14 Desainer Muda Indonesia Diorbitkan dalam ”Pop-Up Store” di Singapura
Oleh
MH SAMSUL HADI (DARI SINGAPURA)
·3 menit baca
SINGAPURA, KOMPAS — Sebanyak 14 desainer muda asal Indonesia diorbitkan melalui pembukaan gerai temporer atau pop-up store di sebuah pusat perbelanjaan di Orchard, Singapura, Rabu (1/8/2018). Pembukaan gerai temporer bertema ”Rising Fashion” itu diresmikan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan akan berlangsung selama satu bulan pada Agustus ini.
Tema ”Rising Fashion” diambil dari slogan peringatan ulang tahun emas hubungan diplomatik Indonesia dan Singapura yang jatuh pada 2017, yakni ”Rising 50”. Dalam tema itu, ”Rising” adalah akronim dari ”RI-Singapura”.
Pembukaan gerai temporer bagi ke-14 desainer tersebut merupakan buah kerja sama antara Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Kedutaan Besar RI untuk Singapura.
Gerai temporer itu mengambil lokasi di salah satu sudut lantai tiga di sebuah pusat perbelanjaan yang juga ramai dikunjungi turis asing. Bekraf menargetkan, melalui gerai temporer tersebut, para desainer Indonesia mampu membuka pasar dengan mendirikan gerai-gerai di Singapura atau mendapatkan mitra di negara setempat dalam memasarkan produk-produk karya desain mereka.
”Intinya, ini menghubungkan para desainer muda Indonesia-Singapura, tidak hanya (menyangkut) masalah desain, tetapi juga masalah pasar,” ujar Menlu Retno kepada wartawan. ”Harapannya, bisnis akan berjalan dari titik ini.”
”Setelah saya bicara dengan pemilik mal, (dikatakan bahwa) produk-produk Indonesia, produk-produk anak-anak muda Indonesia, memiliki potensi yang sangat tinggi (untuk dipasarkan di Singapura).... Kami di Kemlu mencoba membukakan pasar buat mereka,” lanjut Retno.
Pembukaan gerai temporer di Singapura ini merupakan yang pertama kali digelar di luar negeri. Tahun lalu, kegiatan ”Rising Fashion” berlangsung di Jakarta selama lima pekan dan mencatat transaksi hampir Rp 500 juta.
Duta Besar Indonesia untuk Singapura Ngurah Swajaya mengatakan, pihaknya berharap, upaya pemasaran produk-produk karya desainer muda Indonesia itu tidak hanya berlangsung satu bulan melalui pop-up store ini.
”(Mudah-mudahan) nanti semua mal di Singapura tertarik memajang produk mereka,” kata Ngurah Swajaya, yang mendampingi Menteri Retno dalam pembukaan gerai temporer tersebut.
Ke-14 desainer muda yang diorbitkan dalam pop-up store di Singapura ini adalah Purana, D.Tale, NataOka, Hunting Fields, Maison Met, Pattent Goods, Oaksva Jewelery, Woodka, Bermock, Danjyo Hiyoji, Alexalexa, Saul, Jeffry Tan, dan Diniira.
Pemajangan produk-produk karya mereka dibagi ke dalam dua gelombang, yaitu gelombang pertama pada 1-15 Agustus dan gelombang kedua pada 16-30 Agustus.
Direktur Pengembangan Pasar Luar Negeri Boni Pudjianto menuturkan, ke-14 produk karya desainer muda itu merupakan hasil seleksi atas hampir 100 produk desain yang mengajukan lamaran dalam proses seleksi yang diumumkan secara terbuka oleh Bekraf. Seleksi dilakukan oleh tim pakar mode.
”Diharapkan, brand-brand lokal kita bisa melakukan tes pasar dan mendapatkan pasar di Singapura. Singapura adalah hub yang penting sehingga target pemasaran ini setidaknya bisa menjangkau negara-negara Asia,” ujar Boni.
Khairiyyah Sari, salah satu anggota tim pakar yang menyeleksi para desainer, mengungkapkan, salah satu kriteria penilaian dalam seleksi adalah kesesuaian gaya desain yang diajukan dengan kebutuhan pasar di Singapura.
Selain itu, aspek keterkaitan dengan komunitas lokal di Tanah Air, seperti pemberdayaan tenaga kerja perempuan atau penggunaan bahan-bahan lokal Indonesia, juga menjadi salah satu pertimbangan lain.