Pendukung Jokowi Rumuskan Nawacita Jilid II, Pengusung Prabowo Fokus Benahi Ekonomi
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Koalisi partai pendukung calon presiden mulai menyusun visi dan misi calon yang diusungnya dalam Pemilihan Umum 2019. Koalisi pengusung Presiden Joko Widodo akan membahas dan merumuskan kembali Nawacita Jilid II pada pertemuan malam ini di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat. Sementara koalisi pengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menitikberatkan visi dan misi untuk mengentaskan masalah ekonomi.
Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/8/2018), menyampaikan, pertemuan kesembilan sekjen partai pengusung Joko Widodo malam ini akan memperdalam berbagai macam pembahasan, seperti perumusan kembali Nawacita Jilid II.
”Nawacita Jilid II ini sebetulnya platform perjuangan bagi kepemimpinan Pak Jokowi pada periode yang kedua. Jadi, capaian-capaian target dilihat dari infrastruktur kemudian berbagai macam masukan yang dimiliki oleh setiap partai politik. Itulah yang dirumuskan kembali dalam Nawacita,” ujar Ace.
Ace menjelaskan, setiap sekjen partai akan mengutarkan konsep perbaikan untuk dirumuskan dalam Nawacita Jilid II. Rumusan konsep dari para sekjen akan membuat pemerintahan Jokowi dalam lima tahun ke depan lebih jelas dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Adapun Golkar mengusulkan konsep Indonesia 4.0 yang berarti Indonesia menyiapkan diri untuk menghadapi revolusi industri generasi keempat. Hal ini dilandaskan pada perkembangan teknologi informasi yang semakin maju sehingga perlu merevisi dan menyempurnakan kembali isi dari Nawacita.
”Setiap perkembangan zaman itu mengalami perubahan dan dinamikanya. Kondisi global, kondisi internal, dan capaian-capaian dari pembangunan itu mengharuskan kita semua untuk merumuskan kembali tentang capaian dari Nawacita Jilid II,” kata Ace.
Ace mengakui bahwa konsep pemerintahan untuk lima tahun ke depan tidak hanya cukup sekadar pembangunan infrastruktur, tetapi juga mengurangi ketimpangan ekonomi. Oleh karena itu, konsep Indonesia 4.0 dinilai sangat penting sebagai sebuah instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan yang berbasis teknologi informasi.
Kondisi global, kondisi internal, dan capaian-capaian dari pembangunan itu mengharuskan kita semua untuk merumuskan kembali tentang capaian dari Nawacita Jilid II.
Selain itu, Nawacita Jilid II juga akan memfokuskan pada pembangunan sumber daya manusia (SDM). ”Pembangunan SDM sekarang sudah terjadi, misalnya orientasi anggaran diberikan secara lebih besar kepada manusianya. Program keluarga harapan yang ada di Kementerian Sosial didorong sedemikian rupa supaya lebih bagus,” ujarnya.
Sebelumnya, kesembilan sekjen parpol pengusung Jokowi juga telah bertemu dalam rapat Konsolidasi Parpol Pendukung Jokowi, Sabtu (4/8/2018).
Kesembilan parpol pendukung Jokowi tersebut adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasdem, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Partai Perindo, serta Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Pertemuan pertama antarsekjen tersebut membahas tiga langkah strategis pemenangan dan beberapa aspek teknis pencalonan. Pertama, menetapkan struktur tim kampanye. Kedua, mengenai kerja sama politik antarparpol. Adapun pembahasan ketiga adalah terkait aspek-aspek teknis administratif pencalonan calon presiden dan wakil presiden.
Selain koalisi Jokowi, pembahasan visi dan misi juga tengah dilakukan oleh koalisi Prabowo. Hal tersebut diakui Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan. Menurut dia, pembahasan visi dan misi dilakukan oleh tim khusus.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menyebutkan, pembahasan visi dan misi dari koalisi Gerindra telah melibatkan partai lainnya, seperti Demokrat, PAN, dan PKS. Saat ini, pembahasan dan penyusunan visi-misi masih terus dilakukan oleh tim sekjen partai.
”Konsep visi-misi menitikberatkan bagaimana masalah ekonomi dan beban utang di Indonesia bisa teratasi. Produksi Indonesia juga perlu menjadi kebanggaan bangsa sehingga bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.