Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Ma\'ruf Ami memberikan tausiah kebangsaan saat acara konferensi wilayah ke-X PWNU Lampung, Kamis (8/3) malam di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung. Meski diguyur hujan, acara yang berlangsung hingga tengah malam itu dihadiri ribuan nahdliyin. Ma\'ruf mengingatkan, bangsa Indonesia harus menjaga toleransi dan kerukunan antarumat.
LAMPUNG TENGAH, KOMPAS — Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Ma’ruf Amin mengatakan, keberagaman suku dan sikap toleran bangsa Indonesia menjadi contoh baik bagi negera-negara lain di dunia. Untuk itu, dia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga keharmonisan hidup berbangsa dan bernegara.
Hal itu disampaikan saat KH Ma’ruf Amin memberikan tausiah kebangsaan saat menghadiri acara Konferensi Wilayah Ke-X yang digelar PWNU Lampung, Kamis (8/3) malam. Meski diguyur hujan hingga tengah malam, acara yang berlangsung dari pukul 21.00 hingga pukul 22.30 tersebut tetap dihadiri ribuan nahdliyin.
Ma’ruf Amin mengatakan, Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia merupakan pemikiran yang menjadi titik temu bagi semua suku, ras, dan agama yang ada di Indonesia. Pancasila merangkul semua kalangan untuk dapat dihidup bersama secara harmonis.
”Bangsa Indonesia telah berhasil membangun dan menjaga keharmonisan selama puluhan tahun. Ini yang harus dijaga karena Indonesia menjadi contoh baik bagi negara lain,” kata Ma’ruf Amin.
Bangsa Indonesia telah berhasil membangun dan menjaga keharmonisan selama puluhan tahun. Ini yang harus dijaga karena Indonesia menjadi contoh baik bagi negara lain.
Ma’ruf bercerita, dia pernah didatangi oleh orang dari Afghanistan yang ingin mempelajari tentang kehidupan berbangsa di Indonesia. Sebagai bangsa yang beragam, Indonesia dianggap berhasil membangun toleransi sehingga masyarakatnya hidup berdampingan secara damai. Hal inilah yang diharapkan juga dapat dipelajari dan diterapkan bangsa lain, misalnya oleh Afghanistan.
Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, bahkan dunia, Nahdlatul Ulama ikut membangun dan menjaga toleransi di Tanah Air. Salah satunya, NU menggaungkan konsep Islam Nusantara.
Penerapan Islam Nusantara yang mengedepankan cara berpikir yang dinamis dan berlandaskan pada nilai-nilai kebaikan diharapkan mampu mewujudkan praksis Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Konsep ini diyakini mampu menangkal paham radikal yang tengah berkembang di tengah masyarakat.
”Islam Nusantara menjunjung cara berpikir yang dinamis, tetapi tetap sesuai aturan dan disampaikan dengan sopan santun tanpa kekerasan. Dengan begitu, masyarakat dapat terjaga dari radikalisme,” kata Ma’ruf.
Para nahdliyin harus menerapkan prinsip cara berpikir Islam Nusantara yang dinamis. Artinya, gagasan yang kreatif dan inovatif untuk perbaikan bangsa harus terus digagas.
Selain itu, para nahdliyin juga perlu menanamkan sikap toleran dan menghargai perbedaan. ”Kita tidak boleh merasa paling benar dengan pendapat pribadi,” ujar Ma’ruf.
Islam Nusantara menjunjung cara berpikir yang dinamis, tetapi tetap sesuai aturan dan disampaikan dengan sopan santun tanpa kekerasan. Dengan begitu, masyarakat dapat terjaga dari radikalisme.
Dia menambahkan, Islam Nusantara juga mengedepankan prinsip rasa cinta antarumat beragama. Tidak boleh ada upaya intimidasi, pemaksaan, dan ancaman di tengah masyarakat.
Selain menyampaikan prinsip Islam Nusantara, Ma’ruf juga mengingatkan para pengurus wilayah NU Lampung bahwa amanah menjadi pengurus harus dijaga dengan baik. Pengurus diharapkan tidak hanya menjalankan tanggung jawab, tetapi juga mampu memberdayakan umat Islam.
Dia juga meminta agar para pengurus terus menjaga nama besar NU sebagai organisasi Islam. Kehadiran NU diharapkan menjadi rahmat bagi semua umat di Indonesia, bahkan dunia.
Ketua PWNU Lampung KH Sholeh Bajuri berharap, konferensi wilayah yang berlangsung selama tiga hari itu diharapkan mampu menghasilkan pemimpin yang lebih baik. Dia berharap, program kerja untuk lima tahun ke depan yang tengah disusun dapat membawa perubahan tidak hanya bagi kemajuan Lampung, tetapi juga Indonesia.
Dua calon
Terkait nama-nama calon Ketua PWNU, saat ini, ada dua nama calon ketua yang sudah muncul. Kedua nama calon tersebut ialah KH Sholeh Bajuri yang merupakan Ketua PWNU dan Prof M Mukri yang saat ini menjabat sebagai Rektor UIN Raden Intan Lampung.
Kedua nama itu merupakan sosok yang dihormati dan mempunyai rekam jejak yang baik. Keduanya juga merupakan sosok kharismatik yang memegang teguh nilai-nilai NU.
Selain menjabat Ketua PWNU Lampung periode 2013-2018, KH Sholeh Bajuri juga pernah menjabat sebagai Ketua PCNU Lampung Selatan. Dia juga merupakan pengasuh Pondok Pesantrean Rauddlatussolihin, Lampung Selatan.
Sementara itu, Prof M Mukri pernah menjabat PW Gerakan Pemuda Ansor Lampung. Dia juga masuk dalam kepengurusan PWNU Lampung periode 2013-2018.