SEMARANG, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah memetakan bencana banjir dan tanah longsor berpotensi terjadi di 1.719 desa atau 335 kecamatan. Masa siaga darurat ditetapkan mulai Oktober 2017 sampai Maret 2018.
Karena itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melalui Surat Keputusan Siaga Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor mengalokasikan dana tidak terduga untuk penanganan bencana sebesar Rp 45 miliar.
Pemerintah kota dan kabupaten di Jawa Tengah harus mengaktifkan posko siaga darurat bencana.
Adapun pengadaan bahan logistik kebencanaan sebesar Rp 446 juta (tahap pertama) dan Rp 181 juta (tahap kedua). Selain itu, pemerintah kota dan kabupaten harus mengaktifkan posko siaga darurat bencana.
Selama bulan Oktober-November 2017 terjadi 201 peristiwa bencana yang diakibatkan puting beliung, banjir, kebakaran, dan tanah longsor.
Dampak bencana
Bencana tersebut mengakibatkan 5 orang meninggal, 7 orang luka berat, dan 7 orang luka ringan. Selain itu, bencana juga mengakibatkan 44 rumah rusak berat dan 238 rumah rusak ringan. Kerugian ditaksir mencapai Rp 26 miliar.
Cuaca ekstrem juga mengakibatkan daerah di sepanjang pantai utara Jawa Tengah rawan banjir dan limpasan air laut.
Cuaca ekstrem juga mengakibatkan daerah di sepanjang pantai utara Jawa Tengah rawan banjir dan limpasan air laut (rob).
Curah hujan yang diperkirakan mencapai 300-500 milimeter kubik per hari berpotensi melumpuhkan jalur kereta api dan jalan raya provinsi.
”Meski daerah di sepanjang pantai utara diprediksi tidak terdampak siklon tropis Cempaka dan Dahlia, curah hujan pada Desember-Januari cukup tinggi sehingga hampir pasti terjadi banjir dan rob,” kata Kepala BPBD Jateng Sarwa Pramana, Sabtu (2/12).
Pantura rawan
Di Kota Semarang, Jumat (1/12), rob dan banjir setinggi 15-20 sentimeter melumpuhkan jalur kereta api antara Stasiun Semarang Tawang dan Alastua.
Tiga KA tertahan selama 3-5 jam karena lokomotif hanya mampu melewati genangan air maksimal setinggi 15 sentimeter. Mesin rusak dan kebakaran berpotensi terjadi jika KA dipaksakan lewat.
Kepala Hubungan Masyarakat PT KAI Daop IV Edy Kuswoyo mengatakan, KA yang tertahan adalah Harina rute Bandung-Surabaya 428 penumpang, Ambarawa Ekspres Semarang-Surabaya 636 penumpang, dan Semarang-Ngrombo 206 penumpang.
Semua penumpang dievakuasi menggunakan kereta rel diesel (KRD) ke Stasiun Alastua. Pukul 11.15, kereta bisa kembali beroperasi.
Hujan sepanjang malam juga mengakibatkan banjir dan rob di sepanjang Jalan Kaligawe Raya hingga Pantura Raya.
Kemacetan mengular lebih dari 3 kilometer dari arah Semarang menuju Demak. Puluhan motor dan mobil mogok karena memaksa menembus genangan setinggi 50-60 cm. Warga setempat bergotong royong membantu evakuasi kendaraan.
Sarwa menambahkan, pompa tidak akan mampu mengatasi banjir dan rob di sepanjang pantura. Banjir dan rob akan hilang seiring air pantai yang surut.
Pompa tidak akan mampu mengatasi banjir dan rob di sepanjang pantura. Pemerintah kota dan kabupaten justru harus memperkuat konstruksi tanggul sungai.
Pemerintah kota dan kabupaten justru harus memperkuat konstruksi tanggul sungai. Tanggul sungai yang jebol mengakibatkan genangan semakin lama dan meluas, seperti yang kini terjadi di Kota Pekalongan.
Selain itu, kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci keselamatan. Bencana banjir dan tanah longsor rawan memakan korban pada malam hari.
Daerah yang selama ini jarang terdampak bencana, seperti Kota Magelang dan Kota Salatiga, juga mesti waspada. BPBD di dua daerah tersebut belum terbentuk.