Dwi Sasono sudah lama menanti bekerja sama dengan Wregas Bhanuteja. Ia tak akan ragu memenuhi ajakan sutradara itu.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
Saat dipaparkan tentang film drama Budi Pekerti, Dwi Sasono sungguh terharu hingga ia tak ragu untuk membintanginya. Aktor itu memerankan Didit, kepala keluarga kalangan proletar yang bekerja serabutan dan berjuang mengatasi masalah mental.
”Waktu dengar ceritanya, aku sampai merinding,” ujarnya di sela kunjungan ke Menara Kompas di Jakarta, Senin (16/10/2023). Film tersebut diarahkan Wregas Bhanuteja dengan karya-karya yang sudah lama diamati Dwi. Mereka lantas kerap berdiskusi.
”Filmnya dekat dengan realitas. Didit mencari peluang segala macam usaha. Sewa otopet, gagal. Akik lagi tren, ikut-ikutan jualan, tapi jatuh,” katanya. Dwi memaknai sosok itu dengan setiap manusia yang memiliki persoalannya masing-masing.
”Ibarat keluarganya sedang dipurifikasi, Didit mengalami duka. Di lingkungan sekitar pasti gampang ditemukan,” kata Dwi. Ia juga menilai media sosial (medsos) dengan kegaduhan-kegaduhannya yang disoroti film tersebut sangat memprihatinkan.
”Wregas sutradara hebat. Aku menunggu buat kerja bareng. Kalau enggak dijelaskan soal Budi Pekerti pun, aku mau diajak main filmnya,” kata Dwi seraya tertawa. Ia meyakini koleganya itu sudah menuntaskan riset, termasuk mereka-reka karakter Didit.
”Wregas memang bilang suatu saat mau bikin Budi Pekerti. Kalau aku malah menunggu siapa yang akan membuatnya,” ucap Dwi. Saat ditanya yang terpikir jika disebutkan budi pekerti, ia menganggapnya penting dipelajari, terutama sejak SMP, saat banyak murid sudah memiliki ponsel dan mengakses medsos.