Mary Elizabeth Donaldson, Dongeng Putri dari Tasmania
Kesederhanaan, juga cenderung tidak formal, menjadi kunci penerimaan Mary oleh orang biasa.
Tanpa tiara apalagi mahkota, Mary Elizabeth Donaldson (51) resmi menjadi Ratu Denmark. Sebagian perjalanan hidupnya mirip dongeng-dongeng karya penulis Denmark, Hans Christian Andersen: orang biasa yang menjadi ratu.
Mary diumumkan sebagai Ratu Denmark pada Minggu (14/1/2024). Tidak ada upacara penobatan megah seperti di Inggris. Mary dan suaminya, Raja Frederik X, tampil di balkon bersama empat anaknya selepas diumumkan sebagai monarki baru Denmark.
Setelah itu, mereka naik kereta kencana dari Istana Christianborg menuju Kastil Amelienborg. Mereka disambut ribuan orang. Sebagian kembali menyebut kisah hidup Mary-Frederik seperti dongeng.
Mary adalah warga biasa Australia pertama yang menjadi ratu. Ia menjadi ratu kala sebagian orang Australia ingin mengubah negaranya dari bagian kerajaan Inggris menjadi republik.
Baca juga: Kado Mengejutkan dari Ratu Denmark di Malam Pergantian Tahun
Sampai 16 September 2000, Mary benar-benar orang biasa. Ayahnya, John Donaldson, dosen matematika di Universitas Tasmania, Australia. Ibunya, Henrietta Horne, pegawai di universitas itu. Donaldson menyelesaikan pendidikan pascasarjana lalu mengajar di universitas itu sampai 2003.
John dan Henrietta imigran dari Skotlandia, Inggris Raya. Mereka datang sebagai keluarga mahasiswa pascasarjana ke Australia pada 1963. Karena itu, Mary menjadi warga negara Inggris dan Australia. Baru dua dekade terakhir, Mary menjadi warga Denmark.
Kecuali beberapa bulan di Texas, Amerika Serikat, semasa balita, Mary menghabiskan masa kecil sampai selesai sarjana di Tasmania, Australia. Mary dan keluarganya di Texas karena ayahnya pernah bekerja di Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA).
Sejak pendidikan usia dini sampai kuliah, Mary benar-benar hanya di sekolah biasa. Tidak ada sekolah mahal dalam riwayat pendidikannya.
Selesai kuliah, Mary bekerja di sejumlah perusahaan periklanan dan pemasaran properti. Ia menyewa unit rumah susun bersama temannya di Sydney.
Pertemuan
Di pertengahan September 2000, Mary dan teman sekamarnya sedang berbincang di salah satu kedai minum di Sydney, Slip Inn. Salah satu kenalan teman sekamar Mary juga ke sana. Rombongan kenalan itu bukan orang biasa. Mereka para putri dan pangeran Eropa.
Baca juga: Pangeran Frederik-Putri Mary, Penerus Kerajaan Denmark yang Gaul dan Merakyat
Teman sekamar Mary kenal dengan Pangeran Felipe dari Spanyol. Malam itu, Felipe datang, antara lain, bersama Frederik dari Denmark. Mereka berkenalan dan berbincang tanpa Mary tahu kenalan barunya adalah para bangsawan. Sampai pertemuan selesai, Mary hanya tahu kenalan barunya itu sebagai Fred saja.
”Sekitar satu atau 1,5 jam kemudian, ada yang bertanya: ’kamu tahu siapa mereka? saya jawab, tidak’,” kata Mary dalam pernyataan kepada berbagai jurnalis setelah bertunangan dengan Frederik pada 2003.
Manajer Slip Inn di kala itu, Justin Tynan, juga tidak tahu Felipe dan rombongannya merupakan bangsawan. Tynan hanya ingat, malam itu tiba-tiba ada konsumen menyerahkan kartu kredit yang lazimnya dimiliki orang-orang superkaya. ”Waktu itu, belum banyak kartu sejenis. Jadi, kami mengamati dia tanpa tahu dia pangeran,” ujarnya kepada Sky News Australia.
Malam itu, Mary dan Fred, antara lain, berbincang soal olahraga, hewan peliharaan, hingga perjalanan. Di akhir pertemuan, Mary memberikan nomor teleponnya ke Fred.
