Kementerian Agama mengingatkan perusahaan rekanan terkait kualitas standar pelayanan jemaah haji. Standar itu termasuk hal-hal kecil, seperti air panas, seprai, dan handuk bersih
MEKKAH, KOMPAS — Memasuki hari keempat pergerakan jemaah haji asal Indonesia dari Madinah ke Mekkah, Arab Saudi, Pemerintah RI kembali menegaskan komitmen untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan para jemaah.Kepada rekanan yang berbasis di Arab Saudi, Kementerian Agama meminta untuk mematuhi standar pelayanan yang disepakati sebelumnya.
Standar tersebut mencakup bidang akomodasi (penginapan), katering, dan transportasi. Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama Sri Ilham Lubis mengingatkan, pihaknya tidak segan-segan untuk memberi sanksi kepada rekanan yang melanggar.
"Bentuknya bisa berupa peringatan hingga memasukkannya dalam daftar rekanan tercela, sehingga perusahaan jasa bersangkutan tidak boleh lagi ikut penawaran pada musim haji tahun depan. Ini demi keselamatan dan kenyamanan para jemaah," ujar Sri saat berkunjung ke Media Center Haji, kawasan Syisyah, Mekkah, Minggu (29/7/2018).
Penegasan serupa dikemukakan Sri pada Sabtu malam saat mengundang para rekanan untuk memantapkan koordinasi. Pertemuan yang berlangsung di Al Aseel Plaza Hotels, Aziziyah, itu dihadiri puluhan pengusaha hotel dan katering.
Tahun ini, Kemenag menjalin kontrak dengan 165 hotel untuk menampung 204.000 jemaah reguler. Adapun untuk konsumsi, sebanyak 36 perusahaan jasa katering dikontrak.
Keperluan air panas untuk menyeduh teh dan kopi bagi para jemaah jangan sampai terlupakan.
Kepada pimpinan perusahaan tersebut, Sri mengingatkan perlunya koordinasi yang apik antarbidang dan sektor. Sebagai contoh, untuk memenuhi jatah makan 40 kali bagi para jemaah selama 30 hari berada di Mekkah, pengelola hotel harus membuka akses bagi katering untuk memasok jatah makanan. Bila perlu, pihak hotel menyediakan sambungan listrik untuk alat bantu penghangat makanan dan maupun minuman.
“Keperluan air panas untuk menyeduh teh dan kopi bagi para jemaah jangan sampai terlupakan,” kata Sri.
Pengelola hotel juga diingatkan akan keamanan dan kebersihan kamar bagi penghuni. Dalam kontrak telah dicantumkan ketersediaan safety box (kotak penyimpan barang berharga), serta ketersediaan sprei dan handuk yang bersih. “Ini contoh kecil yang dipersyaratkan, tapi bisa repot jika tidak dipatuhi,” katanya.
Adapun untuk katering, dipersyaratkan menu cita rasa Nusantara, dengan koki yang melibatkan tenaga tersertifikasi dari Indonesia. Bahkan, bahan baku dan bumbu masaknya harus didatangkan dari Tanah Air.
Mengenai keamanan dan kenyamanan dalam transportasi, baik dari Madinah ke Mekkah, maupun dalam kota Mekkah sendiri, Sri mengingatkan standar yang dipatok, antara lain usia bus tak sampai lebih dari lima tahun, dilkengkapi pendingin udara, kursi yang ergonomik, tersedia toilet, dan tersedia palu pemecah kaca bila mana terjadi kebakaran. “Ada rencana untuk mengundang para pengusaha bus tersebut,” kata Sri.
Kemarin, di terminal Jamarot, tampak para jemaah sudah menikmati bus yang disediakan untuk antar-jemput ke Masjidil Haram. Bus yang lazim dinamai “shalawat” tersebut ditempeli stiker bertuliskan “Indonesia”. Meski di bawah terik matahari, para jemaah tampak riang berjalan dari pemondokan di sekitar terminal menuju bus warna jingga yang siap beroperasi 24 jam.
Hoaks bus terbakar
Sementara itu, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, meluruskan kabar simpang siur seputar kecelakaan bus pengangkut jemaah. Kepala Bidang Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Subkhan Cholid, menegaskan, benar ada kebakaran bus jemaah di rute Madinah-Mekkah beberapa hari lalu, tepatnya di Asfan, 80 km dari Mekkah.
"Setelah dicek di lapangan dan otoritas terkait, ternyata bukan bus yang menampung jemaah kita, melainkan Turki,” kataya.
Namun dia juga prihatin atas adanya warga negara Indonesia yang meninggal dalam insiden itu, yakni Syafi\'i, warga asal Banyuwangi. “Dia adalah sopir bus tersebut," kata Subkhan.
Penyebab kecelakaan, sambung Subkhan, karena ada mobil dari arah berlawanan yang berguling-guling dan menghantam tepat ruang pengemudi hingga terbakar.
Subkhan menilai tayangan video kecelakaan bus yang beredar tersebut berpotensi memicu gundah di kalangan jemaah haji maupun keluarga mereka di Tanah Air.
Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Hadi Rahman berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi informasi yang berkembang termasuk di media sosial. “Mengingat tim Media Center Haji bermisi menyampaikan informasi yang menjadi rujukan bagi masyarakat luas, maka tim ini pun harus menegakkan disiplin verifikasi,” kata Hadi.
Hingga hari Minggu sore, tercatat sudah 81.618 jemaah haji asal Indonesia yang tiba di Medinah. Mereka terbagi dalam 200 kelompok terbang (kloter). Adapun jemaah yang sudah bergerak dari Madinah ke Makkah adalah 19.226 (48 kloter). Para jemaah itu berangkat dari 12 bandara embarkasi di Tanah Air.