SLEMAN, KOMPAS — Menyusul terjadinya letusan freatik Gunung Merapi pada Jumat (11/5/2018) sekitar pukul 07.32, kegiatan wisata Lava Tour di lereng Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dihentikan sementara. Keputusan penghentian sementara itu diambil untuk menjaga keselamatan wisatawan dan warga yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
”Untuk menjaga keselamatan semua pihak, kegiatan Lava Tour untuk sementara dihentikan. Semua order yang sudah masuk juga dibatalkan,” kata Ketua Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi (AJWLM) Dardiri, Jumat pagi, saat dihubungi dari Sleman.
Dardiri menambahkan, pada Jumat, sedikitnya ada 400 armada jip yang sudah dipesan oleh wisatawan untuk mengikuti kegiatan Lava Tour. Namun, karena Gunung Merapi mengalami letusan freatik tadi pagi, semua pesanan itu dibatalkan. ”Tadi juga ada armada yang sudah berangkat karena mengejar sunrise, tetapi langsung saya suruh untuk turun,” katanya
Hal itu dibenarkan oleh Surya (23), pengemudi jip, di kawasan wisata lereng Gunung Merapi, Sleman. ”Iya, kami batalkan tadi semua pesanan kemarin. Lebih baik dibatalkan daripada terjadi apa-apa dengan wisatawan,” kata Surya.
Berdasarkan pantauan, saat ini suasana di tempat wisata lereng Gunung Merapi cenderung sepi. Hujan abu sudah tidak terjadi dan langit tampak cerah.
Nyoto (56), warga Cangkringan, menyampaikan, hujan abu mulai berhenti sekitar pukul 10.00. Hujan berlangsung hanya sekitar satu jam.
Jalan menuju tempat wisata itu diselimuti abu berwarna keputihan setebal lebih kurang 2 sentimeter. Warga ada yang menyirami jalan. Tujuannya agar abu tidak berterbangan dan mengganggu pengemudi sepeda motor ataupun mobil.
Hujan abu terjadi di beberapa tempat di wilayah Kabupaten Sleman meliputi Kecamatan Tempel, Turi, Pakem, Cangkringan, Ngemplak, dan sebagian Sleman. Di Slemam, hujan abu turun di daerah Jombor, Ngaglik, Pasar Sleman, Jalan Kaliurang, Godean, Depok, dan Gamping. Di Kota Yogyakarta, hujan abu di daerah Stasiun Tugu, Bumijo, Malioboro, Gamping, dan Timoho.
”Hingga saat ini tidak ada erupsi susulan. BPPTK PVMBG tidak merekam adanya peningkatan kegempaan di Gunung Merapi. Pascaerupsi, kegempaan yang terekam tidak mengalami perubahan dan suhu kawah mengalami penurunan. Status Gunung Merapi tetap Normal,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Akibat debu Merapi yang menyebar, Bandara Adisutjipto, Yogyakarta, melakukan penutupan sementara. Penutupan terakhir tadi dilakukan pukul 11.10 sampai dengan pukul 11.40.