Peluang Usaha Tanpa Batas di Era Teknologi Digital
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
Perkembangan teknologi digital mendisrupsi berbagai jenis pekerjaan. Namun, teknologi digital juga justru membuat peluang menjadi pengusaha terbuka lebar. Butuh keberanian untuk melangkah dan strategi yang tepat agar dapat sukses menjadi pengusaha berbasis teknologi digital. Peluang usaha pun tanpa batas. Batasannya pengguna internet itu sendiri.
Menurut Strategic Advisor Bukalapak Muhammad Isa Lombu, langkah awal yang dapat dilakukan oleh seorang pengusaha di era teknologi informasi adalah dengan menawarkan apa yang menjadi kebutuhan pasar. ”Kita dapat memulainya dengan berbicara kepada konsumen dan dengarkan keinginan mereka,” kata Isa.
Dalam proses komunikasi tersebut terdapat respons yang harus ditanggapi dengan serius. Pada umumnya akan ada negosiasi. Isa mengatakan, konsumen sangat menyukai penjual yang mau berinteraksi dan bernegosiasi.
Sebagai salah satu market place atau penyedia pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli menggunakan teknologi digital, Bukalapak mengajak masyarakat untuk memulai berani mengambil tantangan baru menjadi pengusaha. Bukalapak pun mengajak Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta memberikan pelatihan usaha kecil menengah (UKM) berbasis teknologi digital di Jakarta, Kamis (2/1/2018).
Isa mengatakan, komunikasi yang baik antara penjual dan konsumen tersebut disediakan Bukalapak selama 24 jam setiap hari. Tujuan komunikasi secara intens tersebut agar dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Menurut Isa, ketika konsumen puas, mereka akan percaya kepada penyedia jasa, dalam hal ini market place.
Menurut Isa, peluang berjualan dengan media digital sangat luas. ”Batasannya hanya pada pengguna internet itu sendiri,” ujarnya.
Pengusaha dan Ketua Majelis Ekonomi Muhammadiyah DKI Jakarta Asep Salwani menceritakan pengalamannya dalam mengambil keputusan untuk menjadi pengusaha. ”Sebelumnya saya bekerja di salah satu perusahaan dari Korea Selatan, tetapi saya keluar dan memutuskan menjadi pengusaha,” kata Asep.
Asep menceritakan alasannya berhenti menjadi karyawan dan memilih sebagai pengusaha. Saat itu, ia ingin membeli rumah. Ketika masih menjadi karyawan, ia memperkirakan akan memiliki rumah setelah bekerja selama lima tahun lagi.
Ia merasa waktu tersebut sangat lama. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk keluar dan menjadi pengusaha. Keinginannya tersebut akhirnya tercapai lebih cepat. Ia memiliki rumah setelah menjadi pengusaha selama 11 bulan.
Menurut Asep, segala keinginannya dapat dicapai dengan lebih cepat ketika menjadi pengusaha meskipun risiko dan tantangan lebih besar. Ia menjelaskan, menjadi pengusaha membutuhkan kreativitas dan harus mampu membuat keterbatasan menjadi potensi yang dapat dikembangkan.
Berbeda dengan karyawan yang telah memperoleh kenyamanan, seorang pengusaha akan mengalami banyak tantangan. Namun, dengan berani menghadapi tantangan tersebut, Asep semakin kuat dan mampu memperoleh segala sesuatu yang diinginkannya.
Bendahara Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta Ramilan mengatakan, adanya teknologi digital dapat menjadi peluang baru untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Indonesia.
Dalam agama, peningkatan ekonomi memiliki tujuan untuk memelihara jiwa, akal, dan keturunan. Oleh karena itu, peningkatan ekonomi perlu sejalan dengan prinsip yang diajarkan di dalam agama.
Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Bambang Wijanarko mengatakan, peningkatan ekonomi menjadi salah satu bidang yang sedang dikembangkan oleh PP Muhammadiyah setelah pendidikan dan kesehatan.
”Keberadaan teknologi digital menjadi peluang bagus untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya yang ingin berwirausaha,” kata Bambang.