TANGERAN, KOMPAS — Dianti Dyah Ayu Cahyani (24), karyawati GMF Bandara Internasional Soekarno-Hatta, menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Mayapada, Tangerang, Selasa (6/2) sekitar pukul 06.43.
Sebelumnya, perempuan yang baru diangkat menjadi karyawan di staf keuangan itu dapat dievakuasi sekitar pukul 03.00 dini hari.
Selanjutnya, korban dibawa ke RSUD Tangerang.
Namun, setelah menjalani perawatan di rumah sakit tersebut, korban dirujuk ke RS Mayapada karena alasan tidak tersedianya layanan ICU di rumah sakit tersebut.
”Seluruh pertolongan sudah kami berikan kepada almarhumah selama dari RSUD sampai di sini. Pukul 05.00 petugas kami dapat kontak dari petugas RSUD Tangerang ada pasien bernama Dianti Dyah Ayu Cahyani, korban longsor di bandara.
Kabar dari petugas, korban menurut rencana dirujuk ke RS Mayapada karena membutuhkan pertolongan lebih lanjut.
Informasi yang kami trerima saat itu ICU di RSUD belum bisa melayani,” kata Direktur Utama RS Mayapada Tangerang Markus Waseso S Mars dalam jumpa pers di lantai lima rumah sakit ini, Selasa (6/2).
Setelah sepakat memindahkan korban, petugas RS Mayapada menuju IGD RSUD untuk menjemput korban.
Saat korban akan dipindahkan, kata Markus, petugas RS Mayapada terlebih dulu memeriksa kondisi pasien.
”Dari hasil pemeriksaan di tempat kondisi pasien sakit berat, korban sangat lemah, dan cenderung mengantuk,” kata Markus.
Berdasarkan hasil pemeriksaan di tempat, lanjut Markus, pasien dipasangi collar neck, spalk. Markus menjelaskan, di bagian perut pasien terdapat memar. Sementara tungkai kiri dan lengan kiri dipasang gips. Selain itu, terdapat juga pembengkakan di paha kanan dan leher.
Tekanan darah pasien adalah 90/60 dengan nadi sangat lemah, tetapi masih teraba.
”Dari hasil rembukan keluarga, pihak perusahan, dan petugas rumah sakit, diputuskan pasien dipindahkan ke RS Mayapada,” kata Markus.
Selama dalam ambulans saat perjalanan dari RSUD ke RS Mayapada, pasien tetap dimonitor.
Sekitar pukul 06.00, ambulans yang membawa pasien tiba di IGD RS Mayapada.
Begitu tiba, napas pasien berhenti. Napas dan nadi melambat.
”Saat itu petugas medis langsung memberikan bantuan pernapasan dan detak jantung,” kata Markus.
Selanjutnya, selama 30 menit melakukan bantuan hidup dasar. Kemudian, petugas memberikan obat-obatan sesuai prosedur untuk memperkuat kerja jantung.
”Disaksikan pihak keluarga, perusahaan, pengantar dari RSUD dan para medis, sekitar pukul 06.43 pasien dinyatakan meninggal dunia,” kata Markus.
(PIN)