Persipura Protes Kepemimpinan Wasit dalam Laga Kontra PS Tira
BANTUL, KOMPAS — Manajemen Persipura Jayapura memprotes kepemimpinan wasit dalam laga lanjutan kompetisi sepak bola Gojek Liga 1 kontra PS Tira, Sabtu (11/8/2018) malam di Stadion Sultan Agung, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam laga yang dimenangi PS Tira dengan skor 1-0 itu, manajemen Persipura menilai wasit mengeluarkan sejumlah keputusan yang tidak adil.
Laga Persipura kontra PS Tira dipimpin wasit Novari Ikhsan Arilaha dari DKI Jakarta dengan dua asisten wasit, yakni Yan Ardiona dari Jawa Timur dan Hamdani dari DKI Jakarta.
”Saya atas nama manajemen Persipura Jayapura ingin menyampaikan terkait kepemimpinan wasit. Yang menjadi highlight (sorotan) di pertandingan ini adalah kepemimpinan wasit yang menurut kami jauh dari rasa keadilan,” kata Asisten Manajer Persipura Jayapura Ridwan ”Bento” Madubun seusai pertandingan kontra PS Tira.
Menurut Ridwan, salah satu keputusan wasit yang dinilai tidak adil itu adalah pemberian tambahan waktu di babak kedua yang hanya 3 menit. Padahal, sepanjang babak kedua, banyak terjadi pelanggaran sehingga waktu efektif permainan pun berkurang banyak.
Selain itu, selama babak kedua, sejumlah pemain PS Tira juga menjalani perawatan dari tim medis di tengah lapangan sehingga waktu efektif pertandingan kian menyusut.
Manajemen Persipura Jayapura juga mempertanyakan keputusan wasit yang memberikan kartu kuning kepada penyerang tim tersebut, Hilton Mauro Moreira, pada menit ke-60. ”Kami juga akan melihat kejadian yang menyebabkan kartu kuning untuk Hilton Moreira. Kami akan lihat apakah harusnya seperti itu,” ujarnya.
Ridwan mengatakan, Persipura sama sekali tidak menyesali kekalahan dalam laga kontra PS Tira itu. Sebab, menurut dia, para pemain PS Tira bermain baik sehingga tim tersebut pantas menang. ”Sekali lagi, kami menerima kekalahan ini. PS Tira memenangi pertandingan tidak menjadi masalah buat kami. Yang kami sesalkan adalah wasit tidak memimpin pertandingan dengan baik,” ungkapnya.
Apalagi, Ridwan menambahkan, kepemimpinan wasit yang dirasa tidak adil bukan kali ini saja dirasakan Persipura. Dalam beberapa laga sebelumnya, Persipura juga pernah merasakan hal yang sama. ”Kami jadi bingung karena seakan-akan kami tidak pernah merasakan apa itu keadilan, apa itu kejujuran,” katanya.
Menurut Ridwan, Persipura sudah pernah melaporkan masalah kepemimpinan wasit dalam beberapa pertandingan kepada Pengurus Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Namun, persoalan yang sama ternyata kembali berulang. Oleh karena itu, tidak tertutup kemungkinan manajemen Persipura akan melaporkan masalah tersebut kepada pihak lain, misalnya Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).
”Setelah kami pulang, akan kami rapatkan dan setelah itu akan kami ambil langkah-langkah yang diperlukan,” ujar Ridwan.
Pemain belakang Persipura, Ricardo Salampessy, juga mengaku kecewa dengan kepemimpinan wasit dalam pertandingan melawan PS Tira itu. ”Saya sedikit kecewa. Banyak terjadi pelanggaran di babak kedua, tetapi perpanjangan waktu hanya 3 menit. Saya rasa masalah ini bisa jadi pertimbangan bagi kami untuk mengajukan keberatan,” katanya.
Gol cepat
Dalam laga itu, PS Tira berhasil unggul berkat berkat gol cepat yang dicetak pemain tengah Ahmad Nufiandani di menit ke-5. Gol itu berawal dari serangan yang dimotori gelandang PS Tira asal Belarus, Dzmitry Rekish, yang melepaskan umpan kepada rekannya yang berasal dari Korea Selatan, Jeon Wooyoung.
Wooyoung yang dibayang-bayangi sejumlah pemain belakang Persipura berhasil memberikan bola ke arah Nufiandani yang berdiri bebas di kotak penalti lawan. Begitu menerima umpan itu, Nufiandani langsung melepaskan tembakan yang gagal diantisipasi penjaga gawang Persipura, Dede Sulaiman.
Sesudah tertinggal satu gol, Persipura mencoba balik menekan. Pada menit ke-13, striker Persipura, Gunansar Mandowen, melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti PS Tira. Sayangnya, tendangan Mandowen masih melebar ke samping kanan gawang PS Tira.
Di menit ke-30, gelandang Persipura, Ian Louis Kabes, juga mendapat peluang emas untuk menyamakan kedudukan setelah mendapat umpan silang dari rekannya. Akan tetapi, tendangan Kabes dari dalam kotak penalti masih bisa ditepis penjaga gawang PS Tira, Angga Saputro.
Di sisi lain, PS Tira juga tetap tampil menekan meski sudah unggul satu gol. Pada babak pertama, penyerang PS Tira asal Serbia, Aleksandar Rakic, mendapat tiga kali peluang untuk mencetak gol. Sayangnya, semua peluang itu gagal dimanfaatkan Rakic untuk memperbesar keunggulan tim ”The Young Warriors”.
Kurang konsentrasi
Pada babak kedua, Persipura tampil lebih dominan dan berkali-kali memperoleh peluang untuk menyamakan kedudukan. Penyerang Persipura, Boaz Solossa, misalnya, sedikitnya dua kali mendapatkan peluang emas untuk mencetak gol. Akan tetapi, peluang itu tak bisa dimanfaatkan dengan baik.
Sebaliknya, PS Tira juga tak bisa menambah keunggulan di babak kedua meski sejumlah pemainnya juga mendapat peluang untuk mencetak gol tambahan.
Pelatih Kepala Persipura, Amilton da Silva Oliveira, mengatakan, pada babak pertama, para pemain asuhannya sempat kurang konsentrasi sehingga akhirnya kebobolan di menit-menit awal. Dia menambahkan, sesudah ketinggalan satu gol, para pemain Persipura sebenarnya terus berupaya tampil menekan. ”Tetapi, kami tidak bisa cetak gol,” ujarnya.
Sementara itu, Pelatih Kepala PS Tira, Nil Maizar, menyatakan, para pemain asuhannya tampil pantang menyerah dalam laga itu sehingga akhirnya bisa meraih kemenangan atas Persipura. Nil berharap kemenangan ini bisa menjadi awal perbaikan permainan PS Tira yang kalah secara berturut-turut dalam tiga laga sebelumnya.
”Mudah-mudahan semangat ini akan membawa perubahan ke depan,” kata Nil.
Dengan kemenangan itu, posisi PS Tira di klasemen sementara Gojek Liga 1 naik menjadi posisi ke-16, sementara Persipura tertahan di posisi ke-10.