Transjabodetabek Belum Alihkan Penggunaan Kendaraan Pribadi
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Trayek bus Transjabodetabek belum berhasil mengalihkan warga yang ulang-alik menggunakan kendaraan pribadi dari daerah penyangga Jakarta. Tingkat keterisian dan jumlah bus yang masih rendah dinilai menjadi penyebabnya.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono menilai peralihan pengguna kendaraan pribadi ke transportasi umum yang rendah ini disebabkan oleh jumlah bus yang belum optimal. Saat ini hanya 300 bus Transjabodetabek yang beroperasi dari target 1.000 bus. ”Setiap minggu kami rencanakan akan ada peluncuran rute baru,” kata Bambang ketika dihubungi dari Jakarta pada Kamis (1/2).
Bambang mengatakan, pihaknya menargetkan pemenuhan 1.000 bus ini dapat diselesaikan pada Februari 2018.
Kemarin, BPTJ dan Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) beserta pengembang PT Adhi Persada Properti meluncurkan trayek Transjabodetabek Premium Grandhika City Lifestyle Jatiwarna Bekasi–Plaza Senayan dan Mal Ciputra. Transjabodetabek Premium merupakan salah satu layanan transportasi umum yang diharapkan dapat berkontribusi pada target BPTJ, yakni 46 persen pengguna kendaraan pribadi menggunakan angkutan umum pada akhir 2019. (Kompas, 10/11/2017)
Tingkat keterisian bus yang rendah juga menjadi faktor penyebab belum maksimalnya upaya pengurangan penggunaan kendaraan pribadi. Dari catatan Bambang, tingkat keterisian (load factor) bus transjabodetabek masih pada kisaran 37 persen. Padahal, kelak, seribu bus tersebut rata-rata harus terisi sekitar 50 persen agar dampak pengurangan kendaraan pribadi ini terasa. ”Harus ada sosialisasi yang lebih kepada masyarakat,” kata Bambang.
Implementasi lajur khusus bus pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan perluasan keterjangkauan daerah juga dinilai Bambang menjadi faktor yang penting dalam upaya mengalihkan penggunaan kendaraan pribadi. ”Dengan begitu, lebih banyak warga yang tertarik dan beralih dari kendaraan pribadi untuk ulang-alik menuju Jakarta,” kata Bambang.
Saat ini, lanjut Bambang, tinggal menunggu koordinasi antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan PT Jasa Marga untuk menyiapkan lajur khusus itu. ”Bulan ini targetnya lajur khusus bus dapat mulai diimplementasikan,” kata Bambang.
Ketua Dewan Transportasi Kota Bekasi Harun Al Rasyid mengatakan, pertumbuhan jumlah kendaraan sebagai moda untuk mobilitas menunjukkan angka yang sangat tinggi. Di sisi lain, kemampuan pemerintah untuk menambah dan meningkatkan kualitas jalan sangat terbatas dan pertambahan sangat tidak signifikan dengan pertumbuhan penduduk. “Karena itu pelayanan transportasi masal sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan problem kemacetan dan transportasi di masa sekarang dan yang akan datang,” kata Harun melalui siaran pers tertulis.
Jatiwarna–Grogol dan Senayan
Bambang mengatakan, sebanyak 10 unit bus akan digunakan dalam trayek Transjabodetabek Premium Grandhika City Lifestyle Jatiwarna Bekasi–Plaza Senayan dan Mal Ciputra. Akan tetapi, dalam fase awal ini, baru dua bus yang akan dioperasikan, kata Corporate Secretary PT Adhi Persada Properti Mandieta Dinanty. “Nanti akan ditambah jumlahnya,” kata Mandieta.
Mandieta menjelaskan, trayek ini dalam sehari memiliki tiga jadwal keberangkatan, yaitu pukul 05.30 WIB, 05.45 dan 06.00 dari Grandhika City Lifestyle Jatiwarna. Sedangkan dari Plaza Senayan juga memiliki 3 jadwal keberangkatan, yaitu 15.30 WIB, 16.00 WIB dan 16.30 WIB. Untuk Rute Grandhika City Lifestyle Jatiwarna – Mall Ciputra Grogol, trayek ini juga memiliki 3 kali keberangkatan yakni 05.30, 05.45 dan 06.00 dari Grandhika City Lifestyle Jatiwarna. Sedangkan dari Mall Ciputra Grogol 3 jadwal keberangkatannya adalah 16.30, 17.00, dan 17.30.
Menurut pantauan Kompas, keberangkatan bus ini dari Mal Ciputra Grogol kemarin belum sesuai jadwal. Pada pukul 17.30, tidak ada bus Transjabodetabek Premium yang terlihat di area parkir bus Mal Ciputra. Mengenai hal ini Bambang mengatakan, hal ini mungkin disebabkan karena trayek masih pada fase awal.
Tarif trayek ini ditetapkan sebesar Rp 25.000, seperti Transjabodetabek Premium lainnya. Akan tetapi, lanjut Mandieta, tarif promosi akan diberlakukan hingga Maret mendatang dengan harga Rp 10.000. (DD17)