JAKARTA, KOMPAS— Kesadaran masyarakat untuk mengendalikan sampah plastik diperkuat melalui pendekatan agama. Pendekatan ini dinilai efektif karena sebagian masyarakat lebih mudah menerima suatu pemahaman dari tokoh agama.
Berdasarkan pemahaman itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) bersama Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah) melakukan deklarasi penggunaan kantong belanja guna ulang di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta, Selasa (5/6/2018).
Dalam deklarasi itu disebutkan, PB NU bersama PP Muhammadiyah bertekad untuk melakukan gerakan pengurangan sampah platik sebagai budaya islami. Gerakan ini diterapkan dalam berbagai kegiatan mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Selain itu, kedua organisasi masyarakat ini juga bertekad untuk melakukan gerakan penggunaan tas belanja guna ulang untuk mengganti kantong plastik sekali pakai yang dilakukan secara bertahap.
Deklarasi tersebut juga disampaikan, PB NU dan PP Muhammadiyah akan melakukan gerakan pengurangan sampah kantong plastik dengan kebijakan internal organisasi, baik melalui surat edaran maupun langkah kebijakan yang ditingaklanjuti dengan sosialisasi ke masyarakat bersama KLHK.
Koordinator Lingkungan Hidup Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLH PB) Aisyiyah, Hening Parlan mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan melalui gerakan green Idul Fitri. Gerakan ini dilakukan dengan memberikan surat edaran kepada pimpinan pusat wilayah dan daerah Aisyiyah. “Setiap keluarga diminta untuk melakukan gerakan pengurangan sampah plastik, misalnya tidak memakai plastik kresek, tidak menggunakan sedotan plastik, dan membawa botol serta tempat makan,” katanya.
Saat ini, anggota PP Aisyiyah berjumlah 93.236 orang. “Tahun 2020, ditargetkan 25 persen dari seluruh anggota sudah menerapkan gerakan pengurangan sampah platik ini,” ucap Hening.
Direktur Bank Sampah Nusantara Lembaga Penanggulangan Bencana Indonesia Nahdlatul Ulama, Fitria Ariyani menyatakan, pihaknya juga berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi sampah plastik melalui program “Ngaji Sampah”.
“Program ini dilakukan setiap bulan selama satu tahun mulai April lalu. Tokoh agama, seperti Kyai ataupun Ustad yang akan memberikan dakwah terkait pengelolaan sampah yang baik menurut ajaran Islami,” ujarnya.
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Bahan Beracun Berbahaya (B3), dan Limbah B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati, berharap, gerakan ini bisa semakin mempercepat pengurangan timbulan sampah plastik di Indonesia. Selain PB NU dan PP Muhammadiyah, KLHK juga telah melakukan pendekatan ke KWI (Konferensi Wali Gereja) dan PGI (Persekutuan Gereja-gereja Indonesia).
“Berbagai pendekatan dilakukan bersama, salah satunya melalui pendekatan agama. Harapannya bisa semakin efektif menanamkan kesadaran untuk mengurangi dan mengelola sampah di tengah masyarakat luas,” katanya.