Jakarta, Kompas- Setelah terdaftar sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden, kedua pasangan capres dan cawapres, Joko Widodo-KH Ma\'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno, mempersiapkan struktur tim pemenangan untuk menghadapi masa kampanye yang akan dimulai September mendatang. Finalisasi tim pemenangan jadi langkah awal sebelum kedua kandidat beradu strategi dan program kampanye.
Minggu (12/8/2018) malam, usai menjalani tes kesehatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, pasangan Jokowi-Ma’ruf langsung meluncur ke posko pemenangan Koalisi Indonesia Kerja di Menteng, Jakarta. Keduanya mengikuti rapat bersama sekretaris jenderal partai-partai pendukung guna mematangkan struktur dan susunan personalia Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf. Namun, keduanya tak memberi keterangan kepada pers.
Sebelum meninggalkan RSPAD, Jokowi-Ma\'hruf yang menjalani pemeriksaan sejak pukul 08,00 hingga 20.35, mengaku tetap bugar. “Insya Allah, saya dan Pak Kiai (Ma’ruf) sehat. Beliau masih segar bugar, saya juga masih segar bugar, ” katanya.
Ma’ruf pun menyatakan hal senada. “Lebih melelahkan berkeliling ke daerah-daerah, pergi haji dan tawaf,” tuturnya.
Tim pemenangan
Adapun terkait struktur dan pengisian susunan tim pemenangan pasangan Prabowo-Sandiaga, hal itu baru akan dimatangkan setelah menjalani tes kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto, Senin (13/8/2018) ini.
Sementara struktur tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf yang dimatangkan kemarin, terdiri dari Dewan Pengarah, Dewan Penasihat, dan struktur tim inti yang terdiri atas Ketua, Sekretaris, dan Bendahara tim, yang memimpin ruang kontrol komando. Ruang kontrol komando diisi sekjen partai pendukung dan membawahi tim ahli, konsultan, juru bicara, koordinator wilayah, serta 11 direktorat tim pemenangan.
Ke-11 direktorat itu akan memimpin 11 bidang, yaitu program (perencanaan, penjadwalan, acara, dan fund raising), konten (visi-misi, debat, desain kreatif), komunikasi politik (juru bicara, juru kampanye, dan tokoh berpengaruh/influencer), media dan sosial media, kampanye (kampanye massa maupun mikro), pemilih muda, penggalangan dan jaringan, logistik dan alat peraga kampanye, hukum dan advokasi, saksi, dan relawan.
Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan, pengisian struktur tim pemenangan Prabowo-Sandiaga akan dibahas partai-partai koalisi bersama Prabowo-Sandiaga. “Semua partai akan diberi peran dan fungsi sama sehingga semuanya aktif memenangkan Prabowo-Sandiaga,” kata Eddy.
Efek elektoral
Terkait posisi ketua tim pemenangan, partai-partai koalisi menilai strategis karena partai berharap dapat keuntungan elektoral untuk pemilihan legislatif. Apalagi, setelah partai gagal menempatkan kadernya sebagai cawapres dan mendapat efek ekor jas (coattail effect) dari posisi tersebut untuk perolehan suara partai di daerah pemilihan. Hal itu dirasakan baik di kubu Prabowo maupun Jokowi.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus mengatakan, jika pimpinan tim pemenangan dipegang wakil partai, ada keuntungan elektoral yang dirasakan di pileg. “Pasti ada efek elektoralnya, tak mungkin tidak,” kata Lodewijk.
Eddy Soeparno mengatakan, berhubung ada harapan dari partai-partai koalisi untuk mendapat efek elektoral dari jabatan pimpinan tim pemenangan, pembagian tugas di koalisi akan dibahas dan disepakati bersama agar tak muncul kegaduhan dan ketakpuasan.
“Memang efek itu tak dipungkiri ada. Makanya, bagi kami, masing-masing partai akan diberi peran dan fungsi seimbang agar punya kontribusi, aktivitas, dan akses yang intensitasnya sama,” kata Eddy.