Victoria Monét, Buah Ketekunan yang Bermekaran
Victoria Monét dianggap bak pendatang baru meski kariernya panjang di industri musik. Ketekunan berbuah piala Grammy.
Belasan tahun sosok Victoria Monét (34) terselubungi di industri musik karena berkarier sebagai penulis lagu. Dia memupuk obsesinya sebagai penyanyi solo. Akhirnya, lewat karya ciamik, dia membawa pulang tiga piala Grammy pada Minggu (4/2/2024)—salah satunya sebagai pendatang baru terbaik. Binar terang popularitas menyorot padanya.
”Piala ini adalah buah dari upaya yang aku kejar selama lima belas tahun, sejak aku pindah ke Los Angeles pada 2009,” ujar Monét menggenggam piala gramofon emas di sisi kirinya. Namanya disebut sebagai yang terpilih di kategori Best New Artist pada malam penganugerahan Grammy Awards ke-66. Gaun keemasan yang ia kenakan tertetes air matanya. Dia haru.
Bisa jadi Monét terkenang dengan kepindahannya dari kampung halamannya yang tenang di Sacramento ke Los Angeles yang gemebyar. Ia pindah demi mengejar karier di dunia tarik suara. Saat itu, dia dihubungi produser kenamaan Rodney Jerkins yang turut andil dalam karya Whitney Houston, Destiny’s Child, dan Michael Jackson. Jerkins mengajak Monét gabung dalam grup vokal bentukannya, Purple Reign.
Bagaimana lagu itu bisa dinyanyikan penyanyi bagus? Lagunya harus bagus.
Ajakan itu ibarat mimpi yang perlahan terbentuk bagi Monét. Salah satu lagu besutannya yang ia unggah di MySpace menarik perhatian Jerkins. Purple Reign sudah mendapat kontrak rekaman dengan label Motown Records—label idaman bagi penyanyi soul dan R&B mana pun. Alih-alih impiannya membentuk, Monét justru terbentur. Kontraknya dibatalkan sebelum mereka mengeluarkan produk ”hanya” karena pergantian bos di perusahaan itu.
Keputusan itu membuat mereka, termasuk Monét, masygul. ”Kami bangkrut. Ada masa ketika kami bernyanyi di depan warung burger sambil membawa gelas, untuk mengumpulkan uang dari orang yang lalu lalang,” kata Monét kepada The Guardian.
Untuk bertahan hidup, Monét beralih dari penyanyi ke penulis lagu. ”Aku masih mengerjakan musik untuk diriku sendiri, tetapi tidak bisa sepenuhnya terjun di situ. Itu (menulis lagu) hanya salah satu cara untuk bertahan hidup. Aku hanya melakukan yang harus kulakukan,” lanjutnya.
Lagu demi lagu dia tulis dan merekamnya. Monét sadar betul tak mudah bagi orang baru di kancah penulisan lagu mendapat perhatian. Dia tahu salah satu cara menarik perhatian para eksekutif perusahaan rekaman adalah bila lagunya dipakai oleh penyanyi berbakat. ”Bagaimana lagu itu bisa dinyanyikan penyanyi bagus? Lagunya harus bagus,” ujarnya kepada The Cut.
Baca juga: Miley Cyrus dan Evolusinya
Menulis lagu untuk orang lain adalah upayanya bertahan hidup. Monét lantas berkenalan dengan penyanyi muda, Ariana Grande, yang tengah moncer sebagai bintang remaja di bawah naungan Nickelodeon. Mereka berkolaborasi menggarap album debut Grande, Yours Truly, pada 2013. Keduanya merasa cocok satu sama lain, layaknya ”teman sejiwa”. Kerja sama mereka terus berlanjut, termasuk di album termutakhir Grande, Thank U, Next (2019).
Memupuk impian
Di lain sisi, Monét memupuk impiannya menjadi penyanyi solo—menyanyikan sendiri lagu ciptaannya. Monét tak kesulitan membuat lagu bagus untuk orang lain, dan menulis yang tak kalah bagus juga untuk kelak ia nyanyikan sendiri. ”Satu lagu terpakai (orang), aku bisa bikin lainnya,” katanya.
Makanya, pendapatan dari menulis lagu untuk album Ariana Grande, dia pakai untuk membiayai rekaman proyek pribadinya. Pada 2014, Monét melepas album mini pertamanya, Nightmares & Lullabies: Act I, disusul babak berikutnya, Nightmares & Lullabies: Act II, delapan bulan kemudian. Label Atlantic Records kepincut dengan bakat menulis lagu dan bernyanyi Monét.
Perlahan-lahan, selubung vokal Monét yang lembut mulai tersingkap. Dia menjalani tur untuk karya solonya. Grande, yang telah menjadi karibnya, menyokong tur ini dengan beberapa kali ikut naik pentas. Sebaliknya, Monét juga menjadi tamu di tur Grande, di samping sempat gabung dengan grup vokal Fifth Harmony. Monét makin sering menyanyi.
