Tokoh PKS Pimpin Deklarasi Gerakan ”Ganti Presiden”
Oleh
Satrio Pangarso Wisanggeni
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gerakan #2019GantiPresiden dideklarasikan, Minggu (6/5/2018), di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Gerakan ini bertujuan mengganti kepemimpinan nasional dari Presiden Joko Widodo pada Pemilu 2019.
Deklarasi dipimpin inisiator gerakan, yakni Mardani Ali Sera, anggota DPR dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), partai politik berbasis Islam. Aksi serupa juga telah dikoordinasikan untuk digelar di sejumlah daerah di Indonesia.
Mardani mengatakan, deklarasi semacam ini juga akan digelar di daerah bersama-sama. ”Nanti di daerah akan deklarasi bersama juga. Tim kami sudah ada di 34 provinsi dan 317 kabupaten dan kota,” kata Mardani seusai memimpin acara deklarasi di Jakarta, Minggu (6/5/2018) pagi.
Neno Warisman, mantan artis senior nasional yang juga aktivis Islam, memandu deklarasi. ”Bagaimana yel-yelnya? 2019 ganti presiden,” seru Neno dari podium kepada ratusan orang yang hadir.
Menurut Neno, deklarasi #2019GantiPresiden merupakan gerakan yang legal dan konstitusional atau dijamin undang-undang. Neno pun meminta massa untuk tidak gentar menghadapi berbagai reaksi.
Neno menyebutkan, semua orang yang hadir dalam deklarasi akan diberi buku panduan 2019 Ganti Presiden.
Mardani mengatakan, pihaknya belum memutuskan akan mendukung siapa dalam Pemilu 2019. Fokusnya pada gerakan untuk mengganti Presiden Jokowi, tetapi belum menyebut sosok yang akan dijagokan untuk menggantinya.
”Pada 4-10 Agustus 2018 adalah jadwal pendaftaran (calon presiden). Setelah tanggal itu akan jelas sikap kami,” kata Mardani yang juga Ketua Bidang Kepemudaan Partai Keadilan Sejahtera.
Beberapa waktu lalu, PKS tetap akan mengajukan sembilan kadernya untuk menjadi calon presiden atau calon wakil presiden pada Pilpres 2019 sekalipun hingga kini elektabilitas para kader PKS itu belum menggembirakan.
Sembilan kader PKS itu adalah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, mantan Presiden PKS Anis Matta, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring, Ketua DPP PKS Al Muzammil Yusuf, dan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
Menurut Mardani, sejauh ini pihaknya masih fokus sebagai pressure group dan pendidikan politik masyarakat dalam gerakan aksi tagar 2019GantiPresiden.
”Fokus gerakan kami menjadi pressure group dan pendidikan politik agar negeri ini tahu bahwa teriak, bicara usaha ganti presiden itu legal, konstitusional, dan sah, selama dilaksanakan dalam pemilihan presiden yang akan digelar pada 17 April 2019,” kata Mardani.
Mardani ditemui seusai acara deklarasi Aspirasi Nasional Relawan aksi tagar 2019GantiPresiden di dekat Patung Kuda Monas, Minggu pagi, dalam kegiatan hari bebas kendaraan bermotor.
Mardani mengklaim deklarasi itu dihadiri lebih dari 300 relawan. Massa mengenakan berbagai atribut, seperti kaus dan ikat kepala bertuliskan #2019GantiPresiden.
Isi deklarasi itu menyatakan, di masa pemerintahan saat ini banyak terjadi hal buruk, seperti kemiskinan dan ketidakadilan, termasuk ancaman terhadap kedaulatan dan krisis kepemimpinan di Indonesia. Aspirasi ditutup dengan janji dan harapan agar #2019GantiPresiden dapat diwujudkan dalam Pilpres 2019.
Mardani sempat berorasi dan memimpin pengucapan deklarasi aspirasi itu di atas mobil truk komando putih yang diparkir di depan pintu pagar di sisi barat Monas.
Ditemui seusai acara deklarasi tersebut, Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Roma Hutajulu mengatakan, pelaksanaan HBKB di kawasan tersebut aman dan kondusif.
”Kami telah bersinergi dengan kawan-kawan dari TNI juga. Aman dan kondusif,” kata Roma.
Secara terpisah, Kepala Subdirektorat Penegakan Hukum Dirlantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Budiyanto mengatakan, pihaknya mengerahkan 300 personel pada pagi hari tadi.
”Sebanyak 300 petugas untuk pengamanan car free day dan pengalihan arus (lalu lintas),” kata Budiyanto.