”Sistem Lumbung Digital memang diciptakan untuk mendekatkan pelayanan pemerintah desa kepada masyarakat,” katanya saat dijumpai di Balai Desa Pandak Daun, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalsel, Selasa (22/8/2023).
Dengan sistem ini, pembuatan surat di desa bisa dilakukan secara daring (online). Warga yang ingin membuat surat tak perlu datang ke balai desa, tetapi cukup memindai kode batang (barcode) Lumbung Digital milik desa menggunakan ponsel pintar (smartphone). Stiker kode batang biasanya ditempel di warung, bengkel, dan rumah-rumah warga. Di samping itu, bisa juga dengan menggunakan tautan (link) Lumbung Digital milik desa.
Begitu kode batang dipindai ataupun tautan diklik, maka orang akan langsung masuk ke beranda situs web Lumbung Digital, sistem database atau pangkalan data desa. Di situ terdapat menu buku tamu, struktur organisasi perangkat desa, pendataan warga, pelayanan administrasi kependudukan, dan pelayanan surat-menyurat.
”Jika ingin membuat surat, langsung saja pilih menu pelayanan surat-menyurat dan mengklik jenis surat yang diperlukan. Setelah itu, tinggal mengisi data, lalu submit (kirim),” ujar pegiat desa digital dari Desa Lihung, Karang Intan, ini.
Ketika formulir surat selesai diisi dan dikirim, tautannya akan masuk ke database desa dan langsung diketahui oleh kepala desa dan perangkat desa yang bertugas sebagai operator karena mereka menerima notifikasi. Surat yang diperlukan warga bisa langsung dicetak oleh petugas di balai desa pada hari dan jam kerja. Surat itu juga bisa dikirim dalam bentuk PDF (portable document format) lewat WhatsApp.
”Sistem ini membuat pelayanan di desa menjadi lebih cepat, mudah, efektif, dan efisien, baik warga maupun perangkat desa sama-sama dimudahkan,” kata bapak tiga anak ini.
Transformasi pelayanan
Rusman mengatakan, sistem Lumbung Digital diciptakannya saat pandemi Covid-19 pada 2020. Waktu itu, ia masih menjadi perangkat Desa Lihung. Sebagai perangkat desa, ia mengetahui apa saja yang dibutuhkan warga dan apa saja kendala atau kesulitan perangkat desa dalam melayani warga, terlebih di masa pandemi karena adanya pembatasan kegiatan.
Dengan memanfaatkan teknologi digital, ia mencoba membuat sistem Lumbung Digital untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik di desa. ”Dengan menggunakan sistem ini, maka terjadi transformasi pelayanan publik di desa dari sistem manual ke sistem digital. Semua bisa dilakukan secara online,” ujarnya.
Untuk membuat sistem Lumbung Digital, Rusman terlebih dahulu melakukan riset di internet. Ia mencoba mempelajari berbagai program dan sistem digitalisasi pelayanan publik dari Youtube, lalu mengembangkannya sendiri.
”Kalau kita cari di internet, sistem seperti ini sudah cukup banyak dan mirip-mirip, jadi tinggal dikembangkan. Kebetulan, saya punya dasar desain grafis, jadi tinggal desainnya saja yang dibuat berbeda,” kata pengelola Lembaga Kursus dan Pelatihan Suryanata Computer, Martapura, Banjar ini.
Menurut Rusman, ia tetap menampilkan kearifan lokal masyarakat desa dalam sistem teknologi digital yang diciptakannya. Karena itu, sistem ini dinamakan Lumbung Digital. ”Istilah lumbung sangat akrab dengan warga desa. Jika lumbung padi jadi tempat menyimpan padi dan cadangan pangan, maka lumbung digital jadi tempat menyimpan data desa,” ujarnya.
Untuk menggunakan sistem Lumbung Digital, desa hanya perlu memiliki jaringan internet dan membayar biaya instalasi sebesar Rp 7,5 juta. Biaya tersebut hanya dibayar pemerintah desa saat instalasi. Setelah itu, tidak ada biaya bulanan, kecuali ada pemutakhiran sistem dan penambahan fitur. ”Dibandingkan sistem serupa, sistem Lumbung Digital dijamin lebih murah,” katanya.
Baca juga: Najla, Transformasi Pesantren yang Menghidupi di Jambi
Layanan desa
Rusman mengatakan, sistem Lumbung Digital diluncurkan secara resmi pada 2021. Sejak saat itu, sistem tersebut ditawarkan ke desa-desa. Berawal dari desa-desa di Karang Intan, penerapan sistem Lumbung Digital menyebar ke desa lain di luar kecamatan Karang Intan, luar kabupaten Banjar, hingga luar Provinsi Kalsel.
Di wilayah Kabupaten Banjar, desa yang sudah menggunakan sistem Lumbung Digital, antara lain, Desa Karang Intan dan Pandak Daun di Kecamatan Karang Intan, Desa Pekauman di Martapura Timur, Desa Tatah Layap di Tatah Makmur, dan Desa Pasar Jati di Astambul.
Di luar Kabupaten Banjar, sistem Lumbung Digital diterapkan di Desa Benua Raya, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut dan Desa Balida, Kecamatan Paringin, Kabupaten Balangan. Sementara di luar Kalsel, sistem ini mulai diterapkan di Desa Batu Menangis, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.
”Sistem Lumbung Digital dibuat sesuai permintaan dan kebutuhan setiap desa. Desain dan fiturnya tidak akan sama sehingga ini bisa menjadi inovasi desa dalam pelayanan publik,” kata pria kelahiran Amuntai, Hulu Sungai Utara ini.
Maka, tidak mengherankan jika desa yang sudah menggunakan sistem Lumbung Digital mendapat penghargaan di tingkat kecamatan. Desa Karang Intan selama dua tahun berturut-turut (2022 dan 2023) mendapat penghargaan dalam lomba desa dan administrasi tata pemerintahan desa di Karang Intan. Desa Tatah Layap menjadi desa administrasi terbaik pertama di Tatah Makmur pada 2023.
Desa Pasar Jati juga mendapat juara 1 desa inovatif administrasi di Astambul pada 2022, kemudian pada 2023 kepala desa atau pambakalnya, Qozwini, diganjar dengan penghargaan kepala desa berinovasi teknologi informatika di Astambul.
Menurut Rusman, sudah saatnya pemerintah desa juga memanfaatkan teknologi digital dalam pelayanan publik karena jaringan internet kini sudah merambah sampai ke desa-desa. Berdasarkan data Dinas Komunikasi dan Informatika Kalsel (2022), tinggal 9 persen wilayah blank spot atau tanpa jaringan telekomunikasi di Kalsel. Daerah itu mencakup 316 desa di 13 kabupaten/kota.
Sistem Lumbung Digital, yang kini dalam proses pengajuan hak kekayaan intelektual, layak dicoba karena sudah terbukti membantu dan mudah digunakan. ”Di zaman sekarang, kita tidak perlu canggung menggunakan teknologi digital. Dengan menggunakan sistem Lumbung Digital, pelayanan publik di desa dipastikan selangkah lebih maju, juga lebih mudah dan lebih cepat,” ujarnya.
Rusman Effendi
Lahir: Amuntai, Hulu Sungai Utara, 22 Februari 1977
Istri: Rahmah
Anak: 3 Orang
Pendidikan: SMEA Negeri Amuntai Jurusan Akuntansi
Pekerjaan:
- Tutor Satuan Pendidikan Non Formal (SPNF) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten Banjar
- Pengelola Lembaga Kursus dan Pelatihan Suryanata Computer, Martapura