus negara anggota. Indonesia penyetor modal terbesar ke-8.
Sejauh ini, Indonesia telah meminjam 691 juta dollar AS dari AIIB. Ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pinjaman terbesar ke-2 di antara 66 negara anggota AIIB.
Proposal terakhir dari pemerintah Indonesia yang disetujui oleh AIIB adalah proyek modernisasi dan rehabilitasi irigasi strategis senilai 250 juta dollar AS. Mengutip situs resmi AIIB, Wakil Presiden AIIB DJ Pandian, menyatakan, mengembangkan infrastruktur irigasi di Indonesia akan mendukung dan sejalan dengan usaha pemerintah dalam membangun pertanian yang berkelanjutan dan ketahanan pangan.
"Proyek ini menunjukkan komitmen AIIB dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial ekonomi di Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara,” kata Pandian.