Melalui Koalisi Fortifikasi Indonesia, Prof Soekirman (87) terus mengupayakan agar fortifikasi vitamin A dapat diberikan melalui minyak goreng curah.
Oleh
NINUK M PAMBUDY
·2 menit baca
Bertahun-tahun, Prof Soekirman (87) memperjuangkan perbaikan gizi masyarakat melalui fortifikasi unsur mikro pada makanan. Sebagian berhasil, tetapi masih ada yang belum memuaskan dia.
Ahli gizi ini pantang menyerah. Melalui Koalisi Fortifikasi Indonesia (KFI), dia terus mengupayakan agar fortifikasi vitamin A dapat diberikan melalui minyak goreng curah. Saat ini yang sudah wajib dilakukan produsen adalah fortifikasi besi, seng, asam folat, dan vitamin B2 pada tepung terigu. ”Minyak goreng curah dikonsumsi rakyat banyak, sedangkan yang kemasan sudah difortifikasi, tetapi pembelinya orang mampu,” kata Soekirman, Senin (23/10/2023) pagi.
Pagi seusai berolahraga, Soekirman duduk di meja kerjanya. Menggunakan internet, dia mencari informasi perkembangan fortifikasi terbaru di dunia. Salah satunya pertemuan internasional di Amsterdam, Belanda, 17 Oktober 2023. ”Perhatian dunia besar pada fortifikasi untuk mengatasi masalah gizi,” tambahnya. Informasi itu dia bagikan kepada anggota KFI, peneliti, dan mahasiswa. Dia juga masih menulis untuk jurnal ilmiah internasional.
Bersama anggota KFI, Soekirman tengah mengupayakan mendapat dana untuk survei kecukupan unsur mikro dalam makanan masyarakat Indonesia sebagai dasar melakukan fortifikasi.
”Fortifikasi adalah cara murah, mudah, dan cepat memenuhi kebutuhan unsur mikro mayarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Seperti memberi yodium melalui garam dan asam folat untuk perkembangan otak janin dan bayi. Makanan masyarakat mampu sudah beragam dan berkualitas, termasuk sayur dan buah sebagai sumber unsur mikro,” tambah Soekirman.