JAKARTA, KOMPAS - Pasar modal Indonesia masih diterpa sentimen negatif dari kejatuhan nilai mata uang lira Turki. Krisis ekonomi di Turki mendorong penjualan aset pelaku pasar dan investor di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Indeks Harga Saham Gabungan melanjutkan pelemahan pada pembukaan perdagangan Selasa (14/8). IHSG dibuka melemah 14,7 poin atau 0,25 persen ke level 5.846,46 pada pukul 9.00.
Sempat menguat hingga ke level 5.890,99, IHSG terus melorot hingga level 5.836,15 saat memasuki jeda siang perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 12.00.
Tim analis OSO Sekuritas menilai investor mulai ragu dan ketar-ketir terhadap perkembangan di Ankara setelah penurunan drastis nilai tukar Lira di hari Senin dan mencapai rekor terendah terhadap dollar AS dan euro.
Dalam analisa tertulis mereka, kekhawatiran tersebut membuat pasar ekuitas jatuh bebas karena kekhawatiran krisis keuangan Turki dapat menyebar secara global.
Pelemahan yang terjadi pada indeks seiring dengan pelemahan yang terjadi pada bursa global. Pelemahan ini dipicu oleh krisis finansial yang terjadi di Turki akibat penerapan kenaikan tarif baja dan aluminium dari AS.
Di samping itu, belum adanya langkah dari pemerintah Turki yang mampu mendorong kestabilan mata uangnya yang mengalami pelemahan signifikan. Hal ini memicu kekhawatiran sejumlah negara terutama Eropa dan Asia.
Hingga jeda perdagangan siang ini, investor asing membukukan aksi jual bersih sebesar Rp 646 miliar. Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), hari ini, terdepresiasi 42 poin mencapai Rp 14.625 per dollar AS.
Selain IHSG, bursa saham Asia lainnya berjuang untuk mendapatkan kembali pijakan dari runtuhnya nilai tukar lira Turki pada pembukaan perdagangan hari ini. Indeks FTSE Malay KLCI di Malaysia melemah 0,09 persen saat pembukaan hari ini. Pelemahan juga terjadi pada indeks FTSE Straits Time di Singapura mencapai 0,21 persen, dan PSEi Filipina yang melemah 1,31 persen.
Penurunan juga dialami indeks Shanghai Composite dan CSI 300 di China masing-masing turun 0,07 persen dan 0,21 persen. Adapun Indeks Hang Seng di Hong Kong jatuh sebesar 0,89 persen.
Hal berbeda terjadi pada indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing naik 0,82 persen dan 1,28 persen. Adapun Indeks Kospi Korea Selatan naik juga mengalami kenaikan 0,26 persen pada pembukaan perdagangan hari ini.
Sementara itu, Vice President Research Department PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya, optimistis rilis data perekonomian tentang penjualan roda dua yang akan terlansir hari ini diperkirakan menjadi sentimen positif terhadap pola pergerakan IHSG.
“Harapan terhadap capital inflow yang terus mengalir masih cukup besar agar dapat mendorong kenaikan IHSG hari ini atau besok,” ujarnya.