Bagi Bima Arya Sugiarto, Apeksi adalah organisasi yang penuh warna. Maka tak heran setiap kali perhelatan Apeksi digelar, semua wali kota akan pasrah diwarnai apa saja.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·2 menit baca
Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia atau Apeksi Bima Arya Sugiarto setidaknya berbicara perihal warna pada dua kesempatan di Makassar. Pertama, saat acara gala dinner yang digelar di Anjungan Pantai Losari, Selasa (11/7/2023) malam. Kedua, pada pembukaan Rakernas XVI Apeksi keesokan harinya.
Di hadapan para wali kota saat acara makan malam, Bima mengatakan betapa Apeksi berwarna-warni. Begitu berwarna hingga setiap kali acara digelar di kota-kota, para wali kota harus pasrah diwarnai apa saja.
“Apeksi itu warna-warni. Seluruh warna ada. Dari tahun ke tahun, rakernas ke rakernas, kami pasrah diwarnai apa saja. Ada yang suka biru, tetapi dimerahkan. Ada yang kuning dibirukan, biru dihijaukan. Waktu di Medan, kami dimerahkan. Di Batam dibirukan dengan sedikit nuansa kuning. Di Makassar kami sudah bersiap dengan warna biru dan ternyata kami dimerahkan. Tetapi, tak pernah ada yang protes,“ katanya, yang sontak disambut tawa para tamu yang hadir.
Saat pembukaan rakernas, Wali Kota Bogor ini kembali menyentil soal warna. Hal ini terkait penutup kepala khas suku Makassar yang disebut passapu yang dikenakan seluruh wali kota. Penutup kepala ini juga seperti yang dikenakan oleh Sultan Hasanuddin, Raja Gowa.
“Kami diberi penutup kepala namanya passapu. Warnanya merah. Ternyata kami dapat penjelasan bahwa sejak dulu warnanya memang cuma satu, merah. Enggak ada warna lain. Kata Pak Wali (Ramdhan Pomanto), warna ini ada sebelum Sultan Hasanuddin kenal politik,“ katanya yang lagi-lagi disambut tawa.
Sebagian orang lalu mengaitkannya dengan situasi politik saat ini dan peristiwa sebelumnya saat Wali Kota Makassar menyatakan mundur dari Partai Nasdem. Sejauh ini belum diketahui ke mana Ramdhan Pomanto akan berlabuh, tetapi santer terdengar ke partai berwarna merah.