Beijing Kecam Keras Orasi oleh Aktivis Demokrasi Hong Kong
Oleh
Retno BIntarti
·3 menit baca
China dan Pemerintah Hong Kong mengecam kegiatan di Klub Pers Asing (FCC) yang menghadirkan pembicara dari partai terlarang, Partai Nasional Hong Kong. Kementerian Luar Negeri China mendesak perkumpulan itu agar memperlihatkan sikap yang baik dan mengikuti hukum China serta hukum yang berlaku di Hong Kong. Selasa (14/8/2018), Pemerintah China meminta mereka menghormati perasaan 1,4 miliar penduduk negara itu.
FCC pada Selasa menggelar acara dengan pembicara Andy Chan, pendiri Partai Nasional Hong Kong, yang dikenal sangat vokal menyuarakan demokrasi dan mengkritik Beijing. Kemlu China yang mempunyai kantor di Hong Kong sudah meminta FCC agar membatalkan acara tersebut. Namun, permintaan tidak digubris dan Andy Chan akhirnya berbicara di depan anggota FCC yang terdiri dari koresponden asing, wartawan lokal, pengacara senior, dan pejabat pemerintah.
Pelaksana Tugas Ketua FCC Victor Mallet mengatakan, selama bertahun-tahun klub tidak mendukung atau menentang perbedaan pemikiran dari para pembicara.
”FCC yakin, anggota-anggotanya dan masyarakat umum mempunyai hak untuk mendengar pandangan yang berbeda dalam perdebatan,” ujar Mallet. ”Kami di FCC sepenuhnya menghormati hukum dan kami menampilkan kebebasan berbicara serta kemerdekaan pers di seluruh Asia.”
Sebagaimana sudah diperkirakan, dalam pidatonya, Andy Chan kembali menyampaikan tentang ”mimpi demokrasi”. ”Jika Hong Kong benar-benar demokratis, kedaulatan Hong Kong harus diserahkan kepada rakyat Hong Kong,” ungkap Chan. ”China pada kodratnya sebuah imperium, ancaman bagi semua manusia bebas di dunia.”
Kemlu China ”mengecam” FCC yang menjadi tuan rumah orasi Chan dan menyatakan ada ”garis batas” bagi kebebasan berbicara. Menurut Kemlu, setiap perkataan atau tindakan yang berupaya memecah Hong Kong dari China akan ”dihukum sesuai ketentuan hukum” dan FCC dalam hal ini ”tidak berada di luar jangkauan hukum”.
Kepala administrasi pemerintahan Hong Kong, Matthew Cheung, menyesalkan bahwa FCC telah memfasilitasi tempat buat Chan, yang dinilai melanggar konstitusi Hong Kong. Dalam hal ini, konstitusi yang dimaksud menyatakan, sebagai pusat keuangan, Hong Kong merupakan ”bagian yang tak bisa dipisahkan” sebagai bagian dari China.
Protes tandingan
Insiden di gedung FCC membuka kembali perdebatan baru tentang kebebasan dibandingkan dengan yang terjadi di China daratan.
Saat Andy Chan berbicara, sekitar 50 warga pro-China berunjuk rasa di luar gedung FCC. Sambil mengibar-ngibarkan bendera warna merah dan membawa pengeras suara, mereka berteriak mengumpat Chan serta pendukungnya. ”Keluar dari Hong Kong! Kami orang China tidak menerima kalian!” kata mereka yang menyebut FCC sebagai ”pencuri”.
Kendati berada di luar, suara mereka ikut terdengar di ruang tempat Chan berbicara. ”Dia pengkhianat,” kata Jimmy Tso, seorang di antara mereka, menyebut Andy Chan.
Tak jauh dari situ, sebuah kelompok yang menamakan diri Serikat Pelajar Independen menyampaikan dukungan kepada Andy Chang. Mereka mengibar-ngibarkan bendera kemerdekaan.
Aksi protes juga datang dari kelompok prodemokrasi di tempat yang sama. Mereka mengatakan tidak mendukung kemerdekaan Hong Kong, tetapi tetap mendukung hak kebebasan pers serta kebebasan berbicara warga Hong Kong.
Partai Nasional Hong Kong yang dipimpin Andy Chan dilarang oleh pemerintah administratif Hong Kong dengan alasan mengancam keamanan publik. Larangan ini merupakan yang pertama diberlakukan sejak Hong Kong diserahkan oleh Pemerintah Inggris tahun 1997 kepada China. (REUTERS)