Perhatian publik lebih luas mulai tersedot ketika Monét melepas album mini Jaguar pada 2019. Kolaborasi dengan Grande di tembang ”Monopoly” melejitkan album ini. Lagu itu langsung merangsek ke posisi ke-70 di jenjang Billboard Top 100, kali pertama nama Monét masuk sebagai penampil.
Garis besar temanya adalah perempuan berkuasa penuh atas seksualitasnya. Ini adalah perayaan bagi kebebasan perempuan atas tubuh dan kesenangannya. Aku ingin keberanian ini beresonansi dengan perempuan banyak.
Corak musik dan lirik di Jaguar menjadi kekhasan Monét. Ia memasukkan unsur-unsur musik soul gaya Motown; dentuman bas yang dalam serta harmoni sesi musik tiup. Corak gaya 1970-an ini dibenturkan dengan penulisan lirik bernuansa modern, menerabas ketabuan.
Pada lagu ”Ass Like That”, misalnya, Monét seperti menantang maskulinitas dengan menulis lirik yang berasosiasi dengan keelokan tubuh. Erotisisme juga menguar pada nomor ”Dive” dan ”Moment”.
Formula album
Monét menjabarkan bahwa tema album mini itu lekat dengan keglamoran era 1970-an yang sensual, juga blak-blakan. ”Garis besar temanya adalah perempuan berkuasa penuh atas seksualitasnya. Ini adalah perayaan bagi kebebasan perempuan atas tubuh dan kesenangannya. Aku ingin keberanian ini beresonansi dengan perempuan banyak,” ujarnya. Formula musik R&B dengan lirik pembebasan tubuh dipopulerkan juga oleh idola Monét seperti Janet Jackson, atau juga Rihanna, Cardi B, serta Lizzo.
Baca juga: Aitana Bonmati, Wajah Resiliensi Pesepak Bola Putri
Monét merasa nyaman dengan formula itu karena dianggap membebaskan dirinya. Ia melanjutkan proyek solonya dalam album Jaguar II yang dirilis Agustus 2023. Cengkok soul, R&B, dan funk gaya Motown sama sekali tidak usang di tangan Monét yang turun langsung memproduseri lagu-lagunya. Dia bahkan menjadi teknisi pula di studio, hal yang amat jarang dilakukan penyanyi, apalagi perempuan berkulit hitam.
Album penuh pertama itu disokong lagu unggulan ”On My Mama”, yang tarian di videonya jadi sensasi di jagat Tiktok. Lagu itu direkam beberapa pekan setelah Monét melahirkan putri pertamanya, Hazel, saat dirundung kegundahan pascalahiran.
”Di masa itu, lagu-lagu yang kubuat seperti kurang bernyawa. Aku merasa suaraku berubah. Aku bingung mau menulis lagu apa karena pandemi sedang bergejolak sehingga tak banyak yang bisa kulakukan. Aku tertegun di studio menyusui bayi mungilku. Entah apa yang bisa kulakukan,” ucap Monét kepada CBS.
Di lagu itu, Monét berulang-ulang menyebutkan, ”I look fly/I look good” yang yang kira-kira artinya ”aku terlihat keren”. Lirik itu lama-kelamaan mewujud seperti mantra, kata-kata afirmasi yang bergaung di dirinya. Monét percaya diri merampungkan proyek album berisi 11 lagu itu. Lagu ini jadi salah satu kesukaan Barack Obama, mantan Presiden AS.
Salah satu lagu penting di album itu adalah ”Hollywood” yang menampilkan suara Hazel, sang anak. Lagu itu diisi pula oleh grup legendaris Earth, Wind & Fire. Ini ibarat pengakuan untuk karya Monét. Verdine White, pemain bas grup itu, menyatakan pujiannya.
”Rasanya, dia (Monét) adalah penyanyi R&B perempuan pertama yang betul-betul membuat karya R&B dalam 10-15 tahun terakhir. Dia menulis lagu yang bisa membuatmu ikut bernyanyi bersama—hal yang semakin jarang terjadi belakangan ini,” ujar White.
Monét benar-benar moncer dengan album ini. Dia mendapat tujuh nominasi Grammy, tiga di antaranya terpilih sebagai juara. Selain memuncaki kategori pendatang baru terbaik, Monét membawa pulang piala untuk kategori Best R&B Album dan Best Engineered Album. Tiga piala itu rasanya komplet; menghargai ketekunan Monét, mengakui estetika karya, dan memuncaki aspek teknisnya.
Gaun berkilauan Monét pada malam penganugerahan itu mewakili pencapaiannya. Tak cuma berkilau, dalam pidato penerimaan piala, Monét berucap, ”Ibarat tanaman, akarku telah menjalar tak terlihat setelah sekian lama. Hari ini, aku mekar merekah, di atas tanah.”
Victoria Monét
Lahir: 1 Mei 1989 di Atlanta, AS
Diskografi:
- Album mini Nightmares & Lullabies (2014 dan 2015)
- Album mini Life after Love (2018)
- Album mini Jaguar (2019)
- Album Jaguar II (2023)