BUMDes Karya Mandiri mendapatkan dana hibah dua kali dengan jumlah Rp 2,5 miliar. Dana hibah itu digunakan untuk membangun penginapan, kantin, jalan setapak, obyek foto, dan dermaga.
Oleh
ZULKARNAINI
·5 menit baca
Pulau-pulau di Kecamatan Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh, menyimpan pesona wisata alam. Menyadari potensi yang ada, Hardi (45), Kepala Desa Pulau Baguk, mengubah pulau kelapa menjadi pulau wisata.
Motivasi itu pula yang mendorong dirinya maju dalam pemilihan kepala desa. Tahun 2017, saat Hardi terpilih sebagai Kepala Desa Pulau Baguk, dia langsung mengeksekusi program pengelolaan obyek wisata di Pulau Panjang. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Karya Mandiri ditunjuk untuk mengelola usaha itu.
Pulau Panjang merupakan sebuah pulau kecil dengan luas 100 hektar yang terpisah dari daratan desa. Namun, secara administrasi, Pulau Panjang masuk dalam wilayah pemerintahan Desa Pulau Baguk. Menggunakan perahu kayu butuh 10 menit dari Desa Pulau Baguk untuk sampai ke Pulau Panjang.
Pulau Baguk dan Pulau Panjang adalah bagian dari gugusan 63 pulau di Kecamatan Kepulauan Banyak dan Kepulauan Banyak Barat. Hanya sebagian kecil pulau-pulau itu yang dihuni penduduk. Setiap pulau memiliki keindahan dan keunikan sendiri.
Hardi yang lahir di Desa Pulau Baguk masih ingat saat dia masih kecil, laut adalah wahana permainan yang menyenangkan. Pesona Kepulauan Banyak memikat hati turis asing dan lokal. Selain dari hasil perikanan, wisata juga menjadi sumber ekonomi bagi warga.
Saat itu, beberapa warga Desa Pulau Baguk telah membuka usaha penginapan. Namun, Hardi menginginkan agar desa memiliki usaha tambahan agar lebih banyak penyerapan tenaga kerja dan pendapatan bagi kas desa.
Tahun pertama jadi kepala desa, Hardi menyuntikkan modal untuk BUMDes Karya Mandiri sebesar Rp 200 juta yang digunakan untuk membebaskan lahan. Sementara pembangunan fasilitas akan dilakukan bertahap.
Singgah sejenak
Niat baik selalu ada jalan. Suatu waktu pada tahun 2018 dia mendapat kabar ada tim dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi sedang berkunjung ke Kepulauan Banyak untuk mengunjungi desa-desa wisata. Mereka sedang mencari desa yang akan dibantu pendanaan untuk pengembangan wisata.
Desa Pulau Baguk tidak masuk dalam rencana kunjungan, tetapi Hardi meminta agar tim tersebut singgah sejenak di Pulau Panjang. Dia ingin mempresentasikan rencana pengembangan wisata di sana. Hardi sangat berharap mendapatkan dukungan atas rencananya itu.
Hari sudah gelap saat tim kementerian tiba di Pulau Panjang. Dalam waktu singkat, Hardi mempresentasikan rencana jangka pendek dan panjang pengelolaan Pulau Panjang. Gayung bersambut, tim kementerian bersedia membantu. ”Kami beruntung karena lebih dulu membebaskan lahan karena itu menjadi salah satu syarat untuk memperoleh dukungan,” kata Hardi.
Selang beberapa bulan Hardi diundang ke Jakarta untuk tanda tangan dokumen penerimaan dana hibah tersebut. Itu kali pertama dia ke Jakarta. Hardi ingin suatu saat nanti orang-orang kota besar, seperti Jakarta, datang bermain ke Kepulauan Banyak. Semangat untuk mengelola wisata kian membara.
