SLEMAN, KOMPAS – Belajar dari kesuksesan sistem pendidikan di Finlandia, pemerintah Indonesia harus terus mendorong peningkatan kualitas para guru yang mengajar di sekolah. Keberadaan guru-guru yang berkualitas sangat penting agar institusi pendidikan mampu menghasilkan lulusan berkualitas yang nantinya bisa bekerja di berbagai bidang.
“Guru yang berkualitas sangat krusial. Kita bisa berbicara tentang teknologi dan inovasi, tetapi untuk menghasilkan itu kita butuh guru yang baik,” kata Executive Vice President Finland University, Pasi Kaskinen, dalam acara The Nordic Way di Universitas Gadjah Mada (UGM), Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (23/4/2018).
The Nordic Way merupakan rangkaian seminar dan diskusi yang diinisiasi kedutaan besar empat negara di kawasan Nordik, Eropa, yakni Denmark, Finlandia, Norwegia, dan Swedia. Acara The Nordic Way di UGM dihadiri oleh Duta Besar Denmark di Indonesia, Rasmus Abildgaard Kristensen, Duta Besar Finlandia di Indonesia, Paivi Hiltunen-Toivio, Duta Besar Norwegia di Indonesia, Vegard Kaale, serta Duta Besar Swedia di Indonesia, Johanna Brismar-Skoog.
Selain duta besar empat negara tersebut, sejumlah pakar serta perwakilan sejumlah perusahaan dari negara-negara itu juga hadir di acara The Nordic Way di UGM. Mereka membicarakan sejumlah tema, misalnya pendidikan, perencanaan kota, mobilitas di wilayah perkotaan, serta energi dan lingkungan hidup.
Pasi, yang menjadi salah satu pembicara di The Nordic Way di UGM, menuturkan, salah satu kunci kesuksesan pendidikan di Finlandia adalah guru yang berkualitas.
Pemerintah Finlandia menaruh perhatian sangat besar terhadap pendidikan dan pelatihan terhadap para guru agar mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengajar dengan baik.
“Kami melakukan investasi yang besar pada pendidikan dan pelatihan guru karena guru yang berkualitas menentukan banyak hal,” ungkap Pasi.
Pasi menuturkan, dengan guru yang berkualitas, pemerintah Finlandia mampu menghadirkan pendidikan yang baik hingga ke wilayah yang terpencil. Sebab, para guru yang berkualitas bisa tetap mengajar dengan baik tanpa harus bergantung kepada sistem dan sarana pendidikan.
Pasi juga menyebut, kurikulum pendidikan di Finlandia lebih berupa panduan umum yang berisi garis besar materi pendidikan. Oleh karena itu, para guru di Finlandia memiliki otonomi yang besar dalam mengajar.
"Kurikulum pendidikan di Finlandia tidak berisi panduan detail apa yang harus dilakukan guru menit per menit. Jadi, tingkat otonomi guru di Finlandia itu sangat tinggi," tuturnya.
Pasi mencontohkan, para guru di Finlandia bahkan memiliki kewenangan untuk mengakhiri jam pelajaran lebih awal dalam kondisi tertentu, misalnya para murid sangat kelelahan atau perhatian mereka di kelas terganggu oleh faktor tertentu.
“Dan bila para guru melakukan hal itu (mengakhiri pelajaran lebih awal), tidak akan ada pihak yang menyalahkan keputusan itu,” ungkap dia.
Belajar
Paivi Hiltunen-Toivio mengatakan, acara The Nordic Way bertujuan untuk mengenalkan nilai-nilai dan berbagai teknologi yang dimiliki negara-negara Nordik dalam beberapa bidang.
Acara yang juga digelar di Surabaya, Bandung, dan Jakarta, itu diharapkan pula menjadi ajang untuk menjajaki kerja sama antara berbagai pihak di Indonesia dan empat negara Nordik.
“Kerja sama lintas sektor dan keterlibatan beragam aktor, termasuk kerjasama publik-swasta-akademisi, telah membantu kota-kota negara Nordik mencapai tingkat kesehatan dan kesejahteraan tertinggi di dunia,” ujar Paivi.
Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, berbagai pihak di Indonesia bisa belajar banyak pada negara-negara Nordik dalam hal pengelolaan kota yang berkelanjutan.
“Sebuah kota yang berkelanjutan bisa berkembang sendiri dengan mengandalkan pada daerah sekitarnya dan bertumpu pada kekuatan yang bersumber dari energi terbarukan,” katanya.