Di saat para atlet Indonesia berjuang di dalam venue Gelora Bung Karno untuk mencapai prestasi tertinggi demi Indonesia, di luar area Gelora Bung Karno tak mau ketinggalan, ada sekitar 50 anak muda menenteng kantung plastik memungut setiap sampah yang berserakan.
Aksi ini merupakan sumbangsih masyarakat Indonesia berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Tergabung dalam gerakan "Kontingen Kebaikan Clean Up Gelora Bung Karno", tanpa dibayar dan tanpa dipaksa, mereka meluangkan waktu untuk berkontribusi melalui kebersihan GBK agar nama baik bangsa tetap terjaga.
Mereka seperti terinspirasi dengan perkataan mantan Presiden Amerika Serikat John F Kennedy, "Jangan tanya apa yang negaramu bisa berikan padamu. Bertanyalah apa yang dapat kau berikan untuk negara".
Wahyu (25) warga asal BSD, Tangerang Selatan, Banten, saat ditemui di Kompleks Asian Festival Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Senin (27/8/2018), mengatakan, sebelum penyelenggaraan Asian Games 2018, ia berpikir keras kontribusi apa yang akan ia berikan demi Indonesia di perhelatan Asian Games 2018. Niatnya berkontribusi dengan menonton atlet-atlet Badminton Indonesia berlaga, urung ia lakukan karena kesulitan mengatur waktu kerja dan kesulitan memperoleh tiket.
Melalui media sosial Instagaram, ia menemukan solusi untuk dapat berkontribusi terhadap kesuksesan penyelenggaraan Asian Games 2018. Baginya turut berpartisipasi untuk kesuksesan Asian Games 2018 adalah sebuah kebanggaan. Kesempatan ini belum tentu dapat ia rasakan lagi di masa yang akan datang.
"Asian Games itu sesuatu yang bersejarah banget. Saya ingin waktu libur saya produktif untuk Indonesia," ucap wanita yang berprofesi sebagai supervisor di salah satu restoran di BSD, Tangerang, itu.
Bersama dengan dua orang temannya, Sinta (21) dan Hanifa (24) mengenakan kostum kaos biru, sembari menenteng kantong plastik putih dengan ukuran sedang, sampah-sampah plastik dan kertas yang ditemui mereka pungut. Saat plastik itu penuh dengan sampah, mereka pun memindahkan ke tempat sampah yang sudah tersedia.
Selain memungut sampah yang ada, tanpa sungkan dan malu, mereka juga mengingatkan setiap pengunjung yang ada di Zona Bhin-Bhin Asian Festival GBK, untuk membuang sampah di tempatnya. Bagi ketiga wanita ini, prestasi Indonesia tidak hanya diukur melalui jumlah keping emas yang diperoleh tetapi juga tingkah laku dan karakter, terutama kesadaran untuk menjaga kebersihan.
"Kami optimistis, Indonesia pasti akan finis lima besar di Asian Games kali ini. Prestasi atlet-atlet Indonesia harus kita lanjutkan di luar arena, dengan menjadi tuan rumah yang baik, ramah, bersih, dan Indah," ucap Sinta, mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Hal serupa dilakukan pegiat media sosial Youtube, Abi Mamesa (32). Baginya menyukseskan perhelatan Asian Games tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal.
"Cara saya berkontribusi untuk kesuksesan Asian Games dengan menjadi relawan. Ini kontribusi paling murah, sederhana dan meriah," ucap lelaki asal Manado, Sulawesi Utara itu.
Ia terlibat dalam aksi yang digagas komunitas Indorelawan.org ini, sejak dua hari yang lalu. Meski aksi memungut sampah baru dilakukan pada pukul 15.00, ia datang lebih awal.
Tujuannya, agar memiliki kesempatan untuk saling menyapa dengan pengunjung baik warga Indonesia maupun warga asing.
Saling menyapa, kata Abi, merupakan salah satu cara yang digunakan untuk saling mengingatkan agar dapat bersama-sama membuang sampah pada tempatnya.
"Kalau sudah akrab tentu saja lebih gampang untuk kita ajak peduli dengan kebersihan," ujar warga Tanah Abang, Jakarta Pusat ini. (STEFANUS ATO)