Tiga Pemuda Bersenjata Tajam Todong dan Rampas Dua Korban di Depok
Oleh
Dian Dewi Purnamasari/Irene Sarwindaningrum
·3 menit baca
DEPOK, KOMPAS - Polisi mengantongi ciri-ciri tiga orang pelaku perampokan yang beraksi di dua tempat kejadian perkara berbeda, Senin (23/4/2018) dini hari. Ketiga pelaku ini melukai korban dengan celurit untuk merampas ponsel dan uang milik korban.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Depok Komisaris Bintoro mengatakan, pelaku terdiri dari tiga orang yang berboncengan dalam satu motor. Ketiganya diduga masih muda dan berusia di bawah 25 tahun. Hal itu terlihat dari penampilan mereka yang tertangkap kamera pengintai di salah satu toko elektronik di Jalan Dewi Sartika. Mereka diduga merupakan kelompok pemuda yang nekat menodong korban untuk merampas harta bendanya.
"Korban SA (22) terluka itu di tempat kejadian perkara Jalan Dewi Sartika. Dia sedang nongkrong dan makan nasi goreng saat diancam oleh pelaku. Korban terluka dan dijahit tiga di dada, dan empat di pinggang," kata Bintoro.
Dalam rekaman CCTV yang beredar viral di sosial media itu, terlihat pelaku turun dari sepeda motor dan mendatangi korban. Pelaku langsung menodong korban dengan celurit. Dua orang saksi yang berada di TKP tidak bisa berbuat banyak karena ketakutan. Bahkan, menurut Komisaris Bintoro, pedagang nasi goreng sempat mengira aksi itu hanya main-main.
"Pedagang nasi goreng mengira itu hanya anak main-main. Makanya dia cuek saja sambil terus memasak," terang Bintoro.
Korban diancam dengan celurit untuk memberikan dompet dan ponselnya. Namun, korban sempat menolak. Korhan hanya mencabut uang Rp 50.000 dari dompet. Uang itu lalu dibawa kabur oleh pelaku. Usai uang direbut pelaku, korban baru berteriak minta tolong. Seseorang dari seberang jalan mengejar pelaku tetapi pelaku kabur bersama dua orang temannya yang berboncengan sepeda motor.
Hasil penyelidikan polisi, pelaku yang sama diduga juga melakukan kejahatan serupa tempat kejadian perkara lain yaitu di warung Berkah, Jalan Tanah Baru, Beji. Pelaku menyasar korban AR (28) dan merampas ponsel miliknya.
Polisi belum bisa memastikan apakah pelaku tergabung dalam geng motor remaja atau tidak. Namun, berdasarkan kasus kriminal yang kerap muncul di Depok, pelaku pemuda kerap terhubung dengan jaringan geng maupun geng motor. Pelaku beraksi diduga karena motif ekonomi atau ingin menunjukkan eksistensi gengnya.
"Sekarang pelaku sedang kami kejar," kata Bintoro.
Ketua Tim Jaguar Polres Kota Depok Inspektur Satu Winam Agus mengatakan, pihaknya masih terus melakukan patroli untuk mengantisipasi kejahatan jalanan. Sebelumnya, banyak kejahatan jalanan seperti perampasan dengan ancaman hingga tawuran dilakukan sekelompok remaja belasan tahun.
“Pernah kami tangkap 18 remaja naik motor yang pernah kami amankan, ternyata sepanjang jalan mereka ini melakukan kejahatan. Ada ibu-ibu di jalan, diancam diminta HP-nya, seperti itu,” katanya, kemarin.
Sekitar dua hari sebelum pembacokan yang terekam di CCTV dan kemudian viral, Tim Jaguar yang merupakan tim gerak cepat antisipasi kejahatan jalanan menangkap 14 remaja yang tengah berkumpul dengan membawa senjata tajam.
Para remaja ini umumnya melakukan kejahatan jalanan hanya demi eksistensi diri. Namun, ada juga yang melakukan dengan motif ekonomi. Saat ini, kenakalan remaja masih terus menjadi ancaman bagi Kota Depok, kendati angkanya sudah menurun sejak Tim Jaguar berpatroli.