Arab Saudi Tunda Pengiriman Minyak Setelah Houthi Menyerang Tanker
Oleh
Elok Dyah Messwati
·4 menit baca
DUBAI, KAMIS — Pengekspor minyak terbesar, Arab Saudi, Kamis (26/7/2018), mengatakan akan menunda atau menghentikan sementara semua pengiriman minyak melalui jalur pelayaran Laut Merah yang strategis di Bab al-Mandeb. Hal ini dilakukan setelah terjadi serangan terhadap dua tanker minyak besar oleh kelompok Houthi.
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan bahwa Houthi menyerang dua kapal tangki minyak besar milik Saudi (VLCC) di Laut Merah pada Rabu (25/7/2018) pagi. Salah satunya mengalami kerusakan.
”Arab Saudi sementara menghentikan semua pengiriman minyak melalui Selat Bab al-Mandeb sampai situasi menjadi lebih jelas dan transit maritim melalui Bab al-Mandeb kembali aman,” demikian pernyataan Khalid al-Falih.
Yaman terletak di samping ujung selatan Laut Merah. Rute perdagangan ini adalah salah satu yang terpenting di dunia yang banyak dilalui tanker minyak. Kapal melintas di dekat pantai Yaman saat berlayar dari Timur Tengah melalui Terusan Suez ke Eropa.
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi terlibat dalam perang saudara di Yaman sejak 2015 untuk mendukung pemerintah yang diakui secara internasional, yakni Presiden Abd-Rabbu Mansour Had. Arab Saudi menuduh Iran memasok rudal kepada kelompok Houthi. Tuduhan tersebut ditolak oleh Iran dan Houthi.
Rute perdagangan ini adalah salah satu yang terpenting di dunia yang banyak dilalui tanker minyak.
Milisi Yaman yang sedang menghadapi pemberontak Houthi mendapat dukungan dari koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi. Koalisi meluncurkan serangan pada Juni untuk merebut pelabuhan utama Yaman di kota Hodeidah dari cengkeraman Houthi. Langkah ini bertujuan memotong jalur suplai utama Houthi yang menguasai wilayah paling padat di Yaman, melipui ibu kota Yaman, Sana’a.
Penghentian serangan
Awal bulan ini, koalisi tersebut menyerukan penghentian serangan untuk memberi kesempatan pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendapatkan solusi politik yang akan mencegah serangan terhadap Hodeidah. Pelabuhan ini merupakan napas hidup bagi jutaan warga Yaman. PBB khawatir serangan besar-besaran terhadap pelabuhan akan makin memicu kelaparan di Yaman yang miskin.
Sebagian besar ekspor dari kawasan Teluk yang transit di Terusan Suez dan saluran pipa SUMED juga melewati Selat Bab al-Mandeb. Menurut Badan Informasi Energi Amerika Serikat, lebih kurang 4,8 juta barrel minyak mentah per hari dan produk petroleum olahan mengalir melalui jalur air ini pada 2016 menuju Eropa, AS, dan Asia.
Selat Bab al-Mandeb, tempat Laut Merah bertemu dengan Teluk Aden di Laut Arab, hanya selebar 20 kilometer. Hal ini membuat ratusan kapal berpotensi menjadi sasaran empuk serangan musuh.
Kementerian Energi Arab Saudi mengatakan, kedua tanker besar yang diserang dioperasikan oleh perusahaan pengapalan Arab Saudi, Bahri. Mereka mengatakan bahwa salah satu VLCC mengalami kerusakan kecil dalam insiden di Laut Merah.
”Kapasitas 2 juta barrel untuk setiap tanker. Saat itu penuh muatan minyak mentah dan sedang melakukan perjalanan ekspor. Salah satu VLCC mengalami kerusakan,” tutur Khalid al-Falih.
Selat Bab al-Mandeb, tempat Laut Merah bertemu dengan Teluk Aden di Laut Arab, hanya selebar 20 kilometer.
”Untungnya, tidak ada yang cedera atau tumpahan minyak yang akan mengakibatkan kerusakan lingkungan. Upaya saat ini sedang dilakukan untuk memindahkan kapal yang rusak ke pelabuhan Arab Saudi terdekat," ujarnya.
Menggagalkan serangan
Salah satu pembenaran utama koalisi untuk campur tangan dalam perang Yaman sejak 2015 adalah untuk melindungi rute pelayaran Laut Merah tersebut. Mereka mengatakan telah menggagalkan serangan sebelumnya pada April dan Mei lalu.
Koalisi dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media Pemerintah Arab Saudi pada, Rabu, menyatakan, kelompok Houthi menyerang satu tanker minyak di barat pelabuhan Hodeidah. Namun, koalisi tidak menyebutkan nama kapal atau menggambarkan bagaimana serangan itu dilakukan. ”Untungnya serangan gagal karena intervensi oleh armada koalisi,” demikian pernyataan koalisi tanpa memberikan rincian.
Televisi kelompok Houthi, Al Masirah TV, melalui Twitter menyatakan, mereka menyasar kapal perang Dammam di lepas pantai barat Yaman. Oleh Houthi, serangan ini disebut menggunakan rudal.
Dalam pernyataan terpisah yang disiarkan kantor berita SABA yang dikelola Houthi, mereka mengatakan juga menarget satu fregat koalisi di lepas pantai Al-Durayhmi, di selatan Hodeidah.
Kelompok Houthi juga meluncurkan serangan rudal ke kota-kota Arab Saudi, termasuk ibu kota Riyadh, dan mengancam akan memblokade Selat Bab al-Mandeb untuk memaksa koalisi menghentikan serangan udara.
Pada Kamis, pemimpin Houthi, Mohammed Ali al-Houthi, mengatakan, angkatan laut Houthi memiliki kapasitas untuk mencapai laut lepas dan pelabuhan Arab Saudi.
Angkatan laut Houthi memiliki kapasitas untuk mencapai laut lepas dan pelabuhan Arab Saudi.
”Namun, kami mempertimbangkan untuk menjaga navigasi melalui Selat Bab al-Mandeb agar aman dan tidak memberi pasukan agresi alasan bahwa jalur air kini terancam,” papar kelompok Houthi lewat Twitter.
Koalisi telah melakukan ribuan serangan udara dan membatasi impor ke Yaman. Hal ini memperburuk apa yang dikatakan PBB bahwa Yaman berpotensi mengalami krisis kemanusiaan terburuk di dunia. (REUTERS/AP)