Sistem Ganjil-Genap Diuji Coba, Banyak Warga Tidak Tahu
Oleh
DD14
·4 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Uji coba pembatasan kendaraan pribadi dengan sistem pengaturan pelat nomor ganjil dan genap di ruas Tol Jakarta-Tangerang diberlakukan pada Senin (16/4/2018) pukul 06.00-09.00 WIB. Meski demikian, masih banyak kendaraan berpelat nomor ganjil yang melintas.
Pantauan Kompas pada pukul 06.00-09.00, tidak kurang dari 100 kendaraan pribadi berpelat nomor ganjil hendak memasuki Pintu Tol Kunciran II. Namun, petugas kepolisian dan Kementerian Perhubungan yang berjaga mengarahkan kendaraan tersebut pindah ke jalur yang mengarah ke jalur Sutera, Serpong, dan Tangerang.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, uji coba pembatasan kendaraan ganjil genap ruas Tol Jakarta-Tangerang diberlakukan di Pintu Tol Kunciran II dan Tangerang II. Kebijakan itu berlaku pada Senin-Jumat, kecuali hari libur.
Selain dengan mekanisme ganjil-genap, lajur khusus bus dan pelarangan kendaraan angkutan barang bersumbu roda tiga diberlakukan bersamaan.
Ganjil genap juga berlaku di Pintu Tol Cibubur II ruas Tol Jagorawi. Akan tetapi, di sana tidak berlaku pembatasan angkutan barang. Uji coba yang berlaku di ruas Tol Jakarta-Tangerang sama seperti di ruas Tol Jakarta-Cikampek yang telah diuji coba sejak 12 Maret 2018.
Masih banyaknya warga yang tidak tersosialisasi di Pintu Tol Kunciran II tidak lepas dari papan rambu pengumuman elektronik yang tidak secara terus-menerus menampilkan pemberitahuan diberlakukannya mekanisme ganjil genap.
Papan menampilkan pengumuman ganjil-genap setiap 15 menit. Setelah 15 menit diumumkan, 15 menit selanjutnya berisi imbauan cara mengemudi yang sesuai dengan aturan.
Kepala Subdirektorat Pengawalan dan PJR Ditgakum Korps Lalu Lintas Polri Komisaris Besar Bambang Sentot Widodo mengatakan, ke depan akan dipasang papan rambu permanen pemberitahuan ganjil genap di 200 meter sebelum persimpangan lajur yang mengarah ke Pintu Tol Kunciran II.
"Memang ini masih hari pertama uji coba. Kami juga optimalkan sosialisasi langsung oleh petugas,” ujar Bambang.
Kepala Korps Lalu Lintas Inspektur Jenderal (Pol) Royke Lumowa yang turut meninjau uji coba ganjil-genap di Ruas Tol Jakarta-Tangerang mengatakan, lalu lintas sedikit terhambat karena masih banyak pengemudi yang bertanya kepada petugas sebelum masuk jalur Tol Kunciran II. Antrean terpanjang yang terjadi hingga 20 kendaraan disebabkan proses sosialisasi itu.
”Hari pertama ini, kami juga berusaha agar petugas yang menyosialisasi sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur),” ujar Royke.
Royke mengatakan, seiring berlakunya ganjil genap di beberapa ruas tol, terdapat beberapa alternatif, yaitu mengalihkan rute perjalanan, berangkat lebih pagi atau siang, dan menggunakan angkutan umum.
Royke mengatakan, kepolisian juga telah menyosialisasikan kepada angkutan barang yang tidak boleh melintas pada pemberlakuan ganjil-genap sejak di pintu Tol Balaraja. Sosialisasi juga dilakukan sejak di Merak dan Serang, Banten.
”Untuk kendaraan pribadi berpelat nomor ganjil di pintu Tol Kunciran II hari ini (06.00-09.00), kami arahkan untuk lewat Tol Kawaraci, atau lewat Jalan Raya Serpong yang bisa tembus ke BSD (Bumi Serpong Damai) atau melewati Jalan Daan Mogot,” kata Royke.
Lebih hemat
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Bambang Prihartono mengatakan, selain mengurangi kepadatan lalu lintas pada jam-jam sibuk. Mekanisme ganjil-genap dapat memberikan keuntungan secara ekonomi.
”Pemberlakuan ganjil genap di Tol Japek selama tiga jam saja itu totalnya dapat menghemat Rp 140 miliar per tahun dari segi bahan bakar. Itu kami hitung, misalnya, per orang menghabiskan Rp 80.000 per hari untuk kendaraan pribadi, sementara hanya butuh Rp 40.000 ketika naik angkutan umum,” ujar Bambang.
Meski demikian, Bambang mengakui, uji coba pemberlakuan ganjil-genap selama ini belum mampu mengurangi volume kendaraan pribadi yang melintas, tetapi hanya membagi konsentrasi kendaraan ke beberapa titik tol.
”Sekitar 50 persen masyarakat masih memilih alternatif untuk jalan lebih pagi. Akan tetapi, ini masih bagus. Kebijakan ini berarti membagi beban kepadatan jalan tol,” kata Bambang.
Bambang mengatakan, total kendaraan pribadi yang melintasi Pintu Tol Kunciran II dan Tangerang II setiap hari pada pukul 06.00-09.00 mencapai 6.000 kendaraan.
Adapun rata-rata kecepatan maksimal kendaraan hanya mencapai 25 km per jam. Padahal, standar minimal kecepatan kendaraan di jalan tol adalah 60 km per jam.
”Kami harap bisa mencapai 40-50 km per jam kecepatan kendaraan saat pemberlakuan ganjil-genap ini,” kata Bambang.
Bantu LRT
Bambang menyampaikan, kebijakan ganjil genap juga ditargetkan mampu berkontribusi terhadap antusiasme pengguna light rapid transit (LRT) yang menurut rencana mulai beroperasi tahun ini.
”Kami bantu mengubah pola pikir masyarakat agar lebih memilih angkutan umum dibandingkan kendaraan pribadi. Investasi pemerintah untuk membangun infrastruktur angkutan massal sangat besar. Sayang apabila tidak dimanfaatkan,” ujar Bambang.
”Jabodetabek itu sekarang rata-rata 57 juta pergerakan orang per hari. Tahun lalu baru sekitar 47 juta. Kalau LRT sudah beroperasi bisa menampung 7 juta pergerakan masyarakat per hari. Jadi masih ada gap sehingga harus terus kita dorong masyarakat agar menggunakan angkutan umum,” kata Bambang.