Sebagian Umat Islam Yogyakarta Salat Idul Adha Pagi Ini
Oleh
Haris Firdaus
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS -- Meskipun pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Rabu (22/8/2018) besok, sebagian umat Islam di Yogyakarta memilih melaksanakan Salat Idul Adha pada Selasa (21/8/2018) pagi ini. Mereka menjalankan Salat Idul Adha pagi ini karena mengikuti pelaksanaan Salat Idul Adha di Arab Saudi.
Salah satu lokasi Salat Idul Adha pada Selasa pagi adalah lapangan parkir Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Pelaksanaan Salat Idul Adha itu digelar oleh Komunitas Rindu Islam, sementara imam dan khatib dalam salat tersebut adalah Kiai Haji (KH) Sigit Purnawan Jati yang merupakan staf pengajar Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Hamfara, Yogyakarta.
Berdasarkan pantauan Kompas, Salat Idul Adha di lapangan parkir Stadion Mandala Krida itu dimulai sekitar pukul 06.45 dan selesai sekitar pukul 07.00. Seusai pelaksanaan salat, KH Sigit Purnawan Jati menyampaikan khotbah di hadapan para jamaah. Berdasarkan perkiraan panitia, jumlah jamaah yang mengikuti Salat Idul Adha itu sekitar 1.000 orang.
Penasihat Komunitas Rindu Islam, Ahmad Sudrajat, menuturkan, pihaknya memilih menjalankan Salat Idul Adha pada Selasa karena mengacu pada keputusan pemerintah Arab Saudi yang menetapkan wukuf di Arafah pada Senin (20/8/2018). Karena wukuf dilakukan pada Senin, Ahmad menambahkan, Hari Raya Idul Adha seharusnya jatuh pada Selasa ini.
Hal ini karena wukuf di Arafah selalu dilakukan pada tanggal 9 Zulhijah dalam sistem penanggalan Islam, sementara Hari Raya Idul Adha jatuh pada 10 Zulhijah.
"Salat Idul Adha menurut pemahaman kami tidak bisa dilepaskan dari pelaksanaan Haji. Ketika pemerintah menetapkan wukuf di Arafah sebagai puncak Haji pada hari Senin yang lalu, maka kami punya pemahaman bahwa 10 Zulhijah ditetapkan pada 21 Agustus," kata Ahmad.
Ahmad menambahkan, perbedaan waktu Idul Adha merupakan sesuatu yang wajar sehingga tidak perlu dipersoalkan. Apalagi, selama ini, perbedaan semacam itu sudah kerap terjadi. "Enggak ada masalah, dalam artian perbedaan itu sesuatu yang wajar. Saya pikir bukan sekali ini terjadi perbedaan," tuturnya.
Dirundung Ujian
Sementara itu, dalam khotbahnya, KH Sigit Purnawan Jati mengatakan, Idul Adha tahun ini dirayakan di tengah kondisi bangsa Indonesia yang dirundung beragam ujian. Salah satu bentuk ujian itu adalah masih banyaknya masyarakat yang terjerat dalam kemiskinan. “Rakyat terus ditimpa nestapa. Kemiskinan. Pengangguran. Harga-harga kebutuhan pokok yang terus melonjak,” katanya.
Selain itu, sejumlah bencana alam juga terjadi di Indonesia selama beberapa waktu terakhir dan menimbulkan banyak korban. “Bencana demi bencana terus mengguncang negeri ini. Yang terkini adalah gempa bumi yang bertubi-tubi di Nusa Tenggara Barat dan Bali,” tutur Sigit.
Di sisi lain, dalam kondisi semacam itu, sejumlah elite politik di Indonesia justru sibuk berebut kekuasaan. “Tampak nyata hasrat untuk saling berebut kekuasaan. Tampak jelas nafsu untuk terus mempertahankan kekuasaan,” ujar Sigit.