PALEMBANG,KOMPAS—Kebakaran lahan di Sumatera Selatan terus meluas. Luas lahan terbakar diperkirakan mencapai 300 hektar di dua kecamatan, yakni Pedamaran dan Pedamaran Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Rabu (18/7/2018). Tim satuan tugas penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Sumsel berupaya memadamkan api, baik dari darat maupun udara yang juga melibatkan pihak swasta.
Pelaksana Tugas Bidang Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Anshori mengatkan, Selasa terpantau ada dua kawasan yang sedang terbakar besar, masing-masing di Desa Kayu Labu, Kecamatan Pedamaran Timur dengan luas lahan terbakar 105 hektar dan di Desa Cinta Jaya, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir, dengan luas lahan terbakar sekitar 200 hektar.
Untuk Desa Kayu Labu sudah terbakar sejak satu hari lalu, sedangkan kebakaran lahan di Desa Cita Jaya terjadi sejak empat hari lalu. “Kedua kawasan ini berjarak sekitar 30 kilometer,” ucapnya.
Untuk memadamkan api, kata Anshori, pihaknya mengerahkan dua helikopter. Dua helikopter dari BPBD Sumatera Selatan, yakni jenis MI dan Bolkow. Adapun satu helikopter lagi berasal APP Sinar Mas dengan menggunakan helikopter jenis Super Puma.
Dalam melakukan tugas, BPBD mengalami sejumlah kendala. Mulai dari kondisi cuaca yang kurang mendukung seperti angin kencang dan juga cuaca panas. Apalagi, luas lahan terbakar cukup besar. Di sisi lain, petugas pemadam pun terbatas.
Siaga merah
Tim Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumatera Selatan akan menetapkan status siaga merah per 20 Juli hingga 5 September 2018. Dengan status ini, ada 60 tim terpadu yang akan disebar di 56 desa rawan kebakaran di tiga Kabupaten di Sumatera Selatan.
Hal ini disampaikan Komandan Satgas Penanggulangan Karhutla Sumatera Selatan, Kolonel (Inf) Iman Budiman saat memimpin rapat koordinasi di kantor BPBD Sumatera Selatan, Selasa (17/7/2018) di Palembang mengatakan, saat ini keberadaan titik api di Sumatera Selatan terus meningkat. Selasa lalu setidaknya terpantau tujuh titik panas. Bila dikalkulasi mulai awal Juli, titik panas sudah mencapai 64 titik atau meningkat dibandingkan sepanjang bulan Juni yang hanya 52 titik panas.
Melihat peningkatan intensitas titik panas, lanjut Imam, pihaknya akan meningkatkan status ke siaga merah, dimana tim terpadu yang satu timnya beranggotakan 10 orang sudah mulai diterjunkan dan beroperasi di lapangan per 20 Juli 2018. Operasi intai darat ini diberi nama operasi Pati Geni.
Tim terpadu ini akan disebar di 56 desa rawan karhutla yang bila terbakar, asapnya berpotensi mengarah ke Palembang. “Jangan sampai asap hasil kebakaran hutan mengganggu penyelenggaraan Asian Games,” ujar Iman. Ada tiga kabupaten yang menjadi prioritas, yaitu Ogan Ilir,Ogan Komering Ilir, dan Banyuasin.
Awan hujan pun sangat sulit ditemui karena penguapan di laut tidak optimal.
Tugas tim gabungan ini memantau aktivitas masyarakat yang tinggal di desa rawan terbakar, melakukan sosialisasi pencegahan kebakaran, hingga pemadaman dini bila ditemukan titik panas. “Selama pelaksanaan operasi, tim akan tinggal di desa tersebut sembari mengamati aktivitas masyarakat di sana, termasuk pemilik lahan. Luas jangkau patroli hingga 200 kilometer per hari,” jelas Imam.
Pemantauan aktivitas masyarakat dinilai penting agar saat kebakaran, petugas dapat mengindentifikasi pelakunya. Dari hasil patroli sebelumnya, lanjut Imam, ditemukan obat nyamuk gagal terbakar yang dipasang warga. Diduga obat nyamuk itu akan digunakan untuk membakar lahan.
Saat obat nyamuk diletakan di dekat jerami, lahan tidak langsung terbakar. Mereka punya waktu sekitar 20 menit untuk melarikan diri. “Modus inilah yang terus dilakukan sehingga pelaku pembakaran lahan sulit dilacak,” ungkapnya.
Dengan pengawasan ketat, diharapkan niat warga membakar berkurang karena merasa semua pergerakannya sudah terpantau petugas. Selain itu, patroli melalui udara serta pemadaman dengan bom air juga akan dilakukan, tetapi sebagai langkah terakhir. “Kami optimalkan patroli dari darat, karena untuk pemadaman dari udara biayanya sangat tinggi,” ucapnya.
Kepala BPBD Sumatera Selatan Iriansyah mengatakan, operasi ini tindak lanjut dari upaya tanggap darurat yang sudah ditetapkan sejak Februari dan berakhir Oktober 2018. Jelang Asian Games, pihaknya telah mengusulkan keberadaan sepuluh helikopter sebagai antisipasi bila terjadi kebakaran.
“Saat ini sudah ada tiga helikopter yang tersedia. Mudah-mudahan dalam waktu dekat dua helikopter akan segera tiba di Palembang,” kata Iriansyah.
Kepala Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Bandara SMB II Palembang Agus Santosa mengatakan, saat ini hari tanpa hujan di sejumlah daerah bisa mencapai enam hari dengan rata-rata suhu udara sekitar 32-34 derajat celsius. Bahan, curah hujan per dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter.
Agus menjelaskan, fenomena El Nino saat ini tergolong lemah. Hanya saja, jika dibandingkan 2017 dan 2016, kondisi musim kemarau saat ini lebih kering. Namun, bila dibandingkan tahun 2015 yang menimbulkan kebakaran parah, kemarau saat ini masih sedikit lebih basah. “Awan hujan pun sangat sulit ditemui karena penguapan di laut tidak optimal,” ucapnya.