SURABAYA, KOMPAS Dua kontestan Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur, pasangan nomor urut satu mantan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa-Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak dan pasangan nomor urut dua Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf-Anggota DPR Puti Guntur Soekarno, mengumbar janji meningkatkan kesejahteraan rakyat Jatim.
Janji tersebut dinyatakan saat debat terbuka pertama, Selasa (10/4/2018) malam, di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jatim. Khofifah yang diberi kesempatan pertama menyampaikan visi misinya menyatakan, rakyat Jatim adalah jantung dan penerus kejayaan Nusantara. Oleh karena itu, rakyat Jatim tak boleh miskin, bodoh, dan menderita sakit saat pemimpin dan pemerintahan jadi kuat.
”Dari produk domestik regional bruto (PDRB) hampir Rp 1.900 triliun, APBD Jatim cuma Rp 29,8 triliun atau 3,5 persen sehingga pemimpin harus mampu mengelola keuangan dengan baik lewat program yang tepat,” kata Khofifah.
Adapun Saifullah mengatakan, di Jatim seluruh rakyat adalah bersaudara, yang sama-sama mendambakan kemakmuran. Oleh karena itu, kemiskinan dan kesenjangan harus diatasi. Demikian pula pendidikan dan kesehatan diutamakan serta mendapat perhatian besar, terutama terhadap anak, perempuan, dan orang tua.
Untuk itu, pemerintah provinsi harus bekerja sama dengan pusat dan kabupaten/kota untuk program yang tepat. ”Jika saya jadi gubernur, saya akan pertahankan nilai-nilai atau program lama yang baik, tetapi terbuka dengan nilai-nilai baru yang baik. Pemerintahan di Jatim harus kuat dan bersih dan bertumpu pada manusia unggul, inovasi, dan gotong royong,” kata Saifullah.
Saat ditantang bagaimana memajukan 26.000 lembaga pendidikan diniyah dengan 2,9 juta santri dan 198.000 pengajar, Saifullah menyatakan selama kurun 10 tahun, pemerintah provinsi Jatim menyekolahkan pengajar madrasah yang belum sarjana jadi sarjana. Fasilitas diberikan dengan bantuan operasional sekolah di daerah. Pemprov Jatim akan mengupayakan pendidikan madrasah dan pesantren dibantu BOS dari pusat.
Menurut Khofifah, lulusan sejumlah pesantren perlu disetarakan dengan lulusan sekolah umum lainnya. Namun, proses pendidikan di pesantren harus ditingkatkan pula. Untuk itu, bantuan lewat BOS dari pusat, provinsi, dan mungkin kabupaten/kota perlu dipertahankan.
Ulama diajak sejukkan suasana
Saat menerima ulama beberapa wilayah dari Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Depok, Karawang, dan Purwakarta di Istana Bogor, Jawa Barat, Presiden Joko Widodo mengajak ulama ikut menyejukkan suasana jelang pilkada.
Selain itu, Presiden Jokowi juga berharap mereka turut meluruskan hal-hal yang tak benar karena banyaknya kabar bohong, hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian beredar di masyarakat. ”Indonesia yakin akan jadi negara besar, kokoh, dan kuat jika ulama dan umara-nya beriringan serta menjaga tali silaturahmi,” tutur Presiden Jokowi. (*)