JAKARTA, KOMPAS -- Penyerapan gula di pabrik penggilingan sepanjang 2018 lebih tersendat dibandingkan tahun lalu. Oleh sebab itu, muncul kekhawatiran kelebihan stok gula di gudang.
Kekhawatiran itu diungkapkan oleh Executive Vice President Perusahaan Induk PT Perkebunan Nusantara III Aris Toharisman. "Penyerapan dari pabrik kami seret karena pasar sudah jenuh akibat kelebihan suplai gula konsumsi nasional," ujarnya saat dihubungi, Rabu (29/8/2018).
Sepanjang musim giling 2018 yang dimulai Mei lalu hingga awal pekan ini, produksi gula PTPN secara menyeluruh sudah mencapai 567.711 ton. Namun, akibat tersendatnya penyerapan, sebanyak 489.916,3 ton gula masih berada di gudang.
Dengan laju penyerapan saat ini, Aris memperkirakan, stok di gudang hingga akhir tahun berkisar lebih dari 10 kali lipat cadangan gula. Setiap tahunnya, PTPN mencadangkan 25.000 - 50.000 ton gula untuk stok di luar musim giling atau pada bulan Januari-Mei.
Menurut pengamatan Aris, harga gula lelang saat ini berkisar Rp 9.500 per kilogram (kg) dan harga serapan Bulog sebesar Rp 9.700 per kg. "Tahun-tahun sebelumnya, begitu (gula) diproduksi langsung keluar (terserap). Tahun ini sepertinya tidak sehingga akan ada kelebihan stok di gudang," katanya.
Kondisi ini juga dikhawatirkan oleh Ketua Umum Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (Aptri) Soemitro Samadikoen. Menurutnya, sebanyak 600.000 ton gula petani akan sulit terserap.
Aptri memperkirakan, kelebihan suplai gula kristal putih untuk konsumsi nasional sepanjang 2018 mencapai 3,5 juta ton. Asumsi kebutuhan nasional sebesar 2,7 juta - 2,8 juta ton. Soemitro berpendapat, kelebihan itu berasal dari jumlah gula impor yang melampaui kebutuhan, rembesan gula rafinasi, serta sisa stok gula tahun lalu.
Dengar dulu
Laporan itu disampaikan Soemitro kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Rabu. "Kami dengarkan dulu seperti apa kondisinya," ucap Darmin saat diminta tanggapannya.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, gula mentah yang diimpor untuk konsumsi dan industri mencapai 2,2 juta ton sepanjang semester I 2018. Jika dibandingkan dengan lima tahun ke belakang, angka ini merupakan jumlah impor tertinggi.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, kuota impor gula mentah untuk konsumsi sepanjang 2018 berkisar 1,1 juta ton. Izin impor sebanyak 111.682 ton di antaranya diajukan oleh pabrik gula Badan Usaha Milik Negara (BUMN).