GRESIK, KOMPAS — Perusahaan pengolahan ikan dan agroindustri PT Kelola Mina Laut Food (KML Food) berencana melakukan penawaran saham perdana kepada publik (IPO) pada semester I 2018 ini. Dana dari IPO direncanakan akan digunakan untuk ekspansi usaha ke Afrika, Vietnam, dan Filipina serta memenuhi permintaan di dalam negeri.
Presiden Direktur PT KML Food Mohammad Nadjikh, Rabu (24/1), menyatakan, semua infrastruktur dan prosedur untuk mewujudkan IPO telah disiapkan, termasuk laporan keuangan tahun buku Desember 2017.
”Aksi korporasi ini untuk mendapatkan tambahan modal. Mendapatkan dana lewat pasar modal melalui IPO lebih cepat ketimbang meminjam kredit dari bank,” katanya.
Terkait ekspansi, Nadjikh mengatakan, timnya sedang mengkaji dan melihat apa yang bisa dilakukan di Afrika. Prinsipnya KML Food ingin memperkuat basis produksi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Filipina, Vietnam, dan Afrika.
Nilai aset KML Food per Desember 2017 mencapai Rp 1 triliun. Saat ini KML mengoperasikan 25 pabrik di seluruh Indonesia. Produk KML Food 85 persen untuk memenuhi pasar ekspor. Negara tujuan ekspor adalah Amerika Serikat sebesar 25 persen, Eropa sebesar 25 persen, Jepang, Taiwan, dan China.
Sebanyak 85 persen produksi KML Food untuk memenuhi pasar ekspor.
KML juga masuk ke bisnis kapal penangkapan ikan dengan kapasitas 150 GT (gross ton) terutama untuk menjangkau wilayah Indonesia Timur.
General Manager Treasury, Investment, Asset Management PT KML Hendro Agus menambahkan, KML belum membahas lebih jauh terkait besaran saham yang akan dilepas. Namun, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio pernah menyarankan agar KML Group melepas 40 pesen saham saat IPO karena bisa mendapatkan insentif pajak perusahaan 5 persen. ”Besarnya tergantung kebutuhan ekspansi,” ujar Hendro.
KML juga terus berupaya memberdayakan ekonomi nelayan melalui model bisnis kemitraan. Hingga saat ini ada sekitar 250.000 nelayan yang terlibat dalam kerja sama dengan KML dari seluruh Indonesia.
Model bisnis kemitraan melibatkan perusahaan, nelayan dan pemasok (suplier) sehingga bisa menjamin kelangsungan usaha dan memutus rantai kemiskinan nelayan. KML membantu pembiayaan nelayan dan membeli hasil tangkapan nelayan dengan harga yang menguntungkan nelayan.