Pelanggar aturan di 13 ruas jalan yang terkena sistem ganjil-genap mulai ditindak sejak hari ini, Rabu (1/8/2018). Perluasan jalan ganjil-genap berlaku hingga 2 September.
Oleh
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pada hari pertama penindakan pelanggar aturan ganjil-genap, Rabu (1/8/2018), sejumlah 600 polisi berjaga di sejumlah titik.
Berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 77 Tahun 2018 tentang Pembatasan Lalu Lintas dengan Sistem Ganjil Genap Selama Penyelenggaraan Asian Games 2018, ruas jalan yang terkena aturan ini adalah Jalan Medan Merdeka Barat, MH Thamrin, Jenderal Sudirman, Sisingamangaraja, Gatot Subroto, S Parman mulai simpang Tomang hingga simpang Slipi.
Jalan lainnya adalah MT Haryono, HR Rasuna Said, DI Panjaitan, Ahmad Yani, sebagian Jalan Benyamin Sueb yakni mulai Bundaran Angkasa sampai kupingan Ancol, Jalan Metro Pondok Indah mulai simpang Kartini hingga simpang Pondok Indah Mall, dan Jalan RA Kartini mulai simpang Ciputat Raya hingga simpang Kartini. Kebijakan berlaku pada Senin hingga Minggu pukul 06.00-21.00.
Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Royke Lumowa, kemarin, menemukan rambu-rambu tentang sistem genap ganjil belum terpasang. Padahal, rambu ganjil genap juga diatur dalam Pergub 77/2018.
“Hari Rabu sudah harus terpasang di semua titik ganjil genap. Pak Andri (Andri Yansyah, Kadis Perhubungan DKI Jakarta) sudah berjanji untuk memasang rambu,” kata Royke.
Dengan diberlakukannya Pergub, polisi bisa menindak pengendara yang melanggar sistem genap ganjil. Royke mengatakan, penindakan hukum itu menginduk ke UU No 22 Tahun 2009, yakni berupa teguran, penghalauan, dan penilangan.
Polisi, menurut Royke, juga bakal menindak pelanggar yang memakai pelat nomor palsu. "Kami punya aplikasi untuk mendeteksi (pelat nomor palsu),” katanya.
Dirlantas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusuf mengatakan, tilang maksimal Rp 500.000 atau kurungan dua bulan penjara akan diberlakukan bagi pelanggar.
Di sisi lain, polisi bakal mengantisipasi kemacetan di jalur-jalur alternatif dengan pengalihan arus lalu lintas.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan, saat ini, perluasan aturan ganjil genap hanya berlaku selama Asian Games 2018. “Nanti habis (Asian Games) itu, kami evaluasi,” kata dia.
Ia juga memastikan, penegakan hukum bisa dilakukan setelah Pergub 77/2018 keluar. "Dan (aturan) ini tidak berlaku untuk kendaraan roda dua,” tutur Anies di Jakarta Utara.
Terpisah, Andri Yansyah memastikan rambu-rambu penanda sudah terpasang di lokasi penerapan ganjil genap pada hari pertama pelaksanaan.
Simulasi di pintu tol
Selain itu, Rabu ini juga dilaksanakan simulasi penutupan 19 pintu tol dalam kota di jalur ke wisma atlet Kemayoran maupun arena pertandingan.
Sepuluh pintu tol yang mengarah jalur keberangkatan atlet dan ofisial dari Wisma Atlet ke kompleks Gelora Bung Karno (GBK) akan ditutup pukul 06.00-17.00. Ke-10 pintu tol ini adalah Ancol Barat, Jembatan Tiga 1, Angke 2, Tanjung Duren, Off Ramp RS Harapan Kita, Slipi 2, Podomoro, Rawamangun, Pedati, dan TMII.
Adapun sembilan pintu tol dari GBK ke Wisma Atlet ditutup pukul 12.00-21.00, yakni Gedong Panjang 2, Jembatan Tiga 2, Angke 1, Jelambar 1, Slipi 1, Sunter, Jatinegara, Kebon Nanas, dan TMII.
“Besok (Rabu) baru simulasi saja, dan akan dievaluasi hasilnya seperti apa.
Untuk penutupan 19 pintu tol baru dilaksanakan mulai pembukaan Asian Games pada 18 Agustus,” kata Yusuf.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga Muhammad Agus Setiawan mengatakan, satu hari simulasi penutupan 19 pintu tol dalam kota ini akan menjadi dasar ditetapkan kebijakan pengaturan lalu lintas untuk mendukung kelancaran perjalanan atlet dan ofisial Asian Games 2018.
Transportasi publik
Bambang Prihartono, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), menganjurkan warga menggunakan angkutan umum.
Bagi warga yang tetap menggunakan mobil pribadi, ada aplikasi peta perjalanan di Waze dan Google Maps. Peta itu memberi petunjuk jalan-jalan yang bisa dilalui pengendara.
Meski ada anjuran itu, pengguna mobil pribadi tetap tidak puas. Sutari (40), warga Cibubur yang bekerja di Kemanggisan, Jakarta Barat, mengaku kerepotan dengan peta itu. Dari tol Cibubur, ia diarahkan memutar melalui tol Meruya baru keluar ke Kemanggisan. Padahal biasanya ia bisa keluar tol DPR atau tol Slipi.
"Sistem penelusuran peta di Google Maps membuat perjalanan saya jadi memutar lebih lama. Bisa dua jam perjalanan dari rumah ke kantor. Padahal biasanya tak selama itu," ujarnya.
Sebaliknya, Eky (38), warga Depok, sepakat dengan sistem ganjil genap. Sistem ini diyakini akan menekan jumlah kendaraan di Jalan Gatot Subroto sehingga polusi dan kemacetan berkurang. “Saya setuju sekali, karena banyak polusi yang membuat hidup kita kurang sehat,” ucapnya.
Punto Dewo (52), pengendara mobil, mengaku belum mengerti semua jalur ganjil genap. Selama sosialisasi ia merasa harus berkorban, namun demi kebaikan dan kelancaran Asian Games, ia tetap mendukung.
Adapun Josef (38), pengendara mobil di Jalan Gatot Subroto, berpendapat, perluasan sistem ganjil-genap dinilai kurang efisien mengurai kemacetan. Sebab, transportasi umum belum menjawab kebutuhan mobilitas warga. Di Halte BNN, Josef mengaku menunggu bus transjakarta hampir 30 menit. Akibatnya, ia terlambat beraktivitas.
Budi Kaliwono, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta, mengatakan, pihaknya menyiapkan 1.600 bus per hari. Jumlah bus itu dinilai cukup untuk melayani penumpang.
Andri Yansyah menambahkan, Dishub menyiapkan 204 bus tambahan. Sementara BPTJ memiliki cadangan 1.038 bus yang disewa dari perusahaan otobus.
Sebanyak 50 bus pariwisata juga disiapkan Pemprov DKI bagi warga yang tidak bisa bergerak leluasa karena terdampak aturan ganjil genap serta penutupan sejumlah pintu tol. Andri mengatakan, bus cadangan ini akan dijalankan supaya pengunjung bisa menuju pusat perbelanjaan dan pusat perekonomian selama Asian Games.