Sejak itu, mereka rajin berkomunikasi lewat telepon pesan singkat, hingga surat elektronik. Frederik juga beberapa kali ke Australia diam-diam. Mereka juga saling mengirimkan album musik.
Pada akhir 2001, ia mengajak Mary ke Denmark. Di Januari 2002, Frederik mengakui berpacaran dengan Mary yang kala itu sudah pindah ke Paris, Perancis. Beberapa bulan tinggal di Perancis, Mary pindah ke Denmark dan bekerja di sana sembari belajar bahasa Denmark. Selain Inggris dan Perancis, Mary bisa berbahasa Denmark.
Sederhana
Mary dan Frederik menikah pada Mei 2004. Kala itu, banyak orang Denmark menyebut kisah Mary-Frederik seperti dongeng: pangeran yang menikahi orang biasa. Kisah mereka mirip dalam dongeng-dongeng Hans Christian Andersen.
Dalam dua dekade pernikahan, mereka dikarunia dua putri dan dua putra. Anak tertua mereka lahir pada 2005, sedangkan anak bungsu, sepasang kembar, lahir pada 2011.
Baca juga: Denmark Perkuat Kemitraan di Jatim
Hampir dua dekade setelah menikah, mereka resmi menjadi Ratu dan Raja Denmark. Ibu Frederik, Ratu Margarethe, mengumumkan jadi kepala negara pertama Denmark yang mundur dalam hampir 1.000 tahun terakhir. Pengumuman itu membuat Frederik jadi raja.
Sejak menikah dengan Frederik, Mary selalu tampil sederhana. Perancang busana Jerman, Karl Lagerfeld, menyamakan dia dengan Kate Middleton yang dinikahi Pangeran William dari Inggris.
Penyamaan itu, antara lain, karena pilihan busana Kate dan Mary. Model baju mereka, setidaknya yang dikenakan dalam aneka acara publik dikenal sederhana. Mereka, menurut Lagerfeld, tampil ”seperti orang biasa” karena pilihan busana yang sederhana tetapi elegan itu.
Mary mempertahankan pola itu saat diumumkan sebagai Ratu Denmark. Ia memilih baju karya perancang Denmark, Soeren Le Schmidt. Mary kerap mengenakan karya Le Schmidt dalam berbagai kesempatan.
Pilihan busananya diakui berbagai majalah mode. Vanity Fair dan Vogue termasuk media yang mengakui selera busana Mary. Pada 2010, Vanity Fair memasukkan dia sebagai salah seorang berbusana terbaik.
Kunci penerimaan
Kesederhanaan, juga cenderung tidak formal, menjadi kunci penerimaan Mary dan para keluarga kerajaan Denmark oleh orang biasa. Beberapa hari selepas Ratu Margerethe mengumumkan akan mundur, digelar jajak pendapat soal dukungan masyarakat pada keluarga kerajaan. Hasilnya, 86 persen responden yakin Mary bisa menjalankan tugasnya. Sebaliknya untuk Frederik, hanya 82 persen responden yakin.
Bisa berbahasa Denmark juga kunci Mary bisa diterima warga negara itu. Ia bisa berbincang dengan siapa pun di Denmark tanpa kendala Bahasa.
Baca juga Denmark Berkomitmen Lanjutkan Pembelian Minyak Sawit Indonesia
Ia juga diterima karena kegiatan sosialnya. Seperti banyak anggota keluarga kerajaan Eropa, Mary juga bergiat di aneka organisasi amal. Sejak 2007, ia mendirikan dan memimpin The Mary Foundation. Yayasan itu fokus mengampanyekan perlindungan terhadap korban perundungan dan kekerasan dalam rumah tangga. Belakangan, yayasan itu bergiat juga membantu orang-orang yang merasa kesepian.
Mary juga mengampanyekan kesetaraan jender. Ia meyakini, keadilan sosial akan semakin baik jika ada penerimaan atas kesetaraan jender.
Kini, ia mendapat tambahan tugas: menjadi Ratu Denmark. (AFP/REUTERS/AP)
Mary Elizabeth Donaldson
Lahir: Hobart, Australia 5 Februari 1972
Pendidikan : Universitas Tasmania
Suami : Raja Frederik X
Anak :
Christian Valdemar Henri John
Isabella Henrietta Ingrid Margrethe
Vincent Frederik Minik Alexander
Josephine Sophia Ivalo Mathilda