Kemkominfo Sediakan 67 Fasilitas Komunikasi Berbasis Satelit
Oleh
Mediana
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika menyediakan sekitar 50 unit telepon berbasis jaringan satelit dan 17 unit fasilitas satelit khusus akses internet di lokasi terdampak gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sarana bantuan tersebut diharapkan mampu menyokong kebutuhan komunikasi di sana.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkapkan hal itu seusai menghadiri uji coba teknologi 5G XL Axiata, Senin (20/8/2018), di kawasan Kota Tua, Jakarta.
Gempa kembali melanda Lombok pada Minggu (19/8/2018) pukul 21.56 WIB. Merujuk laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa bermagnitudo 7,0 berpusat sekitar 30 kilometer timur laut Kabupaten Lombok Timur dengan kedalaman gempa 10 kilometer.
Rudiantara menjelaskan, Kemkominfo telah menghubungi operator telekomunikasi seluler agar pemerintah bisa ikut memantau kondisi infrastruktur telekomunikasi. Pada kejadian dua gempa terdahulu, dia menyebutkan, hanya 10 persen dari 1.700 pemancar telekomunikasi yang hidup. Kesulitan pasokan listrik sempat menurunkan jumlah pemancar yang hidup menjadi tersisa 2 persen.
”Saya belum menerima laporan terkini dari operator. Kuncinya pemulihan pemancar terletak pada sukar tidaknya pasokan listrik. Ini di luar pemancar yang benar rusak karena menaranya remuk kena gempa,” tuturnya. Waktu tanggap darurat ditetapkan hingga 26 Agustus 2018.
Direktur Teknologi PT XL Axiata Tbk Yessie D Yosetya mengemukakan, pihaknya mempunyai sekitar 900 pemancar. Minggu malam, saat kejadian, seluruh pemancar tersebut terganggu. Tim segera melakukan pemulihan. Hasilnya, Senin pukul 10.00, jumlah pemancar yang kembali menyala sebanyak 400 unit. Pada pukul 13.00, jumlah pemancar yang aktif bertambah menjadi 700 unit.
Yessie tidak bisa memastikan apakah hingga sore ini semua pemancar XL Axiata bisa pulih total. Menurut dia, kendala pemulihan lagi-lagi terkait pasokan energi.
”Ada titik-titik di lokasi gempa yang susah diakses kendaraan. Padahal, kami memiliki pemancar di sana. Tim kami pun harus mengurus keluarganya terlebih dahulu,” lanjutnya.