JAKARTA, KOMPAS — Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengaku senang karena pasangan calon kepala daerah yang diusung partainya menang di 11 dari 17 provinsi yang menggelar pemilihan kepala daerah serentak tahun 2018. Terlebih, menurut Paloh, Nasdem baru berumur enam tahun.
Dari hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, termasuk Litbang Kompas, perolehan suara terbanyak sementara diraih pasangan calon kepala daerah yang diusung Nasdem, termasuk terjadi di Pilkada Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Jakarta, Rabu (27/6/2018), menyampaikan, Nasdem sebagai partai pengusung pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul di Pilkada Jabar bersyukur perolehan suara pasangan tersebut dapat melampaui pasangan lainnya.
”Hasil hari ini patut kami syukuri karena Nasdem merupakan pionir, penggagas, dan pendeklarasi pertama dari pasangan Ridwan-Ruzhanul. Padahal, Nasdem merupakan partai yang tidak memiliki kursi yang berkecukupan untuk mengusung sendiri calonnya sebagai seorang gubernur sesuai dengan perundang-undangan yang ada,” ujar Surya Paloh.
Kemenangan ini juga membuat Surya Paloh berpesan agar Ridwan-Ruzhanul dapat bekerja secara efektif dan efisien setelah resmi diputuskan sebagai Gubernur Jabar.
Menurut Surya Paloh, dari 17 pasangan calon diusung Nasdem, Rindu (Ridwan-Uu) merupakan satu dari 11 pasangan yang unggul dalam hitung cepat. Ia juga meyakini bahwa dari 154 kabupaten dan kota yang melaksanakan pilkada, 50 persen di antaranya dimenangkan oleh pasangan yang diusung dan didukung Nasdem.
Hasil hitung cepat Litbang Kompas menyebutkan bahwa pasangan Ridwan Kamil-UU Ruzhanul Ulum, Ganjar Pranowo-Taj Yasin, dan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak unggul dari pesaingnya masing-masing di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pasangan Ridwan Kamil-UU Ruzhanul Ulum unggul tipis dengan memperoleh suara 32,54 persen. Pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu menyusul di posisi kedua dengan memperoleh 29,53 persen suara. Pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi menempati posisi ketiga dengan perolehan 25,72 persen.
”Hasil ini merupakan sebuah prestasi untuk Partai Nasdem yang baru berusia enam setengah tahun,” ungkap Surya Paloh.
Selain pasangan Ridwan-Ruzhanul, Nasdem beserta partai lain juga mengusung dan mendukung pasangan calon gubernur di Jawa Tengah, yakni Ganjar Pranowo-Taj Yasin, dan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak di Jawa Timur.
Hasil hitung cepat Litbang Kompas menyebutkan, Ganjar-Yasin dan Khofifah-Emil juga unggul dari para pesaingnya. Pasangan Ganjar-Yasin meraih suara 58,34 persen dan unggul atas pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah yang meraih suara 41,66 persen.
Adapun Khofifah-Emil meraih suara 53,36 persen dan unggul atas pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno yang meraih suara 46,64 persen.
Di luar prediksi
Menurut pengamat politik dari Universitas Diponegoro, Semarang, Teguh Yuwono, perolehan suara Ganjar-Yasin jauh dari prediksi awal meski unggul dari pasangan Sudirman-Ida. Padahal, melihat dari elektabilitasnya saat ini, Ganjar-Yasin diprediksi dapat meraih suara mencapai 70-75 persen.
”Keunggulan Ganjar-Yasin bisa diartikan sebagai kemenangan terbatas dan tidak fantastis. Ini artinya terjadi kejutan bahwa Sudirman-Ida yang diprediksi hanya meraih 30 persen suara malah bisa meraih hingga lebih dari 45 persen suara,” ujar Teguh.
Teguh menyebutkan, unggulnya Ganjar-Yasin diyakini bukan karena faktor figur pasangan tersebut, melainkan karena faktor mesin partai, yakni PDI-P, sebagai pengusung utama. Para pemilih Jateng dinilai memilih pasangan ini karena Ganjar adalah kader PDI-P.
”Unggulnya Ganjar tdak terlepas dari partai pendukungnya yang bekerja secara efektif. Melihat hasil ini, figur Ganjar-Yasin belum bisa dijadikan sebagai jaminan atas perolehan suara yang lebih mantap. Padahal, Jateng merupakan lumbung suara PDI-P baik saat pilkada maupun pilpres nanti,” tutur Teguh.