Ganjil Genap di Pintu Tol Bekasi Timur dan Bekasi Barat
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek akan memberlakukan sistem nomor polisi ganjil-genap pada semua kendaraan yang masuk ke Jalan Tol Jakarta-Cikampek lewat Pintu Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur. Itu berlaku Senin- Jumat setiap pukul 06.00-09.00, dimulai Senin (12/3).
”Pemberlakuan itu untuk mobil pribadi dan angkutan barang. Jika tetap akan membawa kendaraan ke Jakarta, harus lewat pintu tol lain,” kata Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono di Jakarta, Kamis (22/2).
Pemberlakuan sistem ganjil- genap berdasar tanggal itu untuk mengurangi kepadatan di jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek). ”Saat ini rasio kepadatan di Japek lebih dari 1. Dengan sistem ganjil-genap, diharapkan rasionya jadi 0,7. Kecepatan kendaraan yang semula 12 km per jam bisa jadi 30-40 km per jam,” katanya.
Penerapan di dua pintu tol ini disebabkan arus kendaraan di sana sangat padat, yang mengganggu arus dari arah Cikampek ataupun Jakarta. Di Pintu Tol Bekasi Barat saja, kendaraan pada jam sibuk bisa masuk 4.400 unit.
Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani sangat mendukung pemberlakuan sistem ini. ”Bila sistem ganjil-genap ini diberlakukan, akan mengurangi kepadatan hingga 15 persen,” ujarnya.
Tawaran solusi
Masyarakat yang terkena sistem ini bisa menitipkan kendaraan di empat mal dan stadion di sekitar pintu tol. Dari mal, bisa menggunakan bus transjabodetabek premium bertarif Rp 20.000. Tarif parkir Rp 10.000 flat sepanjang hari menunjukkan tiket bus transjabodetabek.
”Bus premium ini akan menuju Senayan dan Harmoni. Jadi, akan lebih murah bagi mereka yang mau beralih ke angkutan umum,” kata Bambang.
Bus premium akan berjalan di jalur khusus bus di lajur pertama. ”Angkutan barang di lajur kedua. Lajur ketiga dan keempat buat kendaraan pribadi. Kendaraan pribadi di lajur pertama akan ditilang,” ujarnya.
Lajur khusus bus membuat kecepatan terjaga dan tepat waktu. Untuk itu, pemerintah akan menyediakan 60 bus, yang semuanya akan diisi Perum PPD. Namun, pengusaha bus swasta yang akan masuk juga dipersilakan.
Secara khusus, PT Jasa Marga berharap agar penertiban terhadap truk over dimensi dan overload (odol) terus dijalankan. ”Keberadaan truk odol ini tidak saja merusak jalan kami, tetapi juga membuat kemacetan kian parah. Apalagi apabila ada kerusakan truk odol,” kata Desi.
Menurut AVP Corporate Communication PT Jasa Marga Tbk Dwimawan Heru, penertiban truk odol dilakukan menyebar. Tiga hari (Selasa-Kamis) ini operasi gabungan di Gerbang Tol Kapuk, Jalan Tol Prof Dr Sedyatmo, mengarah ke Jalan Tol Dalam Kota, 143 dari 254 kendaraan angkut tak lulus timbang dan dinyatakan overload. (ARN)