BUMDes Karya Mandiri mendapatkan dana hibah dua kali pada 2018 dan 2019 dengan jumlah total Rp 2,5 miliar. Dana hibah itu digunakan untuk membangun penginapan, kantin, jalan setapak, obyek foto, dan dermaga.
Biaya pembangunan di pulau dua kali lebih mahal dibandingkan dengan di darat karena semua material bangunan dibawa dari darat menggunakan kapal.
Pada tahun yang sama, Baitul Maal Provinsi Aceh menyalurkan zakat Rp 100 juta kepada sejumlah warga miskin di Desa Pulau Baguk. Zakat tersebut dijadikan penyertaan modal penerima zakat dalam usaha wisata di Pulau Panjang dengan sistem bagi hasil. Dengan demikian, penerima zakat selamanya mendapatkan penghasilan.
Kala itu Hardi meminta dana zakat tersebut dijadikan modal ke BUMDes. Alasannya agar penerima zakat memiliki penghasilan berkelanjutan. ”Kalau zakat diberikan dalam bentuk uang tunai mungkin cepat habis, tetapi dengan pola seperti ini selamanya mereka ada penghasilan,” kata Hardi.
Usaha wisata Pulau Panjang memiliki 10 unit bungalo dengan tarif antara Rp 400.000 dan Rp 1 juta per malam. Jumlah pengunjung dalam sebulan 2.000 orang, tetapi tidak semua menginap di Pulau Panjang. Sebagian wisatawan menginap di wisma atau penginapan rumahan di Desa Pulau Baguk.
Pendapatan kotor per bulan dari usaha wisata ini mencapai Rp 200 juta. Pendapatan itu dari penginapan, sewa ruang pertemuan, kantin, dan jasa penyeberangan. Sebanyak 23 warga desa menjadi pekerja tetap di lokasi wisata Pulau Panjang.
Meski sempat sepi karena pandemi Covid-19, kini pengunjung ke Pulau Panjang mulai mengalir lagi. Di sela-sela mengurus usaha keramba dan administrasi desa, Hardi selalu menyempatkan diri berada di Pulau Panjang. Dia mengawasi pelayanan dan menyapa tamu-tamu yang datang.
”Saya menargetkan tahun ini pendapatan kotor BUMDes Karya Mandiri Rp 1,5 miliar. Saya optimistis target itu bisa dicapai,” ujarnya.
Kepulauan Banyak merupakan kekuatan utama wisata di Aceh Singkil. Nyaris semua wisatawan yang ke Aceh Singkil menyempatkan diri ke Kepulauan Banyak.
Layanan pelayaran dari Singkil ke Kepulauan Banyak kini jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2020, Pemprov Aceh membeli tiga kapal penumpang untuk membangun koneksi antarpulau. Salah satu dari tiga kapal ro-ro itu, yang diberi nama Kapal Aceh Hebat 3, dioperasikan untuk melayani transportasi Singkil-Kepulauan Banyak.
Pulau Panjang cocok menjadi lokasi wisata keluarga karena pantainya landai dan ombaknya tidak ganas. Jejeran pohon kelapa membuat suasana tetap sejuk meski siang hari. Di pulau itu pengunjung dapat melihat matahari terbit dan tenggelam.
Sebuah aula di tengah-tengah pulau disiapkan sebagai ruang rapat atau pelatihan. Beberapa kali aparatur pemerintahan kabupaten itu mengadakan pertemuan di sana.
Pada 2023, Desa Pulau Baguk masuk daftar 18 desa wisata terbaik di Nusantara menurut Kementerian Desa PDTT. Pada tahun yang sama, BUMDes Karya Mandiri juga diganjar penghargaan BUMDes rintisan terbaik di Aceh Singkil.
Hardi
Lahir: Kepulauan Banyak, 1 Januari 1978
Pendidikan terakhir: Sekolah Menengah Atas
Pekerjaan: Kepala Desa Baguk, Kepulauan Banyak, Aceh Singkil