Polisi Siapkan Enam Skenario Urai Kemacetan Saat Arus Mudik 2018
JAKARTA, KOMPAS — Korps Lalu Lintas Polri menyatakan telah menyusun setidaknya enam skenario untuk mengantisipasi kemacetan yang terjadi saat mudik tahun ini di Pulau Jawa. Telah tersambungnya Tol Trans-Jawa (Merak-Surabaya) dan penambahan hari libur Lebaran diprediksi akan mengurangi kemacetan saat arus mudik hingga 50 persen dibandingkan tahun lalu.
”Kalau prediksi saya, dengan tersambungnya tol dari Merak sampai Surabaya, ditambah ada tambahan libur, mudik tahun ini akan lebih lancar 50 persen dibandingkan tahun lalu,” ujar Kepala Bagian Operasi Korps Lalu Lintas Polri Komisaris Besar Benyamin saat ditemui di kantornya, di Jakarta, Kamis (19/4/2018).
Prediksi saya, dengan tersambungnya tol dari Merak sampai Surabaya, ditambah ada tambahan libur, mudik tahun 2018 ini akan lebih lancar 50 persen dibandingkan tahun lalu.
Benyamin menilai, adanya tambahan cuti bersama sebanyak tiga hari akan membuat masyarakat memiliki banyak alternatif waktu untuk mudik. Hal itu akan membuat kepadatan pemudik di jalanan semakin terbagi dalam beberapa hari.
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Agama, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, serta Kementerian Ketenagakerjaan menambah jadwal cuti bersama pada hari raya Idul Fitri tahun 2018. Libur Idul Fitri jatuh pada 15-16 Juni.
Pada keputusan sebelumnya, libur cuti bersama ditetapkan pada tanggal 13, 14, 18, dan 19. Akan tetapi, pemerintah merevisinya dan menetapkan tanggal 11, 12, dan 20 sebagai cuti bersama.
”Tentu kami dari kepolisian bersyukur dengan adanya tambahan libur. Itu akan berpengaruh terhadap pilihan masyarakat menentukan jadwal mudiknya, apakah ingin mudik sejak awal, bisa dari Jumat sore tanggal 8 atau memilih sesudah itu,” ujar Benyamin.
”Kalau orang yang sibuk, pasti H-1 atau H-2 mudiknya, tetapi saya prediksi itu sudah tidak akan terlalu banyak jumlahnya. Dengan demikian, konsentrasi kepadatan akan terbagi dan kemacetan berkurang,” lanjutnya.
Meski masih terdapat beberapa ruas tol yang sifatnya fungsional saat arus mudik nanti, tersambungnya seluruh ruas Tol Trans-Jawa dari Merak hingga Surabaya dinilai Benyamin akan memperlancar arus mudik tahun 2018. Nantinya tol fungsional hanya akan dioperasikan satu arah.
”Kami juga bersama-sama menyiapkan berbagai fasilitas penunjang di tol fungsional. Sekitar 10 rest area tersedia di tol fungsional Pemalang-Semarang. Di sana sudah ada minimarket juga,” tutur Benyamin.
Ia menyebutkan, Polri mengerahkan 91.361 personel untuk mengamankan arus mudik 2018. Jumlah tersebut terdiri dari 42.445 personel polisi lalu lintas, 47.924 personel dari fungsi kepolisian lain, dan 1.000 personel bantuan dari Sekolah Inspektur Polisi.
Enam skenario
Benyamin mengatakan, setidaknya terdapat enam skenario yang telah disiapkan untuk menghadapi beberapa tempat yang diprediksi akan menjadi titik-titik kemacetan.
Pertama, jika kemacetan terjadi di setiap tempat istirahat (rest area) di ruas Tol Jakarta-Cikampek hingga Cipali, akan diberlakukan sistem lawan arus (contraflow) dengan mengambil satu lajur yang berlawanan.
Skenario kedua adalah menghadapi kemungkinan kemacetan yang terjadi di pintu keluar Tol Gandulan (ruas Tol Batang-Pemalang). Jika terjadi antrean hingga 3 kilometer, polisi akan memutus arus kendaraan dengan mengalihkan ke arah Sewaka, Pemalang Barat. Jika masih terjadi kemacetan di Pemalang Barat, kendaraan pemudik akan diarahkan keluar tol dipintu keluar Tol Tegal Timur.
Penanganan kemacetan yang diprediksi terjadi di ruas tol fungsional Pemalang-Semarang menjadi skenario ketiga. Benyamin mengatakan, jika terjadi antrean sepanjang 3-5 kilometer di pintu keluar Tol Krapyak, Semarang, kendaraan akan dilarang masuk tol fungsional mulai dari pintu Tol Kandeman, Batang.
