Seniman Butet Kartaredjasa merayakan momen istimewa dalam hidupnya, yakni HUT ke-64 berdasarkan penanggalan Jawa.
Oleh
MOHAMAD FINAL DAENG
·2 menit baca
Butet Kartaredjasa merayakan momen istimewa dalam hidupnya, Selasa (26/12/2023). Pada hari itu, seniman kawakan tersebut genap berusia 64 tahun. Namun, bukan dalam perhitungan kalender Masehi, melainkan kalender Jawa.
Butet lahir pada 21 November 1961 Masehi atau tanggal 12 Jumadil Akhir 1893 kalender Jawa. Banyaknya hari dalam setahun pada kalender Jawa adalah 354-355 hari, lebih sedikit daripada kalender Masehi yang berkisar 365-366 hari. Karena itu, berdasarkan perhitungan Masehi, Butet saat ini berusia 62 tahun, tetapi berdasarkan kalender Jawa, Butet telah genap berumur 64 tahun.
Bagi orang Jawa, usia 64 tahun merupakan tonggak istimewa karena menandai genapnya siklus waktu delapan windu. Hitungan windu (kurun delapan tahun) menjadi salah satu patokan penting dalam sistem penanggalan Jawa. Upacara untuk merayakan usia tersebut disebut Tumbuk Ageng.
Namun, bukan karena alasan itu saja Butet ingin merayakan ultah dalam kalender Jawa. ”Saya orang Jawa yang selama hidup belum pernah merayakan momen penting dalam ritual Jawa. Karena itulah, acara hari ini diadakan,” ucapnya.
Dalam perayaan itu, Butet mengenakan busana tradisional beskap jawa lengkap bercorak hijau ungu. Dia didampingi sang istri, Rulyani Isfihana, yang tampil dengan busana senada.
Acara pun dikemas semiformal dalam ritual adat Jawa di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Acara dihadiri sekitar 100 tamu undangan dari berbagai kalangan.
”Ini untuk mensyukuri pemberian Tuhan selama ini sekaligus mengingatkan diri agar tidak sombong, congkak, takabur. Harus ingat kepada leluhur yang menghadirkan saya di dunia ini,” kata Butet.