Skenario keempat yang disusun kepolisian adalah untuk menghadapi arus balik, khususnya menangani potensi kemacetan di area istirahat Tol Cipali Km 130. Jika terjadi kemacetan, kendaraan akan diarahkan ke jalan arteri. Sebelum itu dilakukan, akan diberlakukan sistem lawan arus terlebih dahulu. Jika masih terjadi kemacetan, kendaraan dari arah Jakarta ke timur akan dilarang memasuki tol mulai dari Cikopo. Kendaraan akan diarahkan ke Cikampek atau Bandung.
Sementara itu, skenario yang kelima, sistem lawan arus akan diberlakukan pada arus balik mulai dari Kilometer 70-40 Tol Jakarta-Cikampek jika terjadi kemacetan imbas pertemuan arus dari Tol Cipali dan Cipularang.
Adapun skenario keenam dilakukan berkaitan dengan kebijakan satu arah di jalan tol fungsional Wilangan-Kertosono. Di sana akan berlaku kebijakan sebaliknya, artinya saat arus mudik, tol akan dibuka searah khusus untuk kendaraan dari Surabaya mengarah ke barat, seperti Nganjuk, Ngawi, Madiun, dan Kediri. Sementara saat arus balik, tol dibuka searah untuk sebaliknya.
”Jadi penduduk Surabaya itu banyak yang orang Ngawi, Nganjuk, Madiun, Kediri kerja di Surabaya, dan ketika Lebaran, mereka mudik. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan pemudik dari Jakarta ke Surabaya,” ucap Benyamin.
Jumlah kendaraan pemudik dari Jakarta ke Surabaya, lanjutnya, hanya sekitar 10 persen dari total jumlah pemudik di Indonesia. Paling banyak mengarah ke Jawa Tengah, 39 persen, dan Jawa Barat, 28 persen.
Pemudik dari Jakarta yang mengarah ke Surabaya dapat keluar di Gerbang Tol Wilangan dan melanjutkan ke jalan arteri. Pemudik dapat memasuki tol kembali di Gerbang Tol Bandar Kedung yang mengarah ke Surabaya.
”Dengan demikian, kemacetan yang biasa terjadi di Mengkreng diharapkan tahun ini sudah tidak terjadi,” kata Benyamin.
Selain potensi-potensi kemacetan yang disiapkan melalui enam skenario tersebut, Benyamin memprediksi kemacetan akan terjadi di titik-titik awal ruas Tol Jakarta-Cikampek, yaitu Km 10, 16, 19, 22, 33, 39, dan 47. Hal itu karena terjadi penyempitan jalan akibat masih adanya pembangunan infrastruktur kereta ringan (LRT).
Kemacetan akan terjadi di titik-titik awal ruas Tol Jakarta-Cikampek, yaitu Km 10, 16, 19, 22, 33, 39, dan 47. Hal itu karena terjadi penyempitan jalan akibat masih adanya pembangunan infrastruktur kereta ringan (LRT).
Adapun di jalur selatan Jawa, Benyamin mewaspadai potensi kemacetan yang terjadi di Tonjong, Brebes, akibat adanya aktivitas pasar pada pagi hari. Selain itu, setiap titik persimpangan sebidang dengan jalur kereta api dinilai tetap dapat menimbulkan kemacetan.
Pemudik motor
Pengamat transportasi dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, menilai, tersambungnya tol dari Merak hingga Surabaya dan penambahan libur cuti bersama akan berdampak pada lebih lancarnya arus mudik tahun ini. Meski begitu, jalur arteri yang lebih lengang harus diantisipasi pemerintah agar pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua tidak bertambah.
”Program mudik bareng dari pemerintah harus mampu menekan angka pemudik kendaraan roda dua. Sebab, kalau jalan arteri tambah lancar, akan ada kemungkinan masyarakat yang tergoda untuk menggunakan sepeda motor untuk mudik,” ujar Yayat.
Ia menilai, mudik menggunakan sepeda motor cenderung lebih berbahaya dibandingkan menggunakan mobil atau angkutan umum.
Mudik menggunakan sepeda motor cenderung lebih berbahaya dibandingkan menggunakan mobil atau angkutan umum.
Selain itu, Yayat berharap, petugas dapat mengantisipasi potensi kemacetan yang terjadi di pintu keluar tol karena saat ini jumlah tol semakin banyak dan dapat memancing minat masyarakat untuk mencoba jalan tol yang baru.
”Jangan sampai kejadian seperti Brexit 2016 (Pintu Tol Brebes Exit) kembali terulang,” ujar Yayat.
Ia mengatakan, rambu-rambu serta penerangan jalan harus disediakan di tol fungsional yang akan dibuka nantinya. Hal itu guna menekan angka kecelakaan saat arus